Kamis, 17 Februari 2011

Cinta Bola Bilyard (17: Aku Pulang)

Hari ini akhirnya aku mendapatkan cuti lagi untuk kembali pulang ke Jakarta, tujuanku hanya satu, aku harus secepatnya menemui Adinda. Namun aku sedikit kecewa karena disaat aku meminta Adinda untuk menjemputku dia justru lebih memilih untuk menemani Angga. Tapi mungkin ini memang salahku karena disaat Dinda terluka justru Angga yang selalu ada untuknya. Akhirnya aku menelpon Dinda untuk mengabarkan bahwa aku sudah sampai di Jakarta
“Din, Abang udah sampai di Jakarta neh” kataku mengabarkan
“Alhamdulillah Bang, sekarang Abang lagi dimana?”
“masih di bandara seh Din, mau ketemu dimana neh Din? Soalnya abang lupa jalan kerumah kamu”
“hmm,,, gimana ya Bang, hari ini aku gak bisa, aku harus nemenin Angga ngelab” jawab Dinda membuat aku semakin kesal… kenapa sepertinya Dinda menjadi semakin dekat dengan Angga dan seperti berusaha menjaga jarak denganku.
“ ya udah kalau besok aja gimana? Besok kamu liburkan?”
“ hmm… gimana ya Bang?”
“ayolah Din, masa kamu ga kangen seh sama Abang?!” rayuku
“ya udah deh Bang, mau ketemuan dimana?”
“di Depok Town Square aja ya..”
“ok deh Bang kalau gitu, jam 10 aja ya” kata Dinda akhirnya menyetujui
“ok deh, sampai ketemu besok ya Din”
“iya Bang, ya udah Abang masih dijalankan Abang hati – hati ya” pesan Dinda mengakhiri pembicaraan.
Akupun langsung pulang kerumah, dan mama ku menyambut hangat diriku
“koq pulang gak ngabarin dulu seh Jun? tanya mama heran
“Juna dapat cuti tambahan mah, makanya Juna bisa pulang”
“tapi mama heran biasanya kalaupun dapat cuti tambahan kamu paling males kalau disuruh pulang, ada apa sebenernya Jun?” tanya mama curiga
“Juna lagi jatuh cinta mah” jawabku jujur
“Jatuh cinta?? Cewe mana lagi yang jadi korban kamu Jun” canda mama, karena memang harus aku akui selama ini mama bahkan semua orang menganggapku seorang playboy. Tapi dengan Dinda, aku benar – benar merasa kan jatuh cinta yang teramat dalam
“kali ini Juna serius mah, Juna sayang banget sama dia”
“siapa gadis itu Jun?”
“namanya Dinda mah, walaupun sampai sekarang Juna belum bisa mendapatkan dia, tapi Juna yakin mah dia calon istri yang tepat buat Juna”
“calon istri Jun? kamu serius?”
“iya mah, kali ini Juna serius Juna, ga mau main – main lagi, Dinda beda banget mah dari cewe – cewe Juna dulu”
“trus Putri gimana?”
“ah… cewe kaya gitu gak pantas untuk dipertahankan mah”
“maksud kamu? Cewe kaya gimana?”
“iya cewe yang hanya melihat seseorang dari harta dan jabatan, tapi Dinda beda mah, makanya Juna sampai tergila – gila sama dia”
“ mama jadi penasaran, kapan kamu mau mengenalkan Dinda sama mama”
“sabar dong mah, Dinda itu jinak – jinak merpati jadi gak bisa buru – buru buat mengambil hatinya harus pelan – pelan”
“ ya udah deh, mama akan tunggu kamu membawa Dinda kesini, mama seneng akhirnya kamu bisa serius juga sama cewe Jun”
“ doain aja ya mah, semoga Dinda bisa benar – benar jadi milik Juna seutuhnya”
“ mama selalu mendoakan untuk kebahagiaan kamu Juna”
“ ya udah Juna Istirahat dulu ya mah” kataku sambil berjalan kedalam kamar dan istirahat karena badanku memang terasa agak lelah setelah melakukan perjalanan.

****

Cinta Bola Bilyard (16: Angga Vs Arjuna)

Weekend bagiku adalah hari paling malas sedunia, dimana aku bisa bebas bangun siang dan bermalas – malasan. Aku baru terbangun saat mama membangunkanku untuk sarapan. Dengan malas aku langsung pergi kekamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi, baru setelah itu aku sarapan. Selesai sarapan aku langsung nonton TV namun tak lama karena ada orang yang mengucapkan salam dan ternyata Angga. Angga seorang pria yang tak pernah mengenal lelah untuk meyakinkan aku bahwa dia sangat tulus mencintaiku. Angga yang ada dihadapanku kini memang sangat berbeda dengan sosok Angga yang enam bulan yang lalu saat ia masih menjadi kekasihku. Kini Angga adalah seorang pria dewasa yang sangat perhatian dan pantang menyerah demi membuktikan betapa tulus cintanya padaku. Lalu kenapa aku selalu cuek dan bersikap sinis terhadap Angga?? memang masih ada rasa kecewa karena pengkhianatan Angga enam bulan yang lalu, tapi sikap Angga tiga bulan ini aku rasa sudah bahkan sangat cukup untuk menebus semua kesalahanya dulu.
“Hei ko bengong aja seh Din?” tanya Angga mengangetkanku
“owh gak Ko, btw skripsi kamu gimana Ga?” tanyaku karena setauku sampai saat ini Angga belum juga dapat menyelesaikan skripsinya. Entah apa masalahnya? Aku selama ini memang tidak mau tau dengan semua ini.
“belum beres Din”
“loh kenapa? Tapi penelitiannya udah selesaikan?”
“belum kemaren ada kesalahan jadi harus penelitian ulang”
“trus kenapa koq akhir – akhir ini kamu malah jarang kekampus?”
“aku kan ingin nemenin kamu Din, apalagi kamu habis sakit trus kamu banyak masalah akhir – akhir ini, aku gak mau kamu sedih terus - menerus makanya aku ingin selalu ada disisi kamu” jawab Angga membuat aku sangat terharu. Ya Tuhan ternyata Angga benar – benar perhatian sama aku, kenapa justru aku selalu bersikap sinis kepada Angga
“Hari ini lab buka gak?” tanyaku setelah mampu menguasai perasaanku sendiri
“memangnya kenapa Din?”
“buka gak?”
“buka seh memang kenapa?”
“kita ngelab aja yu hari ini kita selesaiin penelitian kamu”
“kamu mau nemenin aku ngelab Din?” tanya Angga tak percaya
“iya, aku pengen liat kamu secepatnya jadi Sarjana”
“kamu serius Din?”
“iya, aku mandi dulu ya setelah itu kita langsung kekampus” kataku sambil bergegas mandi.
Selesai mandi aku dan Angga langsung bergegas menuju kampus dan laboratorium kimia IPB tempat Angga melakukan penelitian
“aku baru neh, masuk lab kimia”
“ini namanya lab kimia fisik Din, aku bisa nginep disini”
“memang boleh?” tanyaku heran
“bukan boleh Din, tapi ya memang harus kalau lagi penelitian reaksi kimia yang butuh waktu lebih dari 12 jam kan pasti sampai tengah malam harus ditunggu”
“owh gitu ya, ko kita malah ngobrol aja seh?, kamu sambil penelitian dunk”
“oh ya kamu tunggu bentar ya Din, aku cuma ngereaksiin sebentar, tapi yang lama nunggunya” kata Angga sambil mulai membuat reaksi kimia yang jujur aku sama sekali tidak mengerti walau dulu aku jurusan IPA saat SMA tapi aku tidak pernah belajar reaksi sekompleks ini.
“udah Din, tinggal ditunggu aja” kata Angga sambil menghampiriku
“kayanya simple benget ya Ga, tapi ko kamu lama seh menyelesaikannya”
“males aja nunggguinnya Din, kalau dari dulu kamu mau nemenin aku ngelab pasti udah beres”
“kamu harus semangat dunk Ga, memang kamu gak mau secepatnya wisuda?”
“ya pasti maulah Din, apalagi kamu nanti dampingi aku saat wisuda” kata Angga membuat aku hanya tersenyum.
Tiba – tiba handphoneku berbunyi dan ternyata dari Bang Juna, jujur aku agak malas untuk megangkatnya. Hari ini aku hanya ingin menemani Angga untuk menebus semua rasa bersalahku yang selalu jutek sama Angga akhir – akhir ini
“ko gak diangkat Din, dari siapa?” tanya Angga heran
“Bang Juna Ga” jawabku membuat Angga terlihat agak cemburu
“ya udah gak usah diangkat Din, mengganggu aja”
“iya Ga, btw gimana tuh penelitian kamu?” tanyaku mengalihkan pembicaraan
“masih lama Din, harus nunggu tiap dua jam sekali baru di cek”
“ tapi itu gak dicek dulu Ga, takutnya terlalu panas atau gimana gitu” kataku bermaksud untuk membuat Angga menjauh dariku karena ada sms dari Bang Juna
“ya udah aku cek sebentar ya Din” kata Angga meninggalkanku
Akupun langsung membaca sms Bang Juna
“sayang lagi pain seh? Ko telponnya gak diangkat”
“aku lagi nemenin Angga ngelab Bang, nanti aja ya telponnya” balasku agar Bang Juna tidak lagi berusaha menghubungiku.
“Din, kamu yakin mau nemenin aku? Lama loh Din”
“iya Ga santai aja, lagian aku juga gak ngapa2in ko dirumah”
“kalau gitu makasih ya Din, aku seneng banget kamu mau nemenin aku”
“iya selama ini kamu juga udah baik banget sama aku”
“Din, apa kamu udah bisa memberikan aku kesempatan kedua? “ lagi – lagi pertanyaan itu muncul membuat aku bingung harus menjawab apa
“tolong jawab Din” desak Angga
“Ga, kita gak usah bahas itu ya” pintaku
“tapi kenapa Din?”
“Ga, kalau kita berdua jodoh seberapa berat apapun cobaan yang kita alami kita pasti bersama Ga, jadi biar waktu yang jawab semua Ga”
“apa kamu udah gak sayang aku Din?”
“aku sayang kamu Ga, bahkan mungkin aku sangat sayang sama kamu, tapi aku belum siap buat membuka hati aku buat siapapun, jadi biar waktu yang jawab semua ini Ga”
“apa karena Arjuna Din?”
“jujur Ga, aku memang sayang sama Bang Juna bahkan rasa sayang ini sampai bikin aku merasa sakit seperti ini, tapi aku ikhlas karena aku sadar ini adalah konsekuensi yang harus aku terima, aku bingung Ga, kalian dua pria yang sama – sama aku sayangi, dua orang yang sama- sama mengisi hidup aku, makanya sulit bagi aku untuk memilih kamu atau Bang Juna”
“Din, kamu benar – benar cinta sama Bang Juna”
“aku gak bisa jawab sekarang, tapi apapun pilihan aku nanti boleh aku minta sesuatu dari kamu?”
“apa Din, kalau aku bisa pasti aku kabulkan”
“aku cuma ingin kamu jangan sia – siakan hidup kamu Ga, apalagi kamu sampai menghancurkan masa depan kamu cuma karena aku, aku tau selama ini kamu ingin selalu menemani aku tapi aku ga suka kamu sampai menelantarkan skripsi kamu seperti ini, aku ingin kamu jadi pria yang sukses Ga, buat aku bangga sama kamu” pintaku
“iya, aku janji Din, akan membuat kamu bangga mengenal aku suatu hari nanti, dan kamu juga harus tau, aku masih selalu menunggu kesempatan kedua dari kamu” kata Angga sambil mengenggam erat tanganku
“aku gak janji Ga, tapi kalau kamu memang yang terbaik untuk aku pasti suatu hari nanti kita akan sama – sama lagi”
“iya Din, aku sangat mengharapkan itu terjadi”
“mudah – mudahan Ga”
“btw Ga, udah dua jam, kamu cek tuh reaksinya” kataku meninggatkan membuat Angga langsung mengamati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi.
“gimana Ga, sukses?” tanyaku sambil mendekati Angga
“sukses Din, untung kamu ngingetin aku”
“syukur deh kalau gitu, tapi kayanya aku harus pulang deh Ga, aku lupa bawa obat aku”
“kamu sakit lagi Din?”
“ga ko kemaren Cuma agak flu aja”
“ya udah aku anter kamu pulang ya”
“ga usah, kamukan harus selesaikan penelitian kamu,aku bisa pulang naik taksi ko”
“bener gak apa – apa? Aku khawatir kamu pulang sendiri, gini aja aku anter kamu pulang dulu gak sampai dua jam juga kan”
“Ga, jangan bikin aku kecewa ya, kamu selesaikan aja penelitian kamu, aku bisa pulang sendiri ko”
“ya udah deh, kamu hati – hati ya”
“iya, kamu semangat ya, inget aku dah gak sabar pengen liat Angga Prasetyo,S.Si” godaku membuat Angga tersenyum.
Akupun langsung pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku teringat kalau aku janji akan menghapus no hp Bang Juna di facebook. Makanya aku langsung menyalakan laptopku dan online melalui facebook Bang Juna. Setelah menghapus no handphone Bang Juna aku tergoda untuk membaca pesan – pesan yang ada di facebook Bang Juna. Ada dorongan yang sangat besar yang membuat aku ingin mencaritahu mungkin saja ada pesan dari Putri, dan benar saja banyak pesan dari Putri untuk Bang Juna, tapi ada satu pesan balasan dari Bang Juna yang membuat aku sangat shock membacanya
Arjuna : Put, gw dah baca smua wall gw...kayanya dlu gw sangat sayang dan cinta ma lw ya? maafin gw klo dah jahat sama lw...mgkn gw melakukan ini bwt hilangin rasa sayang dan cinta gw yg sgt bsar ma lw Put...biarlah gw yang berkorban walaupun otak gw dimacam2in buat hlangin cinta gw ma lw...tapi tlong gw Put,bantu gw agar gak minum obat gw lg gara2 migrain...asal lw tw Put,obat gw ada kandungan morfinnya bwt hilangin rasa sakit...klo lw gak bs lupain gw,omng kosong Put..mungkin waktu yg akan menghapus gw dari ingatan lw jg...sekali lg maafin gw ya..biar kenangan cinta gw kubur dlm2..gw jg smakin yakin,ga ada cinta yg sejati di dunia ini Put...jd tolong jauhin,benci dan lupain gw agar gw gak jd kecanduan morfin gara2 lw.
Ya Tuhan.. Morfin kenapa Bang Juna sampai harus mengkonsumsi morfin? Padahal Bang Juna seorang angkatan laut, ini gak bisa didiamkan aku gak mau karir dan masa depan Bang Juna hancur karena morfin. Aku udah gak bisa lagi membiarkan Bang Juna bersama Putri, aku gak ingin Bang Juna menjadi rusak dan hancur karena dia. Aku gak akan pernah rela Putri kembali menganggu dan menghancurkan hidup Bang Juna.
Aku langsung menelpon Bang Juna
“Hallo Assalamualaikum?”
“waalaikum salam, udah sayang nemenin Angganya” tanya Bang Juna dengan nada cemburu, tapi ada hal yang lebih serius yang harus aku selesaikan dibanding mengurus kecemburuan Bang Juna
“Bang tolong jawab jujur, bener obat pengurang rasa sakit yang Abang minum ada kandungan morfinnya?” tanyaku serius
“iya Din, untuk mengurangi rasa sakit”
“kenapa seh Bang? Emang ga ada obat lain?” tanyaku marah
“Temen Abang yang Hypnotherapy, segaja kasih obat yang ada morfinnya supaya Abang ga bergantung sama obat itu untuk mengurangi rasa sakit”
“trus sampai sekarang Abang masih minum obat itu?”
“gak ko Din, udah gak lagi sejak kamu nemenin Abang tiap migran abang udah gak pernah minum obat itu lagi”
“bener Abang gak bohong?”
“buat apa seh, Abang bohong sama kamu”
“Bang, aku mau abang buang obat itu sekarang, gak usah minum obat itu lagi”
“iya sayang,Abang janji”
“jangan janji doang Bang, buang sekarang” desakku
“tapi kalau Abang migran lagi gimana Din?”
“Abang bisa telpon aku, aku akan abang nemenin Abang ngobrol atau Abang tidur aja itu jauh lebih baik Bang”
“iya Din iya”
“ya udah sekarang buang obatnya” pintaku lagi
“iya sayang ini Abang buang ya” kata Bang Juna akhirnya
“bener obatnya udah dibuang, Abang ga bohongkan?”
“iya sayang udah dibuang”
“Abang kenapa seh Bang sampai harus minum obat – obatan kaya gitu”
“ya mungkin Abang kemarin terlalu kecewa Din, tapi sekarangkan udah ada kamu yang nemenin Abang jadi Abang jauh lebih tenang”
“aku sayang Abang, aku ga mau Abang rusak Cuma karena cinta Bang, itu kenapa dari awal aku gak pernah setuju Abang sama Putri sekarang terbuktikan Abang jadi kaya gini”
“iya sayang, maafin Abang ya”
“ya udah deh Bang aku cape aku mau tidur dulu ya…”
“iya sayang, met bobo ya..”
“Bang, aku mohon ya Bang jangan rusak masa depan apa hanya demi wanita” pintaku
“iya sayang, abang janji” janji Bang Juna membuat aku merasa tenang.
Dan akhirnya karena akupun merasa sangat lelah akhirny akupun tertidur.

****

Selasa, 08 Februari 2011

Cinta Bola Bilyard (15: Semua Bukan Salahmu Dinda)

Saat aku sedang santai setelah menyelesaikan tugasku. Adinda menelponku aku sangat senang karena Adinda sudah mulai mau menelponku lagi. Karena sejak kejadian Putri selalu aku yang memulai komunikasi dengan Dinda
“ Hallo. Assalamualaikum” sapa Dinda
“waalaikum salam sayang, udah pulang kerja belum?” Jawabku dengan hangat
“udah Bang aku udah dirumah”
“ko tumben cepet?”
“iya Bang lagi pengen pulang cepet aja”
“tapi sayang gak apa – apa kan?”
“gak ko Bang, aku gak apa – apa, oya Bang ada yang mau aku certain sama abang”
“cerita apa seh sayang?” tanyaku penasaran karena dari nada suara Dinda sepertinya ada hal serius yang ingin ia bicarakan
“Soal Putri Bang, aku harus jujur sama abang”
“Jujur apa Din??”
“sebelumnya aku minta maaf Bang, mungkin aku adalah penyebab semua ini Bang”
“maksud kamu apa Din?”
“Dulu aku sempat menentang hubungan Abang dengan Putri, mungkin karena itu hubungan Abang dan Putri jadi berantakan sampai akhirnya Abang hypnotherapy, mungkin kalau aku ga pernah ada diantara kalian berdua, abang gak akan seperti ini, abang mungkin udah bahagia sama Putri, maafin aku ya Bang udah ngerusak kebahagiaan abang, kalau abang mau aku bisa bantu abang untuk memperbaiki hubungan Abang dengan Putri” tutur Dinda terisak membuat aku merasa sangat bersalah. Kenapa Dinda sampai berpikiran seperti ini? Dinda… Dinda kamu memang wanita paling bijaksana dan berhati lembut yang aku kenal. Jujur aku semakin kagum dan mencintai kamu Dinda
“Gak ko Din, kamu gak salah, Abang udah tau semua dan bukan kamu penyebab rusaknya hubungan Abang dengan Putri tapi memang Ibu Abang gak pernah setuju Abang jadian sama Putri, makanya Abang putus sama Putri, bukan karena kamu” kataku mencoba menenangkan Dinda
“Abang gak bohongkan? Abang dulu sayang banget sama Putri tapi aku gak pernah setuju dengan hubungan kalian, mungkin karena itu Putri jadi ngejauhin Abang dan akhirnya jadi seperti ini”
“Dinda, udah ya kamu gak usah merasa bersalah seperti ini karena kamu memang gak salah, yang terpenting sekarang kamu ada untuk abang, itu udah cukup buat Abang”
“sekali lagi maafin Dinda ya Bang” kata Dinda terisak
“sssssttttt.. udah dong sayang jangan nangis ya, kamu gak salah ko, Abang justru ngerasa sangat sedih kalau kamu nangis seperti ini, udah ya sayang ya”
“Iya Bang, makasih ya?”
“makasih buat apa sayang?” tanyaku heran
“makasih Abang udah maafin aku, aku lega banget”
“sayang justru Abang yang terima kasih sama kamu, karena kamu selalu nemenin Abang selama ini”
“sama – sama bang”
“oya sayang, tolong hapusin no hp Abang dari facebook dong, soalnya makin banyak yang telpon2 Abang gak jelas neh bikin Abang pusing, Putri juga tau no Abangkan dari Facebook” kataku mencoba mengganti topik pembicaraan
“memang gak bisa melalui handphone ya Bang?”
“gak bisa sayang, ya udah nanti email dan passwordnya Abang sms ke kamu ya”
“iya Bang nanti aku hapus, btw Abang dah ga migran lagikan?”
“gak ko,Putri juga kan udah gak hubungi Abang lagi”
“syukur deh kalau begitu Bang, aku seneng dengernya”
“iya, ini karena doa kamu juga sayang. Oya sayang kamu udah makan belum?”
“udah ko Bang, Abang sendiri udah makan belum?”
“Udah, oya sayang awal bulan besok Abang akan pulang”
“loh ko tumben Bang cepat? Biasanya enam bulan sekali Abang baru pulang?” tanya Dinda heran
“Abangkan pengen ketemu kamu” godaku
“bilang aja Abang mau ketemu Putri” jawab Dinda membuat aku kaget
“bener ko Abang pengen ketemu kamu sayang, pengen liat wajah cantik kamu”
“aku gak secantik Putri Bang, mungkin Abang juga lupa sama wajah aku”
“Abang gak pernah lupa wajah kamu Din, bukan hanya fisik kamu Din tapi hati kamu juga jauh lebih cantik dibanding Putri”
“Ah.. Abang gombal aja, liat nanti aja deh Bang”
“ko gitu seh jawabnya Din?”
“aku cape Bang aku mau istirahat dulu ya” jawab Dinda datar membuat aku heran kenapa Dinda sepertinya kembali menjaga jarak denganku?
“ya udah kamu istrihat aja dulu, oya jangan lupa ya tolong hapusin no HP Abang di Facebook”
“iya Bang, kirimiin aja ya email dan passwordnya”
“ok nanti Abang sms ya, ya udah kamu istirahat ya, met istirahat sayangku”
“makasih Bang, assalamualaikum”
“wa’alaikum salam” jawabku.
Aku langsung mengirimkan email dan password Facebookku kepada Dinda, aku sengaja memberikan password facebook ku kepada Dinda. Aku ingin Dinda mengetahui dan membaca message – message dari Putri biar Adinda tidak mengalami keraguan lagi seperti ini. Ya Tuhan kenapa mendadak Dinda jadi berubah sikap terhadapku. Kenapa Dinda menjadi lebih cuek, apakah mungkin perasaan bersalahnya yang membuat Dinda berubah seperti ini? ini semua salah aku Dinda. Kamu tidak pernah salah dan tidak usah merasa bersalah. Karena kamu memang tidak melakukan kesalahan apapun Adindaku.

Cinta Bola Bilyard (14: Apa Salah Jika Aku Merasa Bahagia??)

Hampir dua minggu ini aku merasakan kembali kebahagiaan saat bisa bercanda dan tertawa lepas bersama Bang Juna. Yah walau hanya melalui telpon tetapi aku sudah merasa amat bahagia. Bisa dikatakan memang komunikasi antara aku dan Bang Juna hampir 90% melalui telpon. Hal ini karena Bang Juna tugas diluar daerah dan sangat jarang pulang ke Jakarta. Namun dizaman modern seperti ini jarak memang sudah tidak jadi masalah karena aku dan Bang Juna tetap bisa berkomunikasi kapan pun dan dimanapun.
Jujur dalam hati kecil aku bersyukur Bang Juna melakukan hypnotherapy yang membuat Bang Juna lupa dan menjauh dari Putri. Yah, walaupun aku mencoba kuat dengan berusaha tersenyum menyaksikan kedekatan Bang Juna dan Putri tapi aku juga wanita biasa yang punya rasa cemburu dan rasa marah karena telah ditusuk dari belakang oleh sahabatku sendiri. Dan mungkin ini adalah jawaban dari doaku selama ini, Bang Juna melakukan Hypnotherapy yang akhirnya mengembalikan Bang Juna disisiku. Mengembalikan sosok pria yang bisa menenangkan hatiku dan bisa membuat aku merasa nyaman disisinya.
Dering handphone menghancurkan lamunanku
“Hallo sayang” sapa Bang Juna membuat aku kaget sekaligus bahagia mendengar sapaan sayang dari Bang Juna
“ihh… abang panggil – panggil sayang”
“memangnya kenapa? Ga Boleh?”
“bukannya ga boleh Bang, tapi nanti ada yang marah lagi”
“siapa yang marah cowo kamu ya?”
“ yah Abang lupa juga ternyata, Dinda kan gak punya cowo Bang”
“trus siapa yang marah?”
“Putri”
“ye.. apa hak Putri buat marah? Pokoknya boleh ataupun gak boleh Abang tetap panggil kamu sayang, karena Abang sayang kamu” kata Bang Juna bersikeras. Jujur aku senang sekali akhirnya Bang Juna kembali memanggil aku sayang setelah panggilan itu sempat hilang saat Bang Juna bersama Putri
“ ko maksa seh Bang?”
“ biarin aja, oya sayangku udah makan belum?”
“ini baru mau makan Bang, abang sendiri udah makan belum?”
“ udah dong, ko sayang belum makan seh jam segini?”
“iya tadi ada kerjaan yang harus segera diselesaikan”
“ya udah sekarang kamu makan ya sayang”
“ya udah deh Bang aku makan dulu ya”
“met makan ya sayangku, asalamualaikum”
“Wa’alaikum salam Bang Juna” jawabku sambil tersenyum senang
“Telepon dari Bang Juna ya Din” tanya seseorang menganggetkan dan ternyata orang itu adalah Angga
“eh kamu Ga, kamu ko ada disini?” tanyaku heran
“kenapa gak boleh?”
“ya boleh, Cuma kok ga bilang – bilang seh kalau kamu mau kesini”
“bagaimana aku mau bilang kalau telpon kamu selalu sibuk”
“ya kamukan tau kerjaan aku sering terima telpon dari klien”
“klien atau Arjuna Din?”
“kamu kenapa seh Ga? Ko marah – marah gini?”
“Din kamu jawab jujur kamu berhubungan lagi kan dengan Arjuna”
“ya memang kenapa Ga?”
“Dinda kamu lupa dengan semua yang telah dilakukan Arjuna? Aku gak mau kamu sakit lagi Din?”
“udahlah Ga itukan masa lalu sekarang Bang Juna lagi butuh aku dan aku harus nolong dia”
“ Dinda, Juna hanya hypnotherapy kan?”
“kamu tau dari mana?”
“gak penting aku tau darimana, yang pasti orang amnesia aja bisa inget lagi apalagi Cuma hypnotherapy?”
“maksud kamu?”
“saat ini Juna memang lupa sama Putri tapi suatu saat dia pasti ingat lagi Din, dan saat itu dia akan kembali lagi sama Putri” jelas Angga dan aku membenarkan apa yang dikatakan Angga sepintar apapun aku mencoba menjauhkan Bang Juna dan Putri suatu saat Bang Juna akan ingat kembali pada Putri
“Din, aku gak ada maksud apa – apa aku Cuma gak pengen kamu terluka lagi” kata Angga sambil menggenggam erat tangganku.
“trus aku harus gimana Ga?” tanyaku binggung
“lupakan Arjuna, selama ini kamu udah bisa Din melupakan Arjuna, jangan kamu gali lagi kenangan yang bikin kamu sakit”
“aku gak bisa Ga meninggalkan Bang Juna dalam kondisi kebingungan seperti ini, dia sama sekali gak inget apa – apa Ga”
“kamu bisa Din, aku akan Bantu kamu”
“aku pusing Ga”
“maaf Din aku dah bikin kamu pusing, ya udah kamu makan dulu ya” kata Angga menyuruhku makan, namun nafsu makanku sudah hilang akhirnya aku hanya minum jus dan langsung kembali kekantor.
Selama dikantor aku sama sekali tidak bisa konsentrasi aku terus memikirkan perkataan Angga benar yang Angga katakan. Apakah aku siap merasa sakit kembali jika aku terus bertahan dan memaksakan diri berada disisi Bang Juna??. Bang Juna bersikap manis seperti ini karena dia hanya mengingatku bagaimana jika nanti dia kembali mengingat Putri pasti Bang Juna kembali meninggalkan aku.
“hey bengong aja” sapa Diani mengagetkan aku
“ya ampun lw ngangetin aja seh”
“lagian bengong aja, mending keluar yu”
“kemana?”
“kemana aja bilang aja meeting sama customer” ajak Diani
“ ya udah deh gw juga lagi suntuk neh” kataku akhirnya kamipun pergi ke Pondok Indah Mall dan nongkrong di starbuck sambil minum kopi
“lw kenapa seh Din, gw perhatiin dari tadi lw bengong aja”
“Gw bingung Di..”
“masalah Bang Juna ya? Ya Ampun Din ngapain seh lw masih mikirin Bang Juna, yang gw tau gara – gara Bang Juna lw sering banget nangis, mending lw mikirin Angga yang jelas – jelas sayang dan perhatian banget sama lw”
“ko lw ngomong gitu seh?”
“ ya sekarang lw realistis deh Din, ok Bang Juna sekarang Baik sama lw, care sama lw, tapi itu karena Bang Juna gak inget apa – apa, kalau dia udah inget semua dia akan ninggalin lw lagi” tutur Diani membuat aku terdiam dan berpikir memang benar yang di bilang Diani dan Angga.
“tapi gw gak bisa bohong Di… gw sayang sama Bang Juna”
“Din, cewe tuh lebih mudah belajar untuk mencintai, lebih baik lw milih cowo yang sangat mencintai lw daripada yang lw suka tapi dia gak suka sama lw, cowo gak akan pernah bisa belajar untuk mencintai Din, karena mereka ditakdirkan untuk memilih bukan dipilih”
“apalagi lw udah punya Angga Din, gw liat dia tulus mencintai lw, dan bulshit Din kalau lw gak cinta sama Angga karena kalian pernah pacaran kan”
“Gw bingung Di… jujur gw seneng Bang Juna hypnotherapy dan gw gak mau Bang Juna menderita kaya gini” ucapku dan tanpa sadar air mataku sudah mengalir di pipi
“Din, lw sayang banget ya sama Bang Juna?”
“gw bingung Di.. gw gak ngerti dengan semua ini, gw sayang Angga dan Bang Juna, gw ga pengen mereka menderita” kataku terisak
“Gw ngerti Din, Cuma siapapun pilihan lw nanti jangan pernah ada kebohongan Din”
“maksud lw?”
“yah, terutama dengan Bang Juna, jangan lw bohongi Dia, jangan pernah tutupi sesuatu dari dia, cerita kan semua yang sebenarnya terjadi begitupun ke Angga jangan pernah lw berikan dia harapan palsu kalau memang harapan itu tak pernah ada”
“makasih ya Di… gw balik dulu ya, kepala gw pusing”
“ya udah sana lw pulang, tenangkan diri lw”
“lw gak mau bareng?”
“lw duluan aja gw masih mau disini dulu”
“ya udah ya, gw balik duluan”
Akupun akhirnya langsung kembali kerumah. Dirumah aku terus berpikir apa yang harus aku lakukan. Memang benar apa yang dikatakan Diani, tidak boleh lagi ada kebohongan aku harus menceritakan semua kepada Bang Juna, tidak boleh ada kebohongan sedikitpun.

***

Cinta Bola Bilyard (13: Semua Karena Ku Cinta Dinda)

Baru saja Dinda menelponku dari nada suaranya aku dapat merasakan kecemasan Dinda yang begitu besar terhadapku. Yah tadi aku sengaja mematikan handphone saat aku beristirahat, aku hanya ingin tenang sejenak setelah hampir seminggu istirahatku tidak teratur karena menjalankan tugas yang aku emban. Tapi untuk meyakinkan Dinda bahwa aku benar – benar melakukan hypnotherapy aku bilang kalau aku tadi pingsan, aku ingin tahu bagaimana reaksi Dinda. Dan ternyata reaksi Dinda sangat sesuai dengan apa yang aku harapkan karena Adinda terlihat sangat panik dan mengkhawatirkan kondisiku.
Dinda… Dinda… andai kamu ada disini saat ini ingin sekali aku memeluk erat dirimu karena aku tau dengan adanya dirimu disisiku akan memberikan aku kedamaian dan ketentraman. Aku sudah tidak sabar Dinda, aku ingin kau segera menjadi miliku. Tapi apakah kau masih mau menerimaku setelah aku menyakitimu begitu dalam, walau tujuanku sebenarnya ingin mengetahui seberapa tulus kau menyayangi aku. Tetapi aku sadar Dinda permainanku ini telah menimbulkan luka dihatimu yang sangat lembut. Dan pasti bukan hal yang mudah untukku mendekatimu lagi karena aku tau Dinda, walau Putri juga telah mengecewakanmu, tapi kau tidak akan pernah mau menyakiti hati sahabatmu meskipun kau telah tersakiti terlebih dahulu.
Aku janji Dinda, sudah cukup sampai disini permainan ini, aku tidak rela ada lagi air mata yang mengalir dari matamu yang indah, tidak ada lagi rasa sakit yang kau rasakan karena permainanku ini. semua sudah cukup bagiku, karena aku sudah tahu betapa tulusnya cintamu padaku, akan janji akan menebus semua air mata yang telah mengalir dipipimu dengan senyum kebahagiaan, dengan tawa keceriaan untukmu Dinda. yah hanya untuk mu seoarang bidadari hatiku. Apapun akan aku lakukan demi Adindaku tersayang!!!.
Tiba – tiba dering handphone membuyarkan lamunanku dan ternyata Putri yang menelpon, sebenarnya ada rasa enggan dihatiku untuk mengangkat telpon dari Putri tapi aku harus segera mengakhiri permainan ini.
“Hallo Assalamualaikum” sapaku
“Hallo Bang, gi pain? Ko susah banget seh Bang dihubunginya?”
“ Gi tiduran aja Put, Put gw udah tau siapa lw”
“lw tau dari siapa Bang?”
“ gw tau dari Dinda, dan Dinda bilang gw harus jauhin lw, karena lw yang dah bikin gw kaya gini”
“ Bang, asal lw tau ya, yang harusnya lw jauhin tuh bukan gw tapi DINDA” kata Putri kesal dari sini aku bisa mengetahui bagaimana sifat Putri yang sebenarnya. Berbeda sekali dengan Dinda yang selalu berusaha menjaga hati dan tidak ingin menyakiti Putri sampai akhirnya Dinda menjaga jarak denganku selama ini. Dari sikapnya ini sangat terlihat kalau Putri benar – benar egois hanya mementingkan kebahagiaanya sendiri. Kasian Dinda sudah terlalu banyak yang dia berkorban untuk orang yang sebenarnya tidak layak disebut sebagai sahabat.
“loh kenapa?? Dinda sangat baik sama gw, bahkan dia care banget sama gw” bantahku
“asal lw tau ya Bang, dulu tuh Dinda yang selalu berusaha menghancurkan hubungan kita” cerita Putri terisak
“gw yakin Dinda ga kaya gitu, buktinya lw yang slalu bikin gw sakit kepala bukan Dinda, sama Dinda justru gw ngerasa nyaman banget” kataku membuat Putri semakin kesal
“itu karena lw hypnotherapy Bang, dan Dinda penyebab semua ini!!”
“kenapa seh lw nyalahin Dinda terus, bukannya Dinda sahabat lw ya?”
“karena Dinda yang dah bikin lw berubah”
“asal lw tau Put, gw berubah pasti karena keinginan gw sendiri bukan karena Dinda atau siapapun karena ga ada yang berhak mengatur hidup gw, lw ga perlu nyalahin orang lain apalagi nyalahin Dinda”
“tapi Bang…..”
“udah lah kepala gw sakit, assalamualaikum” kataku sambil memutuskan hubungan telepon.
Aku langsung sms Dinda entah kenapa aku selalu merasa rindu dengan Dinda, aku ingin selalu mengetahui kabar Dinda
“Din, udah pulang kantor belum? Jangan lupa makan ya”
Sudah hampir setengah jam aku sms Dinda tapi belum juga ada balasan mungkin Dinda sedang di jalan.
“Ya Allah lindungilah selalu kekasih hatiku dimanapun dia berada” doaku dalam hati
Sambil menunggu balasan dari Dinda akupun membuka facebook siapa tau aku bisa mengetahui apa yang sedang dilakukan Dinda melalui statusnya. Sudah lama aku tidak mengecek status – status Dinda. Ya ampun ternyata benar selama ini aku telah membuat Dinda sedih, bahkan Dinda sempat masuk Rumah Sakit, tapi dimana aku saat itu?? maafkan aku Dinda seharusnya aku ada disisimu saat itu, namun aku sungguh egois, aku yang hanya berusaha mencari kebahagiaku sendiri dengan mengorbankan dirimu.
Dan saat aku mengecek inbox facebook ku ternyata ada banyak pesan dari Putri

Putri : Bang Juna,,maafin gw,,maafin gw,,,ga tw gw ap yg dlakukan hipnoterapi lo sm lo smp efekny apabila lo hubungan sm gw smp separah itu... Sedih gw bang ngeliat lo jd skt gr2 cm sms or tlp doank sm gw,,,apa sich yg dilakukan hipnoterapi lo smp2 lo benci bgt sm gw,pdhl gw g prnh nyakitin diri lo,seandainy elo mw,cb lo mnt hipnoterapi lo supaya mengembalikan kenangan lo yg dl,pst lo g bkl sakit sprti ini.dulu lo selalu tertawa n ceria sm gw bang,,smp2 gw lg krj aja selalu lo telponin trus sampai panas kuping ini,tp gw suka itu,,, Tp skrg,gw hanya menjadi derita lo bila gw ada di dekat lo,ga sprti dl,lo sangat ingin selalu bersama gw.hanya dlm hitungan menit lo bs dgn cpt melupakan gw,tp ga bs dgn gw,,gw akan sll mengenang diri lo bang,,,pngn bgt untuk trkhr kaliny bs bicara sm lo,tp apa daya lo g prnh mw,,maafin gw bang,,oiya dulu gw selalu manggil lo jelek,krn lo emg jelek,,hehe,tp ya udahlah kenangan itu hanya bwt lo sakit,,mksh atas smuanya,,

Putri : maaf skali lg kalo pesan gw menggangu lo,coba lo baca wall lo dech,disitu tertulis jelas sapa gw,,bukanny mau mengungkap kenangan tp sungguh sangat heran dan sedih bukan kepalang lo bs seperti ini,,gw ga pngn nyiksa lo bwt inget2 lg,tapi yg jls gw ga pengen lo sprti ini,,gw menyesalkan kptsn lo yg melakukan hipno,,tp emg itu hidup lo,namun gw ga mw org yg prnh mengisi hidup gw jd ancur ga ada tujuan sprti ini,,,maafin gw,,mgkn kata ini ga cukup dan ga akan bs mengembalikan lo sprti Arjuna yg prnh gw kenal.
Putri : sumpah jelek gw shock abis lo bs berubah sprti ini,,lo bnr2 benci y sm gw??baru kali ini gw sangat2 shock,,,dan emg bego ny gw karena gw g bs hub jarak jauh gw jd ga bs brsama lo,,,tapi knp lo senekad ini smp melakukan hal yg ga wajar kayak gini,lo blh benci n jauhin gw tp ga mesti hipnokan?sulit bgt ngelupain lo,sngt sulit…
Akupun langsung membalas pesan Putri.
Arjuna : Put, gw dah baca smua wall gw...kayanya dlu gw sangat sayang dan cinta ma lw ya? maafin gw klo dah jahat sama lw...mgkn gw melakukan ini bwt hilangin rasa sayang dan cinta gw yg sgt bsar ma lw Put...biarlah gw yang berkorban walaupun otak gw dimacam2in buat hlangin cinta gw ma lw...tapi tlong gw Put,bntu gw agar g minum obt gw lg gara2 migrain...asal lw tw Put,obat gw ada kandungan morfinnya bwt hilanginrasa sakit...klo lw ga bs lupain gw,omng kosong Put..mgkin wktu yg akan menghapus gw dari ingatan lw jg...sekali lg maafin gw ya..biar kenangan cinta gw kubur dlm2..gw jg smkin ykin,ga ada cinta yg sejati diDunia ini Put...jd tolong jauhin,benci dan lupain gw agar gw ga jd kecanduan morfin gara2 lw.
aku sengaja berbohong tentang kandungan obat yang mengandung morfin. Aku berharap dengan mengetahui aku selalu mengkonsumsi morfin untuk mengurangi migran yang selalu aku rasakan Putri secara perlahan akan menjauhi dan tidak akan menghubungiku lagi. Karena aku yakin pasti akan merasa sangat bersalah jika aku sampai menjadi pecandu morfin karena dirinya. Ternyata Putri sedang online karena langsung ada pesan balasan di inboxku
Putri : ada kok cinta sejati di dunia ini,yaitu cinta lo sm gw,tp knp ya lo mesti sprti ini????? knp mesti ada morfinnya?mang ga ad ap obat yg lainnya yg bs ilangin rasa sakt lo,,,shock bgt gw ngeliat lo kyk gini,,,dan itu gr2 gw,sumpah gw sangat2 mrs bersalah banget sm lo,,,tp knp ya kayak ada suatu yg hilang dr gw klo ga bs hubungi lo,n ini ga bohong,,
Cinta sejati?? Ini yang kamu bilang cinta sejati Put?? Kamu bisa dengan mudah meninggalkanku hanya karena materi?? Yah hanya karena Bagas lebih mapan dariku kamu akhirnya memilih Bagas walau memang itu yang aku harapkan, Karena jujur saat aku bersama Putri,ia tidak pernah benar - benar tulus mencintaiku karena banyak kebohongan yang dia perbuat. Bahkan Putri bisa menerimaku juga hanya karena jabatan dan materi. lalu apakah ini cinta sejati yang kamu maksud Put??. Akhirnya aku langsung membalas pesan Putri
Arjuna : ga percaya gw ma cinta sejati zaman skarang...obat gw mang ada morfinnya dan itu dah dibilangin ma tmn gw agar gw ga mnum obat itu trus2an...udahlah Put,jangan bkin gw sakit kepala trus...ga sah lw merasa bersalah karena pasti ini kptusan gw yg tepat...mungkin gw dulu sayang dan cinta banget ma lw,tapi skarang beda Put..gw hanya ingat sedikit tentang lw dan gw ga mau berusaha ingat selebihnya soalnya akan bkin gw semakin tersiksa...
Putri : gimana gw ga merasa bersalah, lo tersiksa dan begini karena gw,,,,,,rasanya pengen liat lo yg kayak dl,tapi apa daya gw ,,lo udah sprti ini,sedih banget setiap ngeliat respon lo sm gw,,,tp ga tw knp keyakinan gw selalu mengatakan gw hrs berusaha
Arjuna : lalu apa yg mau lw lakuin kalo misalkan ingatan gw kmbli pulih??? apa lw ma bikin gw lebih sakit dari sblm ini?? mngkn dlu gw lakuin ini krna gw terlalu syg dan cinta ma lw,tapi lw tetap ga bisa pilih gw...lebih baik gw kaya gni Put...gw ikhlas lakuin kaya gini dan ga usah bikin diri lw merasa bersalah...yg penting skarang lw jalanin hidup lw sendiri dan gw jalanin hidup gw sendiri jg tanpa ada knangan manis ma lw yg justru menyiksa gw seumur hidup...nanti jg lambat laun lw bs lupa ma gw Put...
Putri: sadis ya lo ngomongnya,,,jd gw hanya menyiksa lo seumur hidup?
Arjuna : mang gw sadis Put..baru tau lw?
Putri : udah tau kok. Jawab jadi gw hanya menyiksa lo seumur hidup? jawab jujur dan jgn bohongin gw!!
Arjuna: ya lw menyiksa gw dengan perasaan gw yang ga menentu ini...gw bingung hrus gmn lagi...mungkin gw terlalu syg dan cnt ma lw Put...arggggghhhh.
Putri : kdng2 gw menyesali knp lo dan gw hrs trpisah jauh dan itu yg jd prmslhn hub qta dl...
Kngn gw bs ngbrl ktw2 lg sm lo,seakan ga ad beban hidup klo bs ngbrl sm lo.tp mw gmn lg,skg kehadiran gw hanya menyiksa elo,,
Arjuna : ya mw diKata apalagi, inilah hdup...ada yg datang,ada yg pergi...maafn gw klo ada kta2 yg kasar.
Putri : cpt bgt seorg arjuna berubah,,,,tidak punya komitmen!
Jujur aku semakin malas untuk menghadapi tingkah Putri dan aku sudah tidak peduli lagi apa yang ingin dilakukan Putri, asal Putri tidak menganggu Dinda. Aku tak akan lagi ambil pusing.
tiba – tiba ada sms masuk dan ternyata dari Dinda
“sorry Bang baru bales, aku baru sampai rumah neh biasa keretanya telat”
“ko malem banget Pulangnya Din”
“biasa ko Bang pulang jam segini, Abang gimana? Masih migran ga?” sms Dinda benar – benar membuat aku terharu disaat kondisinya yang masih cape baru pulang kerja tapi dia masih peduli dengan kondisiku.
“Abang udah ga apa – apa ko, Dinda udah makan belum?”
“ini sambil makan Bang”
“ ya udah Dinda makan dulu, nanti abang bolehkan telpon Dinda?”
“kaya sama siapa aja seh Bang pake minta izin dulu, aku malah seneng kalau abang telpon aku”
Sepuluh menit kemudian aku langsung menghubungi Dinda
“Hallo assalamualaikum”
“waalaikumsalam” sapa Dinda hangat dengan suara lembut dan manja ciri khas Dinda inilah yang selalu aku rindukan
“udah selesai belum makannya?”
“udah ko Bang, Abang gimana kepalanya udah ga sakit?”
“ga ko Din, Cuma kalau ada sms atau telpon dari Putri aja abang selalu migran lagi”
“ ya udah kalau gitu Abang ga usah hubungan sama Putri lagi ya, daripada Abang migran terus”
“ iya Din, oya Din, kita dulu dekat banget ya? Soalnya Abang ngerasa nyaman banget sama kamu”
“Ya emang dekat banget Bang, apalagi saat aku lagi nyusun skripsi abang selalu nemenin aku sampe jam 2 pagi, pokoknya setiap hari kita selalu telpon – telponan deh”
“jangan – jangan kita pernah pacaran ya Din” tanyaku memancing dan ingin tau apa kira – kira reaksi Dinda
“ga ko Bang, kita belum pernah pacaran cuma dulu tuh aku selalu anggap Abang itu Abang angkat aku, jadi ya kita selalu curhat – curhatan deh”
“owh gitu, kirain kita pernah pacaran soalnya Abang ngerasa sayang banget sama kamu Din”
“ya wajar dunk Bang, Abang sayang sama adiknya” jawab Dinda sambil tertawa, andai aku bisa melihat wajahnya pasti Dinda akan terlihat sangat cantik.
“kalau Dinda sayang ga sama Abang?” tanyaku kembali memancing
“ya sayang dong, Bang Juna kan Abangnya Dinda” jawab Dinda lagi – lagi membuat aku semakin gemas kenapa seh Dinda masih saja menganggap aku sebagai abang angkatnya. Dan sepertinya aku masih harus terus bersabar untuk mendapatkan hati Dinda seutuhnya
“ oya Din, gimana tadi dikantor ga ada masalahkan?”
“ ga ko bang, Cuma tadi banyak meeting di luar jadi ya agak cape aja”
“oya kamu kemarin sempat masuk rumah sakit ya Din? Sakit apa?”
“udah lama ko Bang, udah sebulan yang lalu, aku kena tifus Bang, makanya dah ga boleh kecapean”
“ko kamu ga kasih tau Abang seh Din? Saat itukan Abang lagi di Jakarta”
“ceritanya panjang Bang, waktu itukan abang lagi sibuk sama Putri”
“ Abang nyesel banget Din, baru tau sekarang, harusnya Abang bisa dampingi kamu saat itu”
“udahlah Bang, yang pentingkan aku udah sembuh sekarang, justru sekarang aku yang khawatir sama kondisi Abang”
“Abang ga apa – apa ko Din, kamu tenang aja. Udah malem neh Din, kamu pasti cape, kamu tidur ya sekarang”
“iya Bang, abang juga istirahat ya”
“ met bobo Dinda, have a nice dream”
“met bobo juga Bang, have a nice dream” kata Dinda mengakhiri hubungan telpon.
Aku kembali membuka facebook ku, aku hanya sekedar ingin tau siapa tau Putri kembali mengirim pesan. Dan ternyata benar dugaanku. Ada pesan dari Putri

Putri : bang susah bgt dhub nya,,,,jd ga bang ketemu di semarang ntar,gw hr kamis smp sabtu ke semarang? itu juga klo lo msh inget bang,,,tp klo ga inget ya udah gmn lg, ms mw gw paksa.
Akupun langsung membalas pesan dari putri dan lagi – lagi ternyata Putri masih online sehingga akirnya kami berbalas pesan sampai larut malam
Arjuna : gw ada tugas Put...gw gak inget pernh janji apa aja ma lw Put.
Putri : klo emg lo g suka sama kehadiran gw,,,remove aj gw dr FB lo sprti lo remove gw dr kehidupan lo
Arjuna : hmmmm,knp lw Put? ko jd sewot ma gw?
Putri : gpp,kan emg lo g suka dgn kehadiran gw,jd remove aj gw jd tmn fb lo sprti lo ngeremove gw dr hidup lo utk selamanya!!!
Arjuna : mksdnya? klo gw d remove lw,lw kgak bkalan gw ingat sma sekali...wlwpun gw benci am lw,bkan brarti gw musuhin lw...klo gw anggap lw musuh gw,lw ga kan bs byangin ap yg gw bkin ma musuh2 gw..
Putri : bkn gw yg ga inget2 lo tp lo yg ga akan inget2 gw lg,,,knp klo gw musuh lo, lo mw apa? bunuh gw?
Arjuna : ko lw jd mrh2 ma gw seh? salah gw apa ma lw? apa krna gw ga ingat ma lw,jd lw mrh ma gw? kan lbh bagus klo gw ga ingat karena gw ga mau diri gw lebih hncur gr2 cinta..
Putri : apa peduli lo gw mrh2? toh lo dah ga pedulikan,,,,??? Arjuna gitu loch g punya perasaan apalagi sm orang yg asing bagi dia,,,,
Arjuna : klo gw ga peduli,ngapain gw bls message ni...mang gw orngñ klhtn cuek,tpi gw perhtiin...banyak hal yg gw lakuin tpi orang ga tau...gw bikin imej gw mang ky gini,br orang ga sadar sapa gw sebenarnya.
Putri : sok misterius!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Arjuna : memang itu gw...orang bkal tabak gw dri luar aja...
Putri : jgn nyolot lo jd org,braninya sm gw,,,sm yg laen manis,,,ga ush lo blg peduli tp sikap lo kasar sm gw,,,mksh dh bwt gw sedih,,makasih dah lo ingkarin smua janji lo,mgkn lo ga prnh merasa punya janji sm gw tp gw selalu inget kok...ya udahlah ga pantes gw diinget2 lg sm lo!! mang mgkn gw g pntes bwt jd cewe or tmn lo,gw cm orang asing yg singgah 1bln dlm hidup lo.
Arjuna : gw manis ma orng yg baik ma gw..lw d gw baik2n ttp aj nyolot...yg krim message dgn nada nyolot duluan sapa? gw balas baik2 tetap aja nyolot...gw daritadi ga nyolot...lw dah pernah blang tw tentang gw,buktinya lw ga tau gw lagi nyolot apa ga?
Putri : ya udahlah.
Aku berharap Putri akan benar – benar menghilang dari hidupku dan tidak menghubungiku lagi. Walau aku merasa bersalah karena telah mengorbankan Putri tapi mungkin memang ini jalan yang harus aku lalui untuk mendapatkan cinta sejatiku. Yah cinta sejatiku… Adindaku, hanya Adinda satu – satunya wanita yang mampu membuat hatiku bergetar begitu hebatnya, Kelembutan dan keceriaan Adinda yang selalu menari didalam ingatanku.

Cinta Bola Bilyard (12: Ada Apa Dengan Bang Juna??)

Hari ini tiba – tiba Bang Juna menelponku. Dan aku sangat kaget karena Bang Juna bilang dia telah melakukan Hypnotherapy dan dia benar – benar tidak mengingat apa – apa selain aku. Aku bingung sebenarnya apa itu hypnotherapy? Apa bang juna terkena penyakit tertentu sampai harus hypnotherapy. Ya Allah apa sebenarnya yang terjadi dengan Bang Juna?
Makanya saat tiba dikantor aku langsung mencaritahu tentang apa itu hypnotherapy melalui google. Dan aku menemukan bahwa :
Hypnotherapy itu adalah Salah satu cara untuk mengatasi berbagai macam permasalahan psikilogis (Psikoterapi) dengan mengaplikasikan teknik hypnosis. Hypnotherapy juga merupakan teknik yang sangat efektif untuk menjangkau pikiran bawah sadar seseorang, karena pada umumnya permasalahan psikologis disebabkan oleh memori, pengalaman atau pemahaman yang tertanam dalam pikiran bawah sadar. hidup. Individu yang berada pada kondisi “hypnotic trance” lebih terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebih (phobia), trauma ataupun rasa sakit.
Ya ampun, apa sebenarnya yang terjadi dengan Bang Juna, apa masalah yang sebenarnya terjadi dengan Bang Juna. Trus kenapa dia merasa migrain saat aku membahas soal Putri. Apa Putri penyebab semua ini? jika benar Putri yang melakukan semua ini? apa yang sebenarnya dilakukan Putri? Sampai bang Juna nekad melakukan hypnotherapy?.
Karena masih sangat khawatir dengan kondisi Bang Juna akhirnya aku mengirimkan sms
“Bang, masih sakit ga kepalanya?”
Lama sudah aku mengirimkan sms tapi belum juga ada balasan dari Bang Juna. Akhirnya karena rasa khawatirku semakin besar aku mencoba menelpon Bang Juna. Tapi lagi – lagi Bang Juna tidak mengangkat telponku. Ya ampun apa yang terjadi dengan Bang Juna, sungguh aku sangat khawatir dengan kondisi Bang Juna.
Tiba – tiba ada telpon masuk.
“Hallo bang Juna, Abang ga apa2 kan?” tanyaku langsung tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menelpon
“Din, ini aku Angga” jawab Angga membuat aku kaget
“ owh, kamu Ga ada apa?”
“kamu lagi nungguin telpon Juna Din?”
“hmm..ga koq, ada apa ga?” tanyaku mengalihkan perhatian
“kamu ada waktu nanti malem?”
“memangnya kenapa Ga?”
“aku mau ngajak kamu nonton”
“hmm… aku lagi banyak kerjaan Ga, lagian aku belum boleh keluar malam sama mama” tolakku halus
“owh gitu ya, kalau gitu aku boleh main kerumah kamu Din”
“gimana ya Ga, bukan ga boleh, tapi nanti malem ada acara keluarga dirumah aku”
“owh sekalian dunk Din, aku jadi bisa kenal keluarga kamu” kata Angga antusias
“hmm.. tapikan kamu bukan siapa – siapa aku Ga, Cuma teman aku”
“ups… sorry Din, ternyata kamu belum kasih aku kesempatan juga ya?”
“maaf ya Ga, aku lagi banyak kerjaan neh, udah dulu ya, assalamualaikum” kataku sambil menutup telpon Angga.
Hadeuh… kenapa Angga yang telpon seh, kenapa bukan Bang Juna? Bang Juna kenapa ya? Jujur aku sangat mengkhawatirkan kondisi Bang Juna. Ya Allah lindungi Bang Juna dimanapun dia berada.
Dua jam kemudian ada sms yang masuk ke handphoneku. Aku berharap dari Bang Juna, dan Alhamdulillah ternyata memang benar dari Bang Juna
“Din, sorry baru bales, tadi abang pingsan Din, untung ada anak buah abang yang nolongin, tadi abang abis terima telpon dari no 085710654375 trus kepala abang langsung sakit sampai abang pingsan, kamu tau ga itu no siapa Din? Tiap no itu hubungi abang, kepala abang langsung migran Din”
Sms bang juna benar – benar membuat aku sangat panik. Aku langsung mencoba mencaritahu no siapa yang menghubungi Bang Juna
“hallo selamat siang”
“hallo siapa neh?” jawab seorang perempuan dari seberang. Dan aku mengenali suaranya. Ini suara Putri berarti benar Putri yang telah menyebabkan Bang Juna menjadi seperti ini
“hallo siapa neh?” tanyanya mengangetkanku
“usp sorry ini benar no Nanda?”
“bukan ini no Putri, ini siapa ya?” jawabnya membuat aku semakin yakin bahwa ini adalah no putri
“ups sorry ya salah sambung, maaf ya” kataku sambil memutuskan hubungan telepon.
Aku langsung menelpon Bang Juna, jujur aku sangat khawatir dengan kondisi Bang Juna, aku takut terjadi apa – apa dengan Bang Juna
“hallo Bang, Abang ga apa - apa? “ tanyaku cemas
“ga apa – apa ko Din, Cuma tadi sempet pingsan untung ada anak buah abang yang nolongin”
“trus sekarang kondisi abang gimana? Udah minum obat Bang? Atau Abang kedokter aja ya”
“Abang udah ga apa2 ko Din, tadi abang jg dah ketempat hypnotherapynya lagi untuk ngilangin migrannya, jadi sekarang Abang dah Baikan”
“Abang kenapa seh Bang nekad hypnotherapy?”
“Abang sendiri ga ngerti Din, mungkin abang terlalu kecewa, kamu ga usah khawatir ya Din”
“gimana aku ga khawatir seh, abang sampai pingsan kaya gini, ya pasti aku khawatir lah bang, apalagi abang jauh dari keluarga, kalau terjadi sesuatu sama abang gimana?”
“kamu tenang aja ya Din, abang Cuma butuh waktu koq, abang Cuma minta kamu temenin abang terus ya Din”
“pasti Bang, selama aku bisa bantu abang, aku akan bantu abang”
“btw, kamu udah tau belum Din, nomor yang tadi aku kasih no siapa?”
“aku udah tau koq Bang, tapi lebih baik abang ga usah tau itu siapa, daripada abang migran lagi”
“memang dia siapa?”
“abang ga usah tau dia siapa, dia yang udah bikin abang kaya gini”
“ya udah deh Din, ga penting, yang penting buat abang sekarang, kamu jangan pernah tinggalin abang ya, karena cuma kamu yang abang ingat dan abang percaya”
“iya Bang, ya udah sekarang abang istirahat ya, jangan lupa diminum obatnya”
“iya Din, makasih ya”
“sama – sama Bang, assalamualaikum”
“Wa’alaikumsalam”
Ya Tuhan, aku ga tau apa yang harus aku lakukan, aku sayang sama Bang Juna aku ga ingin dia seperti ini, kenapa Putri tega menyakiti Bang Juna? padahal dulu aku pernah bilang aku ikhlas mereka jadian asal Putri bisa menjaga Bang Juna dan jangan pernah menyakiti hati Bang Juna. Kenapa kamu setega ini sama Bang Juna Put? Apa salah Bang Juna sebenarnya? Kalau seperti ini keadaannya aku tidak akan pernah lagi meninggalkan Bang Juna aku tak ingin siapapun menyakiti Bang Juna lagi. Termasuk Putri !!!!

Cinta Bola Bilyard (11: Hypnotheraphy)

Keesokan harinya putri menghubungiku lagi
“Assalamualaikum Bang”
“Wa’alaikum salam, gimana hasilnya Put?”
“sepertinya gw udah menetapkan pilihan gw Bang, sebelumnya gw minta maaf sama lw ya Bang, bukan maksud gw menyakiti lw, dan gw juga ga mau lw menghilang dari hidup gw setelah gw ambil keputusan ini”
“memangnya lw dah memutuskan Put”
“sekali lagi maaf ya bang, gw lakuin ini karena gw didesak keluarga gw”
“iya Put, tapi apa keputusan lw?” tanyaku tak sabar
“tapi sebelumnya lw jangan melakukan hal – hal bodoh ya Bang”
“mengenai hal itu lw ga usah peduli tentang gw Put, ini hidup gw dan gw sendiri yang nentuin jalannya”
“tapi gw mohon Bang, lw jangan lakuin hal – hal yang gila”
“ya udah Put, itu nanti aja sekarang apa keputusan lw?” tanyaku sangat tidak sabar
“gw minta maaf Bang, sepertinya gw harus milih Bagas disbanding lw”
“owh jadi itu keputusan lw Put”
“iya Bang, tapi gw harap lw jangan menghilang ya dari kehidupan gw”
“Sorry Put, sesuai perjanjian gw dengan Bagas dulu, siapa yang ga dipilih harus menghilang dari kehidupan lw, dan gw harus menepati janji gw”
“anggap janji itu ga pernah ada Bang demi gw”
“sekali lagi sorry Put, memang janji ini bukan dengan lw tapi dengan Bagas”
“jadi lw mau apa Bang?”
“gw harus bisa melupakan diri lw Put, bagaimanapun sakitnya karena gw ga ikhlas melihat lw dengan Bagas”
“jadi lw mau gimana Bang? Lw mau lakuin apa?”
“yah mungkin gw akan ketempat teman gw Put untuk melakukan Hipnotherapy” jawabku berbohong
“gw mohon lw jangan lakuin itu Bang”
“sekali lagi sorry Put,daripada hati gw sakit melihat lw dengan Bagas lebih baik gw melupakan lw dan menganggap lw ga pernah ada dalam hidup gw” jawabku sambil menutup telpon.
Dalam hati aku merasa sangat bahagia karena aku berhasil meninggalkan putri. Untuk meyakinkan kalau aku melakukan hypnotherapy aku langsung menghapus putri dari Facebook ku. Serta memblokir semua nomor handphone Putri. Aku langsung mematikan handphoneku. Dan segera pergi ke restoran untuk merayakan keberhasilanku meninggalkan Putri.
***
Setelah beberapa jam akupun menghidupkan handphoneku kembali untuk online dan menulis status di facebook berharap agar Dinda membacanya.
“abis hypnotherapy rasanya plong banget pikiran gw, bener2 kaya orang baru, thank ya kawan atas bantuannya”
Tiba – tiba ada pesan dari Putri di facebook ku meminta konfirmasiku untuk menjadikannya teman kembali. Dan akupun langsung mengirim pesan kepada Putri untuk meyakinkan kalau aku benar – benar sudah melakukan hypnotheraphy
Arjuna : maaf,ni sapa y? prasaan qt d pernh knl d...ap hñ perasaan gw aj y?
Putri : ini Putri,,,emg pernah knl,tp knp elo ngeremove gw?
Arjuna : mana? gw bru aj approve elo kok d blang gw pernah remove lw...kgak ngerti gw!!! maaf ya, tpi knp gw lht lw ko kepala gw jd migrain ?mangnya qt knal dmna? lw tw gw dri sapa?
Putri : oooo iya ya,,sorry mungkin gw slh org....yah mungkin di waktu lalu qta pernah knl,,,,tp y udhlh drpd lo tmbh skt mending g ush diinget2 lg,,slm knl y
Arjuna : yoi,slam knal jg...
Tiba – tiba Handphoneku berdering. Aku bingung siapa yang menghubungiku, karena nomornya tidak ada didalam phonebook handphoneku. Aku jadi enggan untuk mengangkatnya. Tiba – tiba ada sms dari nomor yang sama.
“bang ini gw Putri”
“Putri siapa ya?”
“Putri temen Facebook lw bang”
“temen Facebook gw? Kamu dapat no telpon gw darimana?”
“ga dari siapa – siapa ko Bang, gw kan liat di FB lw, gw boleh telpon lw ga bang? Penting please”
“gimana ya? Boleh deh”
“ tolong diangkat ya Bang”
Putripun langsung menghubungiku. Dan akupun langsung mengangkatnya
“Hallo, Assalamualaikum Bang, ini gw Bang Putri”
“walaikum salam, apa kabar Put?”
“baik – baik aja Bang, lw gimana?”
“Sepertinya gw ko kenal sama lw ya Put, tapi dimana ya?”
“iya bang, lw kenal gw, gwkan temennya Dinda”
“emangnya kita udah pernah ketemu Put?”
“Udah ko Bang, kita udah pernah ketemu”
“tapi dimana ya Put?”
“waktu dirumah Dinda Bang”
“ Put, sorry ya, ko tiba – tiba kepala gw jadi pusing ya, udahan dulu ya telponnya”
“ya udah deh bang ga apa – apa cepet sembuh ya Bang”
“ya udah deh, assalamualaikum”
Setelah itu aku langsung menghubungi Dinda, aku ingin tau bagaimana reaksinya jika aku memberinya kabar bahwa aku telah melakukan hypnotherapy. Mudah – mudah Dinda akan terkejut dan merasa khawatir seperti yang aku harapkan. Aku berharap Dinda mau mengangkat telponku dan sudah tidak marah atas semua perbuatanku kepadanya.
“Hallo Assalamualaikum Dinda”
“Waalaikumsalam Bang, apa Kabar?”
“lagi ga baik neh Din, abang lagi bingung neh”
“bingung kenapa Bang?”
“abang baru hypnotherapy dan abang bener – bener kaya orang baru, ga inget siapa – siapa kecuali kamu”
“ Hypnotherapy mang abang kenapa?”
“ abang ga tau apa yang terjadi, yang pasti abang Cuma inget kamu aja Din”
“ abang ga sakitkan?” tanya Adinda penuh kekhawatiran. Dinda…. Dinda… rasa khawatirmu itu sudah bisa menunjukkan bahwa dirimu sangat perhatian padaku din.
“abang ga sakit apa – apa ko Din, abang Cuma ga inget apa – apa selain Dinda”
“ko bisa seh Bang, kenapa seh abang sampai hypnotherapy? Ada masalah apa bang?”
“abang juga bingung Din, yang abang inget Cuma kamu, tolong abang Din, abang bener – bener kaya orang baru yang ga inget apa2”
“Bang aku bingung harus bagaimana?”
“abang Cuma pengen kamu dampingin abang Din, kamu bantu abang lewati semua ini”
“ok Bang, By the way gimana hubungan abang sama Putri” tanya Dinda tiba – tiba
“Putri Siapa Din?” tanya ku seolah aku tak mengenal Putri
“Putri pacar abang?”
“pacar Din, abang aja ga kenal sama dia, duh.. Din ko abang mendadak migran ya dengar nama itu”
“loh abang kenapa ko bisa seh Bang?”
“ga tau Din, tadi juga ada yang telpon abang ngaku namanya Putri, tapi tiba – tiba abang langsung migran, dia siapa seh Din?”
“Abang dulu sayang banget sama dia, dia itu…”
“aduh Din, kepala abang makin sakit neh, udah ya jangan dibahas lagi” potongku agar Dinda tidak usah lagi membahas tentang putri
“ ya ampun Bang, abang minum obat deh sekarang” kata dinda semakin cemas
“Din, abang tidur dulu ya, kepala abang pusing bgt”
“ya udah abang istirahat ya, abang ga usah pikirin macam – macam dulu ya”
“makasih ya Din, asalamualaikum”
“waalaikum salam” jawab Dinda
Maafkan aku Dinda, lagi – lagi aku terpaksa membohongi kamu, aku hanya ingin tau apakah kamu masih memperdulikan aku setelah banyak kekecewaan yang telah ku berikan kepadamu. Dan kekhawatiranmu tadi membuat aku semakin yakin bahwa kau benar – benar tulus perhatian padaku. Tidak ada sedikitpun dendam dan kemarahan yang kau simpan padaku Dinda. Aku semakin menyayangimu Adindaku.

*** akannkah Dinda kembali pada Arjuna??***

Cinta Bola Bilyard (10: Secepatnya Meninggalkan Putri)

Hari ini aku dihubungi atasanku, dia mengabarkan bahwa masa cuti ku dipotong beberapa hari karena akan ada tugas mendadak. Kenapa harus secepat ini?? semua rencanaku baru sebagian terealisasi, sepertinya aku memang harus mempercepat semua rencanaku agar semuanya tidak berantakan. Ya Tuhan, Aku semakin bingung ,belum pernah ini terjadi dalam hidupku hatiku begitu bimbang memikirkan wanita idamanku Adinda. Aku harus mempercepat rencanaku bagaimanapun caranya. Hari ini aku akan mencaritahu mengenai mantan – mantan Putri terdahulu, aku ingin salah satu dari mereka mendekati Putri lagi. Agar aku bisa segera meninggalkan Putri dan dia tidak menganggap aku sebagai seorang bajingan. Pencarianku dimulai dengan pacar pertama Putri yang bernama Anton tetapi setelah aku selidiki Putri tidak akan kembali lagi kepadanya karena Putri sudah merasa patah arang kepada dirinya. Pencarianku berikutnya tertuju pada pacar terakhirnya, aku menaruh harapan besar kepada Bagas agar ia dapat mendekati Putri kembali, mudah – mudahan rencanaku berhasil dan akupun dapat semakin cepat untuk mendekati Dinda. Aku kembali menghubungi Putri dan menanyakan kepada dirinya tentang kejelasan hubungannya dengan bagas. Karena akupun tahu Putri dan Bagas sampai saat ini tak pernah resmi berpisah. Ini juga yang menjadi pertimbanganku mungkin masih ada cinta diantara mereka berdua.
“Put, Bagas masih sering hubungi lw ga?” tanyaku
“ iya Bang semalem bagas hubungi gw, dia ajak gw nonton futsal didaerahnya, lw kasih izin ga Bang?”
“ ya udah lw pergi aja tapi tolong jaga kepercayaan yang gw kasih ya”
“yakin lw Bang? kasih gw izin pergi sama bagas?” tanya Putri tak percaya
“yakin ko Put”
“tapi kayanya ga jadi deh Bang, gw lagi sakit neh Bang”
“emangnya lw sakit apa Put?”
“ gwkan kena gejala tifus Bang, makanya gw mau pulang kerumah, lw bisa anterin gw kan Bang”
“duh gw lagi cape Banget put, lw minta anterin Bagas aja ya”
“ koq lw gitu seh Bang?”
“iya gw juga lagi demam neh Put, daripada terjadi apa – apa dijalan, lw minta diantar Bagas aja ya”
“ ya udah deh Bang, lw juga istirahat ya”
Rencanaku untuk mendekatkan Putri dan Bagas sepertinya berjalan sesuai dengan rencana. Bagas bersedia memenuhi permintaan Putri untuk mengantarkannya pulang.
Keesokan harinya akupun menghubungi Putri.
“ gimana kabarmu hari ini sayang?”
“ jangan panggil gw sayang – sayang deh Bang, gw lagi mau marah sama lw neh” aku kaget bercampur gembira mendengar jawaban Putri seperti itu. Gembira karena rencanaku sepertinya berjalan mulus. Akupun mencoba mengikuti alurnya
“emangnya kenapa Put, lw mau marah sama gw?”
“lw tega sama gw Bang, gw lagi sakit lw ga mau anterin gw pulang”
“ tapikan ada Bagas yang anterin lw pulang Put” jawabanku membuat Putri diam
“lw ngomong apa aja sama bagas selama perjalanan Put?” tanyaku lagi
“ gak banyak ko Bang, tapi dia ngajak gw balikan lagi” jawaban Putri membuat aku semakin gembira
“keluarga gw juga, lebih setuju gw berhubungan sama Bagas daripada sama lw Bang” tambah Putri lagi
“memangnya kenapa dengan gw Put,sampai keluarga lw gak setuju”
“mengenai pekerjaan lw Bang, mereka ga setuju kalau gw nantinya sering ditinggal – tinggal”
“yang gak setuju lw atau keluarga lw Put?”
“keluarga gw Bang, ini yang bikin gw bingung”
“apa karena penghasilan gw yang lebih kecil daripada Bagas, makanya lw gak mau memperjuangkan gw”
“gw bingung Bang”
“ko lw gak jawab pertanyaan gw Put?”
“udahlah Bang, gw pusing, nanti aja kita bicarakan lagi”
Pertengkaran ini seperti membawa berkah bagi rencanaku, sepertinya Dewi fortuna sedang berpihak pada diriku, sehingga keluarga Putri pun lebih mendukung hubungan Putri dengan Bagas. Aku harus menyusun rencana agar Bagas lebih mendekati Putri lagi.
Keesokkan paginya, Putripun menghubungiku kembali untuk meminta aku menjemputnya pulang kekosannya. Namun lagi – lagi aku menolaknya, dan hal ini membuat Putri semakin marah padaku sehingga dia menghubungi Bagas untuk menggantikan aku menjemput dirinya.
Sesampainya dikosan Putri menghubungi diriku. Dia begitu marah pada diriku karena sebagai seorang kekasih aku dianggap terlalu cuek pada dirinya, tetapi sebenarnya memang inilah yang aku harapkan.
“lw ko tega banget sama gw Bang? gw lagi sakit, lw gak jenguk dan nganterin gw pulang kekosan”
“ gwkan juga lagi sakit Put”
“ ya tapikan lw bisa jemput gw Bang, kalau Cuma sakit demam doang, lw bener tega sama gw Bang”
“ oh iya Put, gimana hubungan lw sama Bagas? Dia masih minta balikan gak sama lw?”
“ apa peduli lw Bang??, dia aja sebagai mantan gw peduli sama gw, sedangkan lw yang jelas - jelas pacar gw tega dan cuek sama gw” jawaban Putri membuat aku semakin bersemangat mendekatkan Putri dengan Bagas kembali.
“ ya udahlah Put, gw mau kedokter dulu ya, mau cek darah neh” kataku seolah tak peduli dan mengakhir pembicaraan membuat Putri menjadi semakin marah padaku
“TERSERAH lw Bang” jawab Putri dengan nada tinggi
*****
Setelah hari itu Bagas dan Putri semakin sering berhubungan kembali walau saat aku disamping Putri, Putri bahkan tidak segan – segan menerima telepon dari Bagas. Putri berpikir aku akan cemburu dengan perbuatannya. Jujur sebenarnya ini yang aku harapkan hubungan mereka kembali membaik. Namun tiba –tiba Kejadian yang diluar perkiraanku terjadi, Putri berbaikan dengan Anton pacar pertamanya tanpa sepengetahuanku, jujur aku kaget, aku takut Anton akan mengacaukan semua rencanaku karena sepertinya Anton ingin kembali mendekati Putri. Aku khawatir kehadiran Anton mungkin dapat menganggu hubungan yang mulai kembali terjalin diantara Bagas dan Putri, akupun langsung bertanya kepada Putri
“sejak kapan lw baikan dengan Anton Put?”
“lw tau darimana Bang gw baikan sama Anton?”
“ ya gw tau aja Put dari temen – temen gw”
“ baru jalan seminggu Bang”
“ trus dia sering hubungi lw?”
“ ya ga terlalu sering juga seh Bang”
“ jangan – jangan yang kemaren jemput lw pulang bukan Bagas lagi tapi Anton”
“ lw ko punya pikiran kaya gitu seh Bang?”
“wajar dong Put, diakan mantan lw juga, apalagi sekarang dia udah kerja udah semakin mapan”
“gak ko Bang kemaren si Bagas yang anterin gw” aku curiga Putri berbohong padaku karena dari laporan teman – temanku, Putri dan Anton sering pergi bersama, aku marah namun perasaan ini muncul bukan karena aku cemburu pada Anton tetapi karena Putri berani membohongiku. Kehadiran Anton membuatku berpikir mungkin aku juga dapat memanfaatkan Anton. Aku ingin Anton lebih berpihak kepada Bagas daripada diriku. Akupun mulai mencari tahu tentang Anton melalui situs pertemanan, rupanya tidak sulit untuk mendekati Anton dan mencaritahu tentang dirinya. Sejak saat itu aku mulai rutin mengecek email – email yang datang kepada Putri. Rupanya dewi fortuna memang berpihak kepadaku, Anton lebih memilih Bagas daripada aku yang seorang Angkatan laut. Dalam emailnya Anton selalu menjelek – jelekan diriku yang selalu berkelana keberbagai tempat. Jujur aku merasa tersinggung karena Anton menyamaratakan semua kebiasaan buruk seorang pelaut. Tapi aku harus tahan emosiku demi keberhasilan semua rencanaku. Aku sengaja membiarkan Putri berhubungan dan terpengaruh oleh profokasi Anton dan memang sepertinya Putri pun mulai terpengaruh. Sehingga Putripun lebih banyak berhubungan dengan Bagas kembali.
****
Hari ini aku dihubungi oleh Atasanku aku diperintahkan untuk secepatnya kembali ke Surabaya karena ada tugas yang harus segera aku jalani. Akupun menghubungi Putri untuk memberitahukan rencana kepergianku.
“hallo Put, lagi ngapain?”
“ lagi ngerjain tugas kantor aja neh Bang”
“Put, gw mau kasih tau besok gw harus balik ke Surabaya neh”
“ko mendadak banget Bang, baliknya?”
“ya lw tau sendirikan, tugas penjagaan biasanya mendadak”
“tapikan gw belum puas Bang jalan – jalan sama lw”
“ ya mau gimana lagi Put, gw dah ditelpon sama komandan gw”
“tapikan gw besok ada acara Bang”
“acara ngapain put?”
“gw kan besok janjian ketemu sama Bagas”
“ ya udah itu terserah lw, lw mau nganterin gw apa gak?”
“gimana ya Bang? Ya udah deh besok gw anterin lw”
“ok deh, besok gw tunggu gw distasiun ya”
“masa gw gak dijemput Bang? Tega Banget lw!”
“ kan gw buru – buru Put”
“pokoknya lw harus jemput gw Bang, gw ga mau tau”
“ya udah besok gw jemput lw jam 5 kalau ga ada jam 5 gw jalan langsung”
“ Ok Bang, jam 5 gw dah siap”
Keesokan sorenya. Aku menjemput Putri dikosannya.
“Put, gw udah ada didepan gang kostan lw neh”
“ ya udah Bang, lw masuk dunk kedalam”
“gak ah, gw buru – buru, mahal neh bayar taksi”
“ya udah gw jalan kedepan deh kalau gitu”
Tak lama Putripun muncul dan langsung masuk kedalam taksi
“langsung stasiun ya pak “ perintahku pada supir taksi
“emang lw dapat kereta yang jam berapa seh Bang?”
“ jam setengah 8 malam”’
“tuh kan masih lama ngapain seh buru – buru, lw ga betah ya disini”
“bukannya ga betah Put, tapikan lebih nyantai kalau jalan duluan”
“trus kapan lw balik lagi Bang?”
“gw belum pergi udah lw tanyain baliknya, ya ga taulah kapan”
Setibanya distasiun akupun mencari tempat duduk untuk bersantai dan berbasa – basi dengan Putri
“udah magrib neh Put, lw solat duluan sana”
“kita solat bareng aja yu”
“ye gwkan bawa tas nanti yang nungguin siapa? Udah gantian aja”
“ya udah gw solat duluan deh”
“ jangan lama – lama ya put”
‘ ya udah Bang,bentar ya gw solat dulu” kata Putri sambil berjalan menuju mussola.
Setelah aku dan Putri selesai solat kamipun naik menuju ke peron menunggu hingga kereta datang
“berapa lama Bang tugas disana?” tanya Putri
“ya sampe tugas gw selesai dunk Put”
“ko cepet Banget seh Bang cutinya?”
“ ya mau gimana lagi namanya tugas, harus gw jalankan dunk”
Selama menunggu kereta kami lebih banyak diam. Aku sibuk dengan pikiran ku sendiri. Sedangkan Putri aku tidak tau apa yang sedang ada dalam pikirannya, tetapi aku tidak mau ambil pusing. Tepat jam 7 keretapun datang aku langsung masuk kedalam gerbong dan mencari tempat dudukku. Setelah mendapatkan tempat duduk, sebenarnya aku enggan untuk menemui Putri kembali tapi karena ada rasa tidak enak akhirnya akupun kembali menemui Putri yang masih berdiri didepan pintu. Jujur sebenarnya aku mengharapkan Dinda yang mengantarku saat ini. Andai saja Dinda yang ada dihadapanku pasti aku tak akan tega untuk meninggalkannya, akanku peluk Adindaku dan ku hapuskan air mata yang mengalir dipipinya. Dinda… Dinda… kuharap suatu hari nanti dirimu benar- benar bisa mengantarkan aku saat aku harus pergi tugas seperti saat ini.
“Bang ko ngelamun aja seh?” kata Putri mengagetkanku
“oh, ya udah ya gw pamit” kataku pada Putri
“hati – hati ya Bang” kata Putri sambil mencium tanganku
“lw juga hati – hati ya” kataku sambil bergegas kembali masuk kedalam kereta. Tak ada lambaian tangan yang aku berikan kepada Putri, mungkin aku kejam terhadap Putri tapi entah kenapa bayangan Dinda semakin sering mengganggu pikiranku. Aku selalu menginginkan Dinda yang ada disisiku. Adinda yang dengan keceriaannya bisa selalu membuat aku tersenyum bahagia. Dinda tunggu aku sayang… aku janji akan segera kembali dan menjadikanmu satu – satunya permaisuri hatiku.
***
Selama perjalanan entah kenapa mataku tidak dapat terpejam walaupun fisikku lelah tetapi pikiranku terus melayang, aku terus berpikir apakah semua yang ku lakukan ini benar? Setelah lama terdiam akhirnya akupun terlelap. Dalam tidur aku bermimpi aku kembali dan memeluk Dinda dengan erat, tetapi tiba – tiba aku terbangun oleh petugas yang akan memeriksa karcis jujur aku sedikit kesal karena mimpi indahku jadi terhenti. Aku mencoba memejamkan mata kembali dan berharap mimpi itu terulang kembali tetapi itu tidak dapat terjadi lagi karena aku tertidur begitu lelap sehingga aku tidak dapat mengingat apa yang aku impikan.
Saat tiba di Surabaya esok harinya, aku langsung melapor kekesatuan untuk melaksanakan latihan.
“Selamat Pagi Dan”
” Selamat Kapten silahkan duduk”
“Siap Dan”
“Begini Kapten, Kita ada tugas rahasia dan ini semua berkas – berkasnya, tolong laksanakan dengan rapi”
“Siap Dan”
“Apakah kamu siap untuk misi ini?”
“Siap Dan, Saya Siap”
“Oke kalau begitu selamat bertugas semoga berhasil”
Saat keluar dari ruangan aku berpikir apakah aku bisa mengerjakan tugas yang diberikan dengan sempurna sedangkan pikiranku sedang terbagi dan hatiku tertinggal di Jakarta bersama Adinda, mudah – mudahan aku dapat bersikap professional. Sehingga tidak mencampur adukan antara pekerjaan dan masalah pribadiku.
****

Satu minggu sudah aku menjalankan misiku dan sekarang saatnya aku memberikan laporan kepada komandan
“Selamat pagi Dan”
“Selamat Pagi Kapten, silahkan duduk”
“Siap Dan, terima kasih”
“Bagaimana hasilnya Kap?”
“semua berjalan sesuai rencana Dan, semua detailnya ada dalam bekas ini Dan” kataku sambil menyerahkan berkas yang aku bawa
“hmmm… Bagus – bagus “ komentar komandan setelah membaca berkas yang aku bawa
“tapi Kap ada satu masalah yang saya perhatikan?”
“apa itu Dan? Apakah masalah tugas saya?”
“owh tidak – tidak Kap ini bukan masalah tugas, ini hanya masalah pribadi, sepertinya saya perhatikan Kapten lagi ada masalah ya?”
“Siap, tidak ada Dan”
“ sudahlah Kap, bicara saja anggap saya bukan sebagai komandanmu tapi sebagai abangmu”
“sebenarnya hanya masalah kecil Dan, tapi bisa membuat pikiran saya menjadi bercabang”
“masalah apa itu Kap kalau boleh saya tau?”
“masalah pujaan hati saya Dan”
“ada apa dengan pujaan hati kamu, apakah ada orang ketiga yang berkompetisi denganmu”
“oh tidak ada Dan, Cuma masalahnya dia ini begitu susah untuk mengungkapkan isi hatinya sehingga saya bingung apakah dia mencintai saya atau tidak”
“hmm… kalau masalah seperti ini itu bukan zamannya saya lagi, tapi yang saya ingin ingatkan sama kamu tolong tetap fokus”
“siap Dan, saya akan tetap fokus”
“kalau begitu setelah berkas ini saya serahkan ke atasan, kamu saya izinkan untuk cuti kembali unttuk menyelesaikan segala persoalanmu”
“siap Dan, terima kasih atas nasihatnya” jawabku sambil menjabat tangan komandanku dan memberikan hormat untuk pergi.
Aku berpikir sepertinya aku tidak boleh berlama – lama dalam menjalankan permainan ini, aku tidak ingin orang yang aku sayangi makin menjauh aku harus secepatnya mendapatkan dirinya. Tiba – tiba Handphoneku berbunyi menghancukan lamunanku
“Asalammualaikum, Bang kemana aja lw? Udah seminggu ko ga ada kabarnya” tanya Putri sebelum aku menjawab salam darinya
“waalaikum salam Put, gwkan sedang tugas”
“owh jadi setiap tugas lw ga bisa gw hubungi ya Bang?”
“ ya inikan tugas rahasia, gw gak boleh bilang – bilang sama siapapun”
“sekalipun sama pacar lw Bang?”
“jangankan pacar Put, orang tua gw aja ga tau” jawabku agak emosi
“ tau ah Bang, sebel gw sama lw, asalamualaikum” Putripun menutup telponnya
“ah.. masa bodo, kamu mau marah atau tidak aku sudah bosan meladeni mu” gerutuku dalam hati
***
Keesokan harinya Putri menghubungiku lagi
“Bang, Bagas telepon gw, dia ngajak gw jalan, katanya seh perpisahan sebelum dia jalan ke Thailand”
“ya udah Put temuin aja”
“iya Bang gw khawatir sama dia, soalnya Thailand kan lagi kacau”
“ ya udah put, lw kasih support aja sama dia”
“lw ga marah Bang?”
“kenapa gw harus marah Put?”
“ok deh kalau gitu Bang, gw temui si Bagas ya”
Dari jawaban Putri aku tau sepertinya mulai tumbuh perasaan cinta dihati Putri kembali kepada Bagas. Akupun semakin bersemangat untuk melanjutkan rencanaku
“Bang gw lagi sama Bagas neh Bang, dia mau bicara sama lw”
“ya udah Put, mana sini gw juga mau ngomong sama dia”
“ Hallo selamat siang Bro…” sapaku dengan ramah
“ selamat siang juga neh, sebelumnya kenalin nama gw, Bagas”
“ iya gw Juna”
“lw taukan Jun, tentang hubungan gw sama Putri?”
“ tau ko Bro, Putri banyak cerita tentang hubungan lw dengan dia”
“begini Bro, gw sebenernya belum ada kata putus sama Putri, tapi ko lw sudah berani masuk”
“Putri sudah bilang lw putus sama dia Bro, makanya gw berani deketin dia, kalau dia ga bilang gitu gw ga berani deketin dia” jawabku
“tapi gw belum pernah bilang putus sama Putri”
“ ya udah gini aja Bro, kita tanya sama Putri langsung dia pilih lw atau gw sebagai cowonya” saranku
“ok kalau begitu Bro, kita langsung tanya aja sama Putri”
“ lw atau gw yang tanya Bro?”
“ lw aja deh yang tanya langsung, biar gw loudspeaker HPnya” kata Bagas
“ Hallo Put, sekarang gw mau tanya sama lw, supaya Bagas juga tau. ‘lw pilih gw atau Bagas?’”
“ lw ko berdua jadi pada berantem seh?” jawab Putri
“ gw lagi gak berantem put, gw cuma pengen penjelasan tentang hubungan ini”
“gw gak mau milih lw berdua, gw bingung!!! Lebih baik gw menghilang dari kehidupan lw berdua”
“lw gak bisa begitu Put, lw harus pilih antara gw atau Bagas yang jadi pacar lw”
“ tau ah Bang gw bingung, lw berdua kaya anak kecil”
“eits nanti dulu Put, ini bukan masalah anak kecil, gw cuma mau kejelasan dari hubungan gw” tanyaku dengan sedikit membentak
“ gw bingung Bang”
“ ya udah kalau lw bingung jawabnya, biar gw dan Bagas bersaing lagi untuk mendapatkan lw, gimana Bagas, lw setuju dengan tantangan gw”
“ ok gw terima tantangan lw Bro”
“ok Bro kalau begitu, siapa yang gak dipilih Putri nantinya dia harus menghilang dari kehidupan Putri” saranku
“ ok deal”
Akupun langsung menyudahi pembicaraanku dengan Bagas untuk memberikan kesempatan kepada Bagas berbicara lebih banyak dengan Putri.
Malam harinya Putri menelponku, dari nada suaranya terdengar agak sedih tapi aku tidak peduli aku harus secepatnya meninggalkan dirinya. Mudah – mudahan kesedihannya membawa kabar gembira bagi diriku
“Bang, lw ko tega seh ngomong kaya tadi”
“tega gimana Put?”
“lw ko tega bilang bakal menghilang dari hidup gw kalau lw kalah bersaing dari Bagas”
“Sebelumnya gw minta maaf Put, lwkan tau gw ga pernah menolak tantangan”
“iya Bang gw tau,tapikan gak harus begini jadinya”
“ ya udah Put ga usah dibahas gw tetap sama pendirian gw dan gw gak akan menjilat ludah gw sendiri”
“tapi Bang…”
“ ya udah kita ganti topik aja ya, gw gak mau membicarakan masalah yang tadi siang”
“ ya udah deh Bang kalau itu mau lw” jawab Putri sambil agak terisak
“ oh iya bang, Bagas telpon gw lagi dia mau ngajakin gw ketemuan lagi, boleh gak Bang?”
“ lw gak usah minta izin sama gw Put, mungkin besok lw dapat memilih antara gw atau Bagas”
“ iya Bang, nanti malam gw solat mudah – mudahan gw dapat petunjuk”
“ ya udah Put, jangan lupa ya berdoa dengan khusuk biar di kasih petunjuk yang terbaik”
“iya bang, makasih nasihatnya ya”
“sama – sama Put” kataku sambil menutup telepon
Aku berharap malam ini Putri mendapatkan petunjuk untuk lebih memilih Bagas dan semoga doaku dikabulkan.
***

*** Bersambung ***

Minggu, 06 Februari 2011

Cinta Bola Bilyard ( 9: Selamat Tinggal Arjuna)

Sejak kejadian malam dimana Angga lagi – lagi mengungkapkan perasaannya kembali kepadaku, aku merasa harus mulai menjaga jarak dengan Angga aku tidak mau menyakitinya karena sampai saat ini perasaan cinta ku kepada Angga memang sudah tidak ada lagi. Aku hanya menganggap Angga sebagai sahabatku tidak lebih. Namun sepertinya Angga tidak menyerah begitu saja karena justru Angga semakin sering menjemputku di kantor.
Siang ini saat aku sedang makan siang tiba – tiba ada sms masuk. Dan saat aku buka ternyata dari Bang Juna
“ Din kamu kemana aja, koq kamu menghilang seh Din?”
Ya Tuhan, kenapa tiba – tiba Bang Juna kembali sms aku setelah hampir sebulan ia tidak pernah menghubungiku, jujur aku senang menerima sms Bang Juna karena dengan sms seperti itu artinya Bang Juna merasa kehilangan diriku yang selama ini memang berusaha menjauh baik dari hidup Bang Juna maupun Putri.
“ ada aja koq bang, aku gak pernah menghilang” balasku
“ tapi kamu koq menjauhi aku seh Din, kamu marah ya sama aku”
“ ini yang terbaik bang buat kita”
“ko kamu ngomong gitu seh Din?”
“aku ga mau ganggu hubungan Abang dengan Putri, lagi pula aku juga memang lagi sibuk”
Tiba – tiba Bang Juna menelponku, jujur aku malas untuk mengangkat telpon dari Bang Juna aku takut jika aku terima telpon dari Bang Juna hati aku akan semakin terluka
“Din, ko telpon aku gak diangkat seh?”
“maaf Bang aku lagi kerja”
“ ya udah kalau gitu, semangat ya Din kerjanya”
Bang Juna kenapa sekarang kita tidak bisa ngobrol selepas dulu??, seakan ada jarak dan penghalang diantara kita berdua. Padahal dulu kita selalu saling berbagi apapun yang kita alami. Tapi kenapa sekarang ada rasa sungkan seperti ini? kenapa jadi seperti ini Bang Juna?
Setelah sms hari itu bang Juna semakin sering menghubungiku. Walau aku kadang malas untuk membalas sms – sms dari Bang Juna. Jujur aku ga mau menyakiti hati Putri karena dari sms dan message Putri kepadaku aku dapat merasakan kalau Putri sangat cemburu terhadapku. Walau akupun tak bisa membohongi perasaanku sendiri aku senang tiap menerima sms dan telpon dari Bang Juna, karena dengan begitu berarti Bang Juna masih peduli terhadapku. Ya Tuhan.. jujur aku sangat ingin bisa dekat dan terus ada disisi Bang Juna tanpa ada hati yang tersakiti, tapi kenyataan berkata lain, Bang Juna telah memilih Putri, Putri yang akan selalu ada disisi Bang Juna, Putri yang bisa membuat Bang Juna Bahagia. Bukan Aku!! Jadi lebih baik aku kubur rasa sayang dan cinta ini selamanya. Karena rasa sayang dan cinta ini justru akan membuat banyak hati tersakiti. Yah… hati Putri dan Bang Juna, dua orang yang aku sayang dan pernah mengisi hatiku. Maafkan aku Bang Juna, aku tidak bisa terus ada disisi Abang, aku akan memendam dan berusaha mengobati rasa sakit ini sendiri. Aku mohon Bang Juna jangan ganggu lagi hidupku, karena kehadiranmu justru menambah rasa sakit dihati ini.

“aku bukan wonderwomman mu yang bisa terus menahan rasa sakit karena mencintaimu……….”

Cinta Bola Bilyard (8: apakah Angga yang terbaik?!!!)

Hari ini aku kembali masuk kantor setelah seminggu aku dirawat dirumah sakit. Sebenarnya kondisi tubuhku masih belum stabil. Yah sakit tifus yang aku derita ini memang tidak akan pernah bisa sembuh jadi bisa dikatakan kondisi tubuhku memang tidak sekuat dulu lagi. Dokter benar – benar menasehatiku untuk tidak bekerja terlalu berat dan menghindari diri dari stress.
“Mah aku berangkat ya” pamitku pada mama
“sayang kamu yakin udah kuat masuk kerja?”
“insyaAllah mah, aku pergi dulu ya”
“kamu yakin kuat jalan sendiri, wajah kamu masih pucat” kata mama khawatir
“biar aku yang antar Dinda tante” kata seseorang yang ternyata Angga yang sudah ada didepan pintu
“Angga kamu ko pagi – pagi sudah kesini?” tanyaku heran
“iya aku sengaja mau anter kamu, ayo kita berangkat nanti kamu telat” ajak Angga
“ya udah kamu berangkat sama Angga aja, mama juga khawatir kalau kamu pergi sendiri, tolong diantar ya Angga” kata mama
“iya tante pasti aku antar” jawab Angga
Karena haripun sudah siang aku dan Angga langsung berangkat menuju kantor. Sesampainya di depan kantor
“Angga makasih ya udah antar aku”
“’sama – sama Din, oya ini cemilan untuk kamu, kamukan ga boleh makan sembarangan trus perut kamu juga ga boleh kosong jadi kamu sambil ngemil aja kerjanya” kata Angga memberikan aku bungkusan berisi roti dan biscuit. Ya ampun, kenapa Angga menjadi sangat perhatian seperti ini, bahkan dulu saat kami masih pacaran saja dia tidak pernah seperhatian ini.
“Hi Din, ko kamu bengong seh? Udah sana kamu masuk nanti telat loh” kata Angga menyadarkan aku dari lamunan
“oya makasih ya Ga”
“sama – sama, nanti pulang kantor aku jemput kamu ya”
“gak udah Ga, nanti ngerepotin kamu lagi”
“gak apa – apa ko, lagian aku juga lagi santai ko” kata Angga tanpa bisa ditolak.
Setelah Angga pergi akupun langsung masuk kedalam kantor karena hari memang sudah siang.
***
Semakin hari perhatian Angga semakin besar terhadapku, tapi entah kenapa bayangan Bang Juna yang selalu menari didalam pikiranku. Hampir tiap hari aku selalu mengecek facebook Bang Juna sekedar ingin tau apa yang terjadi dengan Bang Juna walau kini tak ada lagi acara berbalas comment tapi minimal aku bisa tau apa yang terjadi dengan Bang Juna dari status – status Facebooknya. Itu sudah cukup membuat aku bahagia. Tadinya aku pikir kehadiran Angga dan kesibukanku bisa membantu aku untuk melupakan Bang Juna tapi ternyata aku tetap tidak akan pernah bisa melupakan sosok Bang Juna.
Malam ini Angga mengajak aku nonton, sebenarnya aku males untuk pergi tapi karena selama ini Angga sudah terlalu baik denganku, aku tidak enak untuk menolaknya. Sebelum aku nonton Angga mengajak aku makan
“Din, kamu mau makan apa?” tanya Angga
“terserah kamu deh Ga”
“ko gitu seh, kamu kenapa seh Din?, aku perhatiin akhir – akhir ini kamu banyak melamun”
“ gak apa – apa ko, aku lagi banyak kerjaan aja” kataku beralasan
“Din, kamu jangan bohong”
“ oya Ga, gimana kalau kita makan ayam bakar aja” kataku mencoba mengalihkan perhatian Angga dengan mengajaknya masuk kedalam foodcourt. Dan kamipun langsung makan malam bersama
“Din, besok kita keDufan yu, aku mau refresing neh” kata Angga setelah selesai makan
‘kita ke gelanggang samudera aja yu, aku mau liat lumba – lumba”
“ngapain kamu liat lumba – lumba?”
“abis lumba – lumba tuh hewan yang lucu banget, trus kata Bang Juna kalau ditengah laut lumba- lumba suka loncat - loncat dan balapan sama kapal, pasti lucu dan menghibur bangetkan, trus kata Bang Juna juga lumba – lumba tuh sahabat pelaut, dia yang selalu nolong kalau ada kapal yang tenggelam” tuturku antusias
“Arjuna Din, kamu belum bisa lupain Juna ya Din? Apa karena dia kamu jadi murung seperti ini” tanya Angga mengangetkanku
“ aku gak mungkin bisa lupain dia Ga, Bang Juna kaka angkat aku, aku sayang sama dia”
“tapi dia udah nyakitin kamu Din, dia gak pernah peduli sama perasaan kamu, gara – gara dia persahabatan kamu dan Putri hancur, dan yang lebih parah lagi Putri selalu teror dan tuduh kamu yang bukan- bukan, tapi apa Juna peduli sama kamu? Gak sama sekali Din! Lalu buat apa kamu masih ingat dia terus?!”
“ aku gak mungkin bisa lupain dia, karena dia kaka angkat aku, aku cuma pengen dia bahagia”
“Dengan ngorbanin perasaan kamu? Dinda, aku sayang sama kamu, aku gak tega liat kamu selalu dipojokan sama Putri cuma karena Juna, karena kamu gak salah Din, Juna aja yang brengsek udah merusak persahabatan kalian berdua”
“udahlah Ga, kamu gak berhak bilang seperti itu, aku pusing Ga, aku mau pulang aja”
“trus nontonnya?”
“kamu nonton sendiri aja, aku pusing”
“ ya udah aku antar ya..”
“ga usah, kamu nonton aja aku bisa ko pulang sendiri” jawabku sambil bergegas meninggalkan Angga, namun tiba – tiba Angga langsung menarik erat tanganku
“lepasin tangan aku Ga” pintaku pada Angga
“Ok, tapi kamu pergi sama aku jadi pulang juga harus sama aku” kata Angga sambil melepaskan tangan aku
Akhirnya Angga langsung mengantarkan aku pulang. Sesampainya di depan rumah
“kamu langsung pulang aja ya Ga, aku pusing banget mau langsung tidur”
“Din, aku minta maaf ya kalau aku salah, aku cuma gak mau liat kamu sedih seperti ini terus, aku sayang sama kamu Din, aku ingin kamu selalu bahagia”
“iya Ga, never mind, ya udah kamu pulang aja udah malam juga”
“ Din, apa kamu masih belum mau kasih aku kesempatan kedua?”
“ maaf Ga, aku belum bisa”
“ya udah gak apa – apa, aku akan sabar menanti sampai kamu mau buka hati kamu untuk aku lagi” kata Angga. Aku hanya tersenyum mendengar perkataan Angga. Ya Tuhan.. apakah Angga benar – benar yang terbaik untuk aku? Sepertinya dia terlihat begitu menyesal dan mencintai aku dengan tulus. Beri aku petunjukMu……


** bersambung…..**

Sabtu, 05 Februari 2011

Cinta Bola Bilyard (7: Berhenti Berharap)

Pagi ini suhu tubuhku semakin tinggi dan badanku pun semakin lemas karena dari semalam sama sekali tak ada makanan yang masuk kedalam tubuhku. Yah nafsu makanku benar – benar hilang yang aku rasakan hanya kekecewaan dan rasa sakit yang begitu mendalam. Bahkan lagi – lagi malam ini aku sama sekali tak bisa terlelap. Sampai akhirnya orang tuaku memutuskan untuk membawaku kerumah sakit dan dokter mengharuskan aku untuk dirawat beberapa hari di rumah sakit. Saat dirawat inilah sejujurnya aku sangat menginginkan Bang Juna ada disisiku menemani dan merawatku tetapi sayang itu hanyalah harapan hampa yang tak akan pernah terwujud. Karena disaat aku terbaring tak berdaya di rumah sakit Bang Juna malah semakin asik dengan Putri hal ini dapat aku lihat dari status – status Facebook mereka yang semakin mesra. Untunglah disaat seperti ini aku masih memiliki teman – teman yang sangat peduli terhadapku. Hampir setiap hari mereka menjengukku dan membuat aku tertawa melupakan sejenak semua masalahku.
“Din, udah dunk ngapain seh lw mikirin Bang Juna terus, belum tentu juga dia peduli sama lw” kata Prima salah seorang teman kantorku
“Iya, lagian kalaupun lw jadian sama dia emangnya lw sanggup long distance, sama aja lw kaya jomblo juga Din, ga bisa diapelin tiap malem minggu “ tambah Artha membuat aku membenarkan perkataan mereka
“lagian lw yakin sanggup kalaupun Bang Juna milih lw, lw tau kan apa pekerjaan Bang Juna, pelaut gw tegaskan sekali lagi PELAUT dan udah jadi rahasia umum pelaut tuh cewenya disetiap pelabuhan, dimana kapal sandar disitu dia punya pacar baru, lw siap punya banyak saingan?? Mending kalo masih pacaran kalau dah nikah bisa – bisa istrinya tiap pelabuhan Din, udah seh ga usah dipikirin ntar gw bantuin cari cowo yang JAUH LEBIH BAIK SEGALANYA dari Bang Juna OK” nasehat Diani dengan penekanan disetiap kata – kata tertentu membuat aku hanya tersenyum.
“Dinda sayang kan ada mamang Prima yang selalu nemenin Dinda, jadi Dinda ga boleh sedih lagi ya” hibur Prima membuat kami semua tertawa.
“ makasih ya kalian care Banget sama gw, iya gw janji ga akan sedih lagi”
“eits… bukan hanya ga boleh sedih lagi, tapi ga boleh mikirin si lumba – lumba lagi, inget ga boleh mikirin LUMBA – LUMBA ok, ntar kita cari BERUANG aja yang lebih lucu, menggemaskan dan banyak uang ok” ungkap Diani membuat aku tertawa dan aku membenarkan semua nasehat teman – teman kantor ku
“nah gitu dunk Dinda, kan Mamang seneng liat Dinda ketawa kaya gitu,kan semakin Cantik Dinda”
“ Iya mamang Prima, makasih ya”
“ ya udah, kita pamit dulu ya Din, cepet sembuh ya Din, kita tunggu lw dikantor ya… kantor sepi ga ada lw “ pamit Artha mewakili yang lain.
Setelah teman – teman kantorku pulang. Aku langsung tertidur karena memang kondisi tubuhku belum stabil. Saat aku Bangun aku merasakan ada seseorang yang terus menggenggam tanganku tadinya aku pikir mama tapi saat aku sadar ternyata Angga yang sedang duduk disisiku
“Angga, kamu udah lama disini?”
“lumayan…”
“kenapa kamu gak Bangunin aku?”
“kamu tidurnya lelap Banget aku gak tega Banguninnya, lagian kamukan memang harus banyak istirahat, kamu kenapa seh Din, sampai seperti ini?”
“aku gak apa – apa ko Ga, cuma kecapean aja”
“Din, maaf ya aku tau salah satu orang yang bikin kamu akhir – akhir ini sering nangis itu aku, aku nyesel Banget Din”
“ gak ko, aku cuma kecapean dan kemaren telat makan aja, bukan karena kamu”
“ Dinda Jujur aku masih sayang sama kamu bahkan aku semakin sayang sama kamu, apa aku masih punya kesempatan untuk mengisi hatimu lagi Din?” tanya Angga sambil memegang tanganku dan membuat aku kaget “kenapa Angga tiba – tiba menjadi semakin care terhadapku? Dan ingin memiliki aku lagi??”
“Din, kamu maukan maafin aku dan kita mulai semuanya dari awal?” tanya Angga lagi
“maafin aku Ga, aku mau sendiri dulu, aku mau fokus sama karir aku aja”
“ apa karena Bang Juna Din?”
“ bukan Ga, tapi emang aku mau sendiri dulu, aku mau fokus sama karir aku dulu, gak mau dipusingkan dengan cinta dulu”
“ ya udah kalau itu keputusan kamu, tapi aku bolehkan tetap sayang sama kamu?”
“makasih Ga, kalau kamu masih mau sayang sama aku, tapi sekarang aku hanya menanggap kamu sebagai sahabat aku gak lebih “
“ aku ngerti Din, aku udah seneng karena kamu udah maafin aku”
Ya Tuhan, kenapa disaat aku menginginkan Bang Juna justru Angga yang kembali mendekat. Tetapi benar kata Prima, Artha dan Diani. Aku harus melupakan Bang Juna Karena kini Bang Juna pun sudah tidak peduli lagi padaku. Bahkan sampai aku sakit seperti ini dia sudah tidak perhatian lagi, padahal dia sedang di Jakarta jika dia masih peduli sama aku pasti dia akan menjengukku. Tapi nyatanya Bang Juna tidak menjengukku bahkan telponpun tidak. Mungkin aku memang harus melupakan Bang Juna dan mengubur rasa cinta dan sayangku terhadap Bang Juna untuk selamanya.
SEMANGAT DINDA….!!!! Suatu hari nanti pasti akan datang cinta yang tulus dan akan menjadikan kamu satu – satunya bidadari ditaman hatinya. Pria baik hati yang akan menjemputmu dan akan melukiskan senyum terindah disetiap waktu, karena kebahagiaanmu adalah salah satu tujuan hidupnya nanti. So buat apa kamu menangis untuk orang yang bahkan tidak memperdulikan kamu lagi???!!!.....



Bersambung….!!!

Cinta Bola Bilyard (6: Salahkan Perasaan ini)

Malam ini perasaanku benar – benar galau, aku tak mengerti apa yang sesungguhnya aku rasakan. Ada perasaan senang yang begitu mendalam saat tadi Bang Arjuna datang menemuiku. Rasa bahagia saat Bang Juna menatap wajahku. Namun juga ada rasa cemburu disaat aku melihat kedekatan Bang Juna dengan Putri? kenapa mereka menjadi begitu dekat. Kenapa bukan dengan aku?? kenapa harus dengan Putri ada hubungan apa diantara mereka berdua mungkinkah mereka menjalin hubungan asmara?? Apalagi saat tadi Bang Juna bilang ingin minta restu aku untuk menjalin hubungan dengan Putri. Ya Tuhan kenapa hati ini terasa begitu sakit saat Bang Juna bilang seperti itu.
Akhirnya karena tidak bisa memejamkan mata aku mencoba menghubungi Putri dan aku sama sekali tak menyangka ternyata benar dugaanku Putri telah membohongiku. Ternyata selama ini dia telah sering bertemu dengan Bang Juna dibelakangku. Aku tak pernah menyangka sahabatku sendiri tega membohongi aku, padahal Putri adalah satu – satu nya orang yang tahu bahwa aku mulai merasa jatuh hati dengan Bang Juna. Kenapa kamu tega membohongi aku Put??? Dimana perasaan kamu? Yang telah aku Anggap sebagai sahabat sejati aku??
Aku langsung mengirimkan sms kepada Bang Juna
“hallo Bang dah nyampe rumah belum?”
“baru aja nyampe neh Din, kamu ko belum tidur?”
“belum bisa tidur Bang, Abang suka ya sama Putri?”
Ternyata bukan sms balasan yang datang kerena Bang Juna justru langsung menelponku
“hallo din, lagi ngapain?”
“ lagi tiduran aja Bang, Abang lagi ngapain?”
“sama neh Din lagi tiduran aja, Din gimana kamu setujukan Abang sama Putri? Abang baru neh Din suka dan sayang Banget sama orang kaya begini” tanya Bang Juna membuat hati aku teramat sakit
“kenapa harus Putri, kenapa bukan aku Bang?? Atau bahkan wanita lain yang Abang pilih mungkin hati aku akan sakit tapi tidak akan sesakit ini” ungkapku dalam hati
“Din gimana kamu setujukan Abang sama Putri, Abang udah ngerasa menemukan cinta sejati Abang neh” desak Bang Juna membuat air mataku akhirnya tak bisa terbendung lagi.
“tapi aku ga suka Abang jadian sama Putri” hanya kata – kata itu yang akhirnya keluar dari mulutku
“tapi kenapa Din, Abang sayang sama dia”
“ pokoknya Abang ga cocok sama dia” kataku bersikeras.
Malam itu Bang Juna terus memaksaku untuk mengatakan alasan kenapa aku tidak menyetujui hubungannya dengan Putri. Sebenarnya ingin sekali aku mengatakan bahwa sebenarnya aku mencintai Bang Juna, aku hanya ingin dia menjadi miliku, tapi apakah ini sebuah keputusan yang bijak, karena aku tau yang Bang Juna cintai adalah Putri sahabatku bukan diriku. Apakah aku tega menghalagi kebahagian mereka. Apalagi malam ini Bang Juna sampai menangis Karena aku terus menentang hubungannya dengan Putri, baru kali ini aku melihat pria setegar Bang Juna sampai menangis, bukankah itu menandakan Bang Juna benar – benar tulus mencintai Putri. Lalu apakah masih pantas aku untuk menghalangi kebahagiaan Bang Juna??? Walaupun hati aku merasa begitu sakit tapi aku ga mau egois untuk menghalagi kebahagiaan Bang Juna dan Putri.
Namun akupun tak bisa membohongi hatiku sendiri, hatiku terasa begitu sakit melihat kedekatan mereka berdua, air mataku tak pernah berhenti mengalir sejak semalam. Akhirnya pagi ini aku memutuskan untuk menghilangkan sedikit kepenatanku dengan pergi nonton bersama teman ku Andri
“Lw kenapa Din? Ko mata lw bengkak gitu, abis nangis ya? “ tanya Andri penuh perhatian
“iya semaleman gw abis nangis”
“kenapa Din? Lw cerita dong sama gw”
“lw tau kan Bang Juna??”
“oo… Abang angkat lw yang angkatan kan?”
“iya semalem dia main kerumah gw”
“trus kenapa lw nangis seharusnya lw seneng dong kan udah lama lw pengen ketemu sama dia”
“iya tapi semalem dia kerumah sama temen gw Putri, dia minta restu gw kl dia suka sama Putri”
“trus kenapa lw nangis?? Diakan Abang angkat lw, seharusnya lw seneng dong Abang angkat lw jadian sama temen lw”
Aku hanya terdiam mendengar pernyataan Andri, benar yang dikatakan Andri kenapa aku harus menangis, selama ini aku selalu menganggap Bang Juna sebagai kaka angkat aku, seharusnya aku bahagia karena dia telah menemukan cinta sejatinya.
“Din ko lw nangis lagi?? Lw suka ya sama Bang Juna??” tanya Andri lagi
“gw ga tau Dri” jawabku sambil menghapus air mata yang tanpa sadar telah mengalir dipipiku.
“Din, dari awal gw dah bilang, kalau lw hanya menganggap Juna sebagai kaka angkat lw, lw ga boleh jatuh cinta sama dia Din”
“tapi kenapa mereka tega membohongi gw, kenapa mereka ga jujur aja dari awal kalo mereka sering ketemu kenapa sahabat gw tega ngebohongi gw”
“ Dinda, itu hak mereka, toh lw hanya adik angkatnya Bang juna, lw ga punya hak apapun untuk melarang hubungan mereka”
“tapi gw ga mau kehilangan Bang Juna Dri”
“Dinda, lw ga akan kehilangan Bang Juna, dia akan tetap jadi Abang angkat lw karena itu adalah komitmen kalian berdua”
“gw takut kehilangan perhatian Bang Juna, kaya akhir2 ini aja Bang Juna jadi jarang telpon gw, dengerin curhat gw”
“ Dinda, lw ga boleh egois, wajar dong kalau Bang juna lebih memperhatikan Putri karena Bang Juna lagi jatuh cinta sama Putri “
“tapi kenapa hati gw sakit dri”
“Dinda, lw cinta ya sama Bang Juna??”
“gw ga tau dri, gw cuma pengen Bang Juna kaya dulu selalu perhatian sama gw selalu ada buat gw, ga kaya sekarang”
“ ya udahlah Din, lw ga usah nangis lagi, mungkin lw cuma takut kehilangan perhatian Bang Juna, lw cuma jealous saat Bang Juna lebih perhatian sama Putri, ga usah terlalu dipikirin ya”
“trus apa yang harus gw lakukan Dri, apa gw salah semalem gw bilang gw akan menghilang dari hidup mereka kalau mereka jadian??, gw ga ingin ganggu hubungan mereka bedua”
“lw yang tau apa yang harus lw lakukan, lw yang tau apa yng terbaik buat lw, tapi saran gw Din, lw fokus aja sama karir lw dulu aja sekarang, masalah Bang Juna Allah pasti kasih jalan yang terbaik buat lw, gw yakin itu” nasehat Andri
“makasih ya Dri, mungkin benar kata lw gw cuma takut kehilangan perhatian Bang Juna bukan berarti gw cinta dia”
“iya Din, lw harus kuat!! gw yakin cewe cantik dan baik kaya lw pasti akan dapatkan cowo yang terbaik, bahkan lebih baik dari Bang Juna”
“kalau gw mau Bang Juna”
“ssst… udah kita nonton aja yu, gw ga mau liat lw nangis lagi” kata Andri sambil menarik tanganku dan kamipun akhirnya nonton dan aku dapat melupakan sejenak rasa sedihku.
****
Malam ini seperti biasa tiap malam aku selalu online namun hati aku semakin sakit saat melihat status hubungan Bang juna dan Putri berubah menjadi Engaged. Air mataku langsung mengalir melihat status itu hatiku terasa teriris – iris mengetahui akhirnya mereka bukan hanya jadian tetapi bertunangan. Yang artinya sudah tidak ada lagi kesempatan untuk aku bermimpi menjadi kekasih Bang juna. Yah kesempatan untuk bermimpipun sudah tidak ada!!!.
Dengan berlinang air mata aku mencoba mengirimkan ucapan selamat kepada Putri, bagiku Putri adalah wanita paling beruntung karena bisa mendapatkan pria baik hati, pekerja keras yang penuh perhatian dan kasih sayang seperti Bang Juna.
“selamat ya akhirnya kalian bertunangan juga, semoga langgeng ya”
Tak lama sms balasan dari Putri masuk
“tunangan??? belum lagi Din, itu cuma kerjaan Bang Juna aja”
“udahlah put, ga usah bohong lagi cape gw dibohongin trus sama lw!!! Smoga bahagia ya”
Baru saja aku mengirim sms, HP aku kembali berdering ternyata Bang Juna yang telepon, berarti mereka sedang bersama. Entah kenapa ada rasa malas untuk mengangkat telpon Bang Juna, hingga empat kali Misscall dari Bang juna tetap aku diamkan saja. Akhirnya Bang Juna mengirimkan sms
“Din ko telp Abang ga diangkat? kamu marah ya sama Abang”
“ga ko Bang, aku lagi banyak kerjaan aja, selamat ya akhirnya Abang dah menemukan cinta sejati Abang,semoga langgeng ya Bang”
“Din, ko kamu marah2 sama Putri seh? Dia ga salah apa2, kenapa kamu marahin dia?” sms Bang juna benar- benar membuat aku kesal kenapa Bang juna justru menyalahkan aku. Siapa juga yang marah2 dengan Putri??
“siapa yang marah sama Putri seh Bang?”
“Putri bilang kamu nuduh dia bohong, yang bohong itu Abang Din, jd kalau kamu mau marah, marah aja sama Abang”
“terserah kalian berdua deh, aku ga mau ikut campur lagi, benerkan Bang lebih baik aku menghilang dari hidup kalian berdua, selamat tinggal”
Bang Juna justru langsung menelponku
“Hallo Din” sapa Bang Juna
“ya… “ jawabku singkat dan datar
“ko kamu ngomong gitu seh Din, kan kamu janji ga akan pernah ninggalin Abang”
“ aku cape Bang!! Toh Abang juga dah ga pedulikan sama perasaan aku jadi lebih baik ga usah hubungi aku lagi Bang”
“ko kamu ngomong gitu, kamu kan adik Abang Din”
“aku memang akan tetap jadi adik Abang, tapi adik yang ga pernah bisa Abang temui lagi”
“Din……”
“aku cape Bang, besok aku harus kerja, aku tidur dulu ya” kataku memotong pembicaraan karena aku tak ingin mendengar lebih jauh alasan Bang Juna yang justru akan membuat aku semakin sakit.
Aku langsung mencoba memejamkan mata tetapi tetap saja tak bisa, karena air mata tak pernah berhenti mengalir di pipiku.
“aku sayang kamu Bang Juna, tapi kini tak mungkin lagi perasaan ini aku ungkapkan, biarlah akan ku pendam perasaan ini selamanya”
***
Pagi harinya saat aku Bangun kepalaku terasa agak pusing, mataku merah dan bengkak bagaimana tidak semalaman aku tak pernah berhenti menangis untuk meluapkan semua rasa sakit dan kecewa yang aku rasakan.
“pagi mah” sapaku pada mama yang menyiapkan sarapan
“pagi sayang, mata kamu kenapa bengkak gitu? Kamu habis nangis ya?”
“ ga ko mah tadi di gigit semut, aku berangkat dulu ya mah”
“ sarapan dulu Din”
“ntar aja mah dikantor, aku lagi banyak kerjaan, aku berangkat ya mah” kataku sambil bergegas pergi.
Saat dikantor aku sama sekali tak bisa konsentrasi mengerjakan pekerjaanku, kepalaku menjadi sangat pusing dan badanku lemas mungkin karena sudah dua malam aku terus menangis dan tidak bisa tidur pulas.
Menjelang makan siang suhu tubuhku semakin tinggi, kepalaku juga semakin pusing serta badanku semakin lemas. Sampai akhirnya aku jatuh pingsan.
Ketika aku sadar aku sudah berada di klinik dan Dahlia teman kantor yang menungguku
“Alhamdulillah lw dah sadar Din, lw kenapa seh, sampai bisa pingsan kaya gini?” tanya Dahlia khawatir
“gw ga apa – apa ko maaf ya dah ngerepotin, pasti orang kantor panik ya?” jawabku sambil berusaha untuk duduk
“ ga apa – apa din, lw istirahat aja dulu”
“ gw udah ga apa – apa ko, gw mau pulang aja Dahl”
“ayo gw anter ya”
“ga usah gw bisa pulang sendiri ko, lw balik kantor aja, lw kan lagi banyak kerjaan”
“tapi Din…”
“tenang aja, gw bisa pulang naik taksi ko, gw cuma butuh menenangkan diri aja” tolakku sambil turun dari tempat tidur.
Akhirnya Dahlia mengantarkan aku sampai naik taksi tapi entah kenapa aku malas untuk segera pulang kerumah akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke taman kota
Disana aku hanya merenung dan berusaha menenangkan diri. Aku juga sengaja mengupdate status Facebook : “pingsan dikantor… maaf ya, jadi ngerepotin orang kantor”
Harapan aku agar Bang Juna membacanya. Aku hanya ingin tau apakah dia masih mengkhawatirkan aku, apakah Bang Juna masih peduli terhadap aku. Sudah satu jam sejak aku mengupdate status Facebook, biasanya Bang Juna langsung merespon semua status – status aku, tapi sekarang kenapa dia menjadi begitu cuek. Apakah Bang Juna benar – benar sudah tidak peduli lagi denganku. Justru Angga yang tiba tiba menelponku dengan nada yang penuh kekhawatiran
“Hallo Dinda, kamu dimana? Kamu ga apa2” tanya Angga penuh kekhawatiran
“ aku ga apa2 Ga”
“tadi kamu pingsankan? Sekarang gimana kondisi kamu”
“ aku baik2 aja”
“Dinda, kamu nangis? Kamu kenapa? Sekarang kamu dimana?”
“aku ditaman kota Ga”
“kamu ngapain disana? Kamu sama siapa disana?”
“sendirian Ga”
“ya ampun Dinda, kamu tunggu aku disana ya, aku kesana sekarang” kata Angga dan langsung menutup telepon.
Setengah jam kemudian Angga datang dan terlihat jelas raut kepanikan diwajahnya. Angga ternyata kamu masih peduli padaku, walau kini kita tak ada lagi ikatan, kamu terlihat begitu care padaku.
“kamu kenapa nangis gini Din? Ada masalah? Kamu cerita ya sama aku” kata Angga setelah duduk disampingku
“aku kecewa Ga… aku sedih..”
“kecewa kenapa? Hmmm… apa karena masalah kita? Aku minta maaf Din, aku dah bikin kamu kecewa, aku nyesel bikin kamu nangis”
“bukan Ga, bukan masalah itu…”
“ lalu apa?”
“ Bang Juna Ga…”
“kenapa Arjuna kurang ajar sama kamu??”
“ gak, Bang juna jadian sama Putri mereka tega bohongin aku Ga… aku kecewa kenapa sahabat aku sendiri tega khianatin aku”
Tanpa ku duga sama sekali Angga langsung menenangkan aku dengan genggaman tangannya dan menghapuskan air mataku. “Angga kenapa tiba – tiba kamu menjadi sangat perhatian padaku, bahkan saat kita masih jadian kamu tidak pernah sangat care ini?” tanyaku dalam hati.
“Din,kamu jangan nangis lagi ya, aku ga bisa liat kamu nangis seperti ini, aku ingin kamu selalu bahagia, kamu tau din, walaupun kita udah ga sama – sama lagi, tapi aku tetap sayang sama kamu” ungkap Angga membuat aku terdiam
“Din, bolehkan aku tetap sayang sama kamu?, karena sekarang kamu sudah bisa membuktikan semua ucapan kamu, kamu sekarang sudah menjadi wanita yang anggun dan sukses Din… aku sayang sama kamu, aku ga mau liat kamu sedih, aku ingin kamu selalu tersenyum Din” kata – kata Angga benar – benar menenangkan aku ternyata disaat seperti ini masih banyak orang yang tulus menyayangiku.
“ ya udah sekarang kita pulang ya,badan kamu masih panas, kamu harus istirahat” ajak Angga dan akhirnya mengantarkan aku pulang.
Sesampainya dirumah aku langsung istirahat didalam kamar. Namun istirahatku tak bisa tenang. Karena disaat aku sakit seperti ini justru banyak sms dari Putri dan Bang Juna yang membuat hatiku semakin sedih dan terluka. Kenapa harus seperti ini?? kenapa aku harus merasakan sakit yang teramat dalam seperti ini.



Berrsambung…….!!!!