Kamis, 31 Agustus 2017

Pesta Pernikahan impian syira

Selama masa pemulihanku, syira benar - benar menjadi sosok istri idaman untukku dia tak pernah lelah merawatku dengan penuh cinta dan kasih sayang, walau sebenarnya setelah seminggu istirahat dirumah aku sudah merasa baikan tapi syira masih tetap memintaku untuk lebih banyak istirahat dan belum mengizinkan aku masuk kantor. Tapi syira malah mengajak aku jalan - jalan kepuncak menikmati udara yang segar, yah kami memang benar - benar seperti pengantin baru lagi yang sedang kasmaran. Kami sangat bahagia dan menikmati kebersamaan ini. Besok mama dan papa mengundang aku dan syira untuk makan siang dirumah sekaligus membicarakan persiapan pesta pernikahan kami yang akan diadakan minggu depan.tapi aku tau syira masih ragu untuk datang kerumah itu, ya aku tau dia masih ragu untuk bertemu reva dan memanh banyak kenangan pahit yang syira alami akhir - akhir ini dirumah itu.
"Sayang, kamu kenapa si?" tanyaku sambil duduk disebelah syira yang daritadi terlihay sangat gelisah "Kak, kakak aja ya yg kerumah mama papa"
"Loh kenapa? Mama dan papa kan ngundangnya kita berdua sayang"
"Aku takut kak" jawab syira membuat aku langsung mengenggam tangannya "Hei... Ada kakak yang selalu jagain kamu, lagian mama dan papa kan uda merestui pernikahan kita, bahkan mereka mau bikin resepsi untuk pernikahan kita" kata ku mencoba menenangkannya
"Tapi reva kak?"
" reva ga akan berani macam - macam sama kamu, ada kakak, mama dan papa yang akan jagain kamu, ya udah ayo kita berangkat" kataku meyakinkan dan mengandeng syira untuk segera pergi. Sesampainya disana, mama dan papa menyambut hangat kami, bahkan aku sangat senang melihat mama langsung memeluk syira dan mengajaknya masuk, ya pemandangan yang sudah hilang hampir 4 tahun akhirnya kembali bisa aku lihat lagi, bahagia sekali rasanya melihat keakraban mama dna syira. Tapi tidak dengan reva dia terlihat sangat cemburu dengan kehadiran reva, bahkan puncaknya saat kami sedang berbincang tentang rencana resepsi pernikahan aku dan syira, reva nyeletuk
"Ngapain si mah, pa ngeluarin uang banyak toh ga akan ada hasilnya juga"
"Maksud kamu apa reva?" tanya papa tak mengerti
"Iya, karna dia ga akan pernah bisa kasih kak sam anak kan? Buat apa nikah kl ga bisa kasih keturunan" jawab reva enteng sekali namun aku sangat yakin sangat melukai perasaan syira
"Cukup reva, kamu ga pantas ngomong seperti itu, syira sekarang kakak ipar kamu, kamu harus hormati dia, dan harusnya kamu sadar kamu yang bikin syira keguguran dan akhirnya divonis ga akan bisa hamil lg" bentakku emosi
"Kenapa si kak? Kakak ga pernah sedikitpun sayang sama aku, padahal aku adik kandung kakak, kakak selalu bela dia, bahkan kakak nekad jadiin dia istri"
"Bagaimana aku bisa sayang sama kamu, kalau kamu ga bisa menghargai istri aku"
"Reva, kamu harus terima kenyataan syira ini adalah istri sam" kata papa mencoba menasehati reva
"Pah, kenapa papa lebih bela dia pah, dibanding aku anak kandung papa"
"Papa ga bela siapapun, tapi kamu harus belajar terima kenyataan, kamu ga bisa egois terus seperti ini" jelas papa
"Mah, apa mama juga ikut belain dia?" tanya reva meminta pembelaan dari mama
"Reva, yang papa bilang tuh benar" jawab mama membuat reva semakin emosi
"Jadi sekarang mama juga bela dia, kenapa si ga pernah ada yang sayang tulus sama aku? Dari kecil aku sudah ditelantarkan, sekarang masih juga kamu rebut semua kasih sayang yang harusnya hanya untuk aku, sampai kapanpun aku benci kamu" kata reva sambil menujuk syira membuat syira semakin tertunduk, aku langsung memeluknya karena aku tau hatinya sangat hancur mendengar perkataan reva "Kita pulang aja yuk kak" pinta syira membuat aku langsung menuruti permintaannya karena aku tak ingin bidadariku semakin terluka dan sedih.
Malam ini adalah malam resepsi pernikahan aku dan syira, walau syira sempat menolak resepsi ini karena selalu terbayang perkataan reva, tapi karena aku, mama dan papa terus memaksanya akhirnya syira mau juga menjalani resepsi ini. Saat menikah dengan syira,karena semua serba mendadak dan buru - buru syira hanya dimake up sederhana bahkan tanpa untaian bunga melati, tapi syira tetap terlihat sangat cantik dengan balutan gaun pink yang memang aku pilihkan spesial untuk dirinya. Tapi malam ini syira tampil bak seorang putri raja dengan dandanan adat khas jawa yang lengkap dengan paes dan untaian bunga melati yang membuat syira semakin cantik seperti bidadari dari kayangan.aku jadi merasa ini adalah pernikahan pertamaku dengan syira, karena aku benar - benar merasakan lagi kebahagian seorang pengantin, yah aku sangat bahagia memiliki istri secantik dan baik seperti syira. Walau aku tau masih ada raut kesedihan diwajah syira, aku tau perkataan reva benar - benar membuat syira menjadi sering murung dan terkadang semakin minder dengan kekurangannya, padahal aku sama sekali tidak pernah mempermasalahkan kekurangan syira, karena aku tau itu semua terjadi sebagai konsekuensi perjuangan cinta kami berdua.
"Sayang koq sedih si? Pengantin aku ga boleh sedih" kataku sambil mengangkat wajahnya yang tertunduk dan mencium keningnya
"Kak, aku ga pantas ada disini, aku bukan perempuan sempurna untuk kakak"
"Sssstttt... Aku ga butuh perempuan sempurna, aku butuh orang yang bisa menyempurnakan hidup aku, dan aku sangat yakin kamu mampu membuat hidup aku sempurna"
"Tapi kak?"
"Sayang, kita dah lewati banyak badai dalam pernikahan ini, sekarang kita tinggal menikmati kebahagiaan kita ,masa kamu mau nyerah, please sayang jangan pernah tinggalin aku, mungkin memang bukan kamu yang butuh aku, tapi aku yang butuh kamu, aku sangat membutuhkan kamu untuk mendampingi aku" kataku membuat syira langsung terbenam didalam pelukanku.
"Udah ya, pengantinku yang cantik ga boleh nangis" kataku sambil menghapus air mata syira. Acara akhirnya dimulai, aku berjalan beriringan dengan syira didampingi mama papa dan keluarga besar kami menuju pelaminan, walau ini bukan yang pertama untukku berjalan menuju pelaminan, saat menikahi rara akupun merasakan hal ini, tapi kali ini benar - benar berbeda aku berjalan mengandeng orang yang paling aku cintai dan sayangi dan semua orang yang datang memberikan restu dan doa untuk kami berdua. Aku merasa sangat bahagia dengan semua ini dan aku yakin syirapun merasakan hal yang sama denganku itu terpancar dari senyumnya yang terus merekah membuatnya terlihat menjadi pengantin yang paling cantik.Ditengah acara aku memang menyiapkan kejutan spesial untuk syira, aku sengaja meninggalkan syira sendirian dipelaminan dan aku naik kepanggung, aku berniat mempersembahkan lagu spesial untuk istriku tercinta. Saat semua mata tertuju padaku,aku langsung menyapa semua yang hadir
"Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada tamu undangan yang telah memberikan restunya untuk saya dan syira, mungkin sebagian udah tau kalau saya dan syira memang dibesarkan bersama sejak kecil, sejak kecil saya selalu menganggap syira adalah adik kecil kesayangan saya, sampai akhirnya kami tau kami bukan saudara kandung, kenyataan yang membuat semua berubah segalanya dalam sekejab, dari rasa sayang sebagai kakak akhirnya berubah menjadi rasa sayang dan cinta saya yang ingin selalu melindungi syira yang sebatang kara, dan semakin hari rasa cinta itu semakin besar bahkan saya mencintai syira melebihi diri saya sendiri, tiga tahun yang lalu saat saya nekad menikahi syira, saya bilang sama syira
sayang, kakak memang bukan pangeran impian kamu, tapi kakak sangat menyayangi kamu, kakak ingin selalu menjaga kamu,kakak ga mau membiarkan kamu sendirian diluar sana tanpa ada orang yang menjaga kamu"
dan akhirnya syira mau menerima saya sebagai suaminya,walau saya bukan pangeran tampan berkuda seperti yang sejak kecil syira impikan,banyak ujian dan cobaan yang kami jalani bersama, sampai setahun yang lalu syira memutuskan untuk meninggalkan saya karena alasan yang memang sangat membebani syira dan membuat syira selalu tersudutkan. saat itulah saya tau bukan syira yang membutuhkan saya. Tapi saya yang sangat membutuhkan syira, saya yang tak bisa hidup tanpa syira, karena tanpa syira disisi saya, saya sama sekali tidak memiliki semangat hidup, hidup saya hancur tanpa syira disisi saya. Oleh karena itu saya ingin malam ini semua orang yang hadir disini menjadi saksi apapun yang terjadi saya berjanji tidak akan pernah meninggalkan syira sampai kapanpun.
"sayang sekali lagi kakak bilang sama kamu, kamu adalah orang yang bisa menyempurnakan hidup kakak, kamu bidadari dunia akhirat ku, hanya kamu yang bisa mewarnai hari - hari kakak. i love u forever"
Tuturku disambut gemuruh semua undangan yang hadir, bahkan banyak yang terharu mendengar penuturanku, termasuk syira yang aku lihat ikut meneteskan air mata. Aku langsung memainkan piano dan bernyanyi lagu "doa untukmu sayang" dari wali
kau mau apa, pasti kan ku beri.... Kau minta apa pasti ku turuti.... Walau harus aku terlelah dan letih... Ini demi kamu sayang... Aku tak akan berhenti menemani dan menyayangimu,hingga matahari tak terbit lagi, bahkan bila aku mati, ku kan berdoa pada illahi tuk satukan kami disurga nanti... Tau kah kamu apa yang ku pinta disetiap doa sepanjang hariku, Tuhan tolong aku tolong jaga dia,Tuhan aku sayang dia...
Dan ditengah lagu syira terlihat turun dari pelaminan dan menghampiri aku keatas panggung dan langsung memelukku yang masih terus memainkan piano sambil bernyanyi, membuat banyak tamu undangan ikut terharu melihat kemesraan kami, setelah lagu selesai aku langsung membalas memeluk erat syira dan mengecup keningnya. Disambut tepuk tangan penonton. Aku yakin resepsi ini tidak akan bisa dilupakan oleh aku dan syira seumur hidup kami bahkan oleh tamu undangan yang datang. I love u my syira... Love u forever istriku... Bidadari surgaku....

Selasa, 29 Agustus 2017

Bidadari surga ku

Setelah lima hari aku dirawat diRs akhirnya aku diizinkan pulang, sebenernya blm boleh pulang, tapi karena jaminan syira yang akan merawat aku dr. Indah memberikan aku izin untuk dirawat dirumah, walau aku masih harus memakai infus tidak masalah yang penting aku bisa pulang kerumah dan bisa beristirahat lebih nyaman. Karena memang walau syira sudah tidak bekerja sebagai dokter, tapi tetap ilmunya tidak akan hilang, hanya sekedar memasang dan melepas infus aku sangat yakin syira sudah sangat terbiasa melakukannya. Sesuai dengan keinginan syira kami pulang kebogor, mama dan papa juga ikut mengantarku, alhamdulillah aku sangat bersyukur mama sudah bisa menerima syira lagi seperti dulu, bahkan mama mulai memanjakan syira lagi. Sore hari nya mama dan papa pamit pulang, dan syira langsung menyuruh aku istirahat dikamar.
"Kakak istirahat dulu ya, aku mau masak bubur dulu untuk kakak"
" ga usah sayang biar bibi aja yang masak, kamu disini aja temenin kakak ya"
"Ya udah kalau gitu aku bilang bibi dulu ya, nanti aku kesini lg"
" jangan lama - lama ya cinta"
"Iya sayang" kata syira sambil meninggalkan ku sendiri.
Semakin lama aku memang semakin jatuh cinta dengan syira, dia benar - benar menjadi mentari dalam hidupku, yang mewarnai hidupku, dan aku sangat bersyukur sekali karena sekarang mama dan papa sudah merestui pernikahanku dengan syira. Tak lama syira kembali masuk kedalam kamar,dan duduk disisiku
"Kak, badan kakak masih lemas ga?" tanya syira
"Ga terlalu si sayang, memang kenapa?"
"Infusnya dilepas aja ya kak, biar kakak makan aja yg banyak, minum yang banyak ok" kata syira
"Ya udah lepas aja sayang, kan aku juga jadi lebih bebas meluk kamu"kataku menggoda syira.
"Ye... Genit bgt si kak"
"Emang kenapa si cantik?" kataku sambil mencubit mesra pipi syira.
"Ya udah, diem dulu aku lepas dl infusnya, biar kakak makannya banyak, kl ga mau makan aku galak ya" kata syira sambil melepas infus ditangan kiriku.
"Sayang, kamu ga pengen jadi dokter lagi?" tanyaku karena aku tau jadi dokter adalah cita - cita syira dari kecil
"Aku udah bahagia kak dengan hidupku yang sekarang, aku udah bahagia jadi istri kakak apalagi sekarang mama papa udah merestui kita, aku ga mau dengan aku jadi dokter lagi malah bisa merusak kebahagiaan kita"
"Maksud kamu?"
"Aku tau kak, reva belum bisa menerima aku, aku yakin reva marah sama mama dan papa karna mereka merestui kita, apalagi kl aku sampai jadi dokter lagi, reva bisa semakin marah dan aku ga mau memperburuk suasana kak"
"Iya sayang, kakak ngerti, kamu jadi dokter pribadi kakak aja yah"
"Ga mau jadi dokter pribadi kakak, karna kalau aku jadi dokter pribadi kakak artinya kakak sakit dong, akukan mau nya kakak sehat, kuat, dan selalu bisa jagain aku"
"Iya sayang, InsyaAllah kakak akan selalu jagain kamu ya" kataku sambil memeluk erat syira bidadari surgaku. Tiba - tiba bibi masuk dan membawakan bubur yang sudah matang
"Bibi seneng liat mas sam dan non syira kaya gini, semoga ga ada yg bisa pisahin non sama mas sam lg"komentar bibi melihat aku yang memeluk mesra syira
"Aamiin" ucapku dan syira
"Ya udah kakak makan dulu ya" kata syira sambil meletakan nampang berisi bubur dipangkuanku
"Koq ga dimakan?" tanya syira heran melihat aku diam saja
"Suapi dong sayang" kataku manja dan menggoda syira
"Ikh manja banget"
"Biarin aja sama istri sendiri koq, biasanyakan kamu yang manja sekarang gantian aku dong" kataku membuat syira langsung menyuapiku, namun entah apa yang ada dipikiran syira tiba - tiba raut muka syira berubah sedih bahkan sampai menitikan air mata
"sayang, kenapa koq kamu nangis" tanyaku sambil menghapuskan air matanya
"Kak,maafin aku ya kak, karena cepat atau lambat mama, papa, kakak pasti akan merindukan kehadiran seorang bayi, dan aku ga akan bisa memberikannya kak" jawab syira membuat aku tau ternyata hatinya masih terluka sangat dalam, yah kalau aku bisa memilih lebih baik aku yg divonis dokter ga bisa punya anak, agar syira tidak merasakan beban yang berat seperti ini
"Sayang, kehadiran kamu aja udah membuat hidup kakak sempurna, masalah anak kita bisa adopsi bayi ya sayang"
"Tapi kakak pasti ingin punya anak darah daging kakak sendiri, kalau kakak mau aku ikhlas kak, kalau kakak mau menikah lagi" tutur syira membuat aku sangat kaget ternyata syira benar2 terbebani dengan kenyataan dia tidak akan bisa punya anak lagi.
"Sayang, kakak pernah menikah dengan rara tapi kamu tau kenyataannya kakak sama sekali ga bahagia, jadi kakak mohon sama kamu tolong jangan bicara seperti itu lagi,ini bukan salah kamu sayang, kakak yang salah, kakak yang ga bisa menjaga dan melindungi bayi kita dulu sampai kamu keguguran dan divonis ga akan bisa punya anak lagi, jadi ini bukan salah kamu, karena sebagai suami harusnya kakak yang melindungi kamu, udah ya kita ga usah bahas masalah ini lagi,kakak udah sangat bahagia dengan kehadiran kamu disisi kakak" kataku sambil membelai rambut syira membuatnya langsung terbenam didalam pelukanku.
"Ya udah sekarang kita istirahat ya, kamu juga keliatan lelah, selama dirs kamukan ga bisa tidur nyenyak sekarang kamu bobo ya, sini bobo dipelukan kakak biar kamu bisa bobo nyenyak" kataku membuat syira langsung merebahkan diri disisiku dan aku membelai lembut rambut syira hingga dia tertidur. Yah aku tau dibalik wajah cantik ini. Terdapat luka yang sulit diobati, aku tau vonis ga bisa punya anak dari dokter buat seorang wanita adalah sebuah kenyataan pahit yang harus dihadapi, syira pasti merasa menjadi seorang wanita yang tidak sempurna tapi bagiku dia adalah wanita paling sempurna yang melengkapi hidupku. Ya Allah kalau aku mohon berikanlah keajibanmu pada syira, berikan iya kebahagia karena selama ini dia udah banyak sekali berkorban demi kebahagiaan orang lain. Sekarang biar kan dia bahagia, aku janji akan selalu menjaga dan melindunginya semampuku.

Minggu, 27 Agustus 2017

Walau jauh kamu tetap idola, Ayah!!

Yah... Ini video singkat dan biasa bgt ga ada yg spesial sama sekali,tapi efeknya kuat banget loh buat azqa, bisa membuat azqa yang lagi tantrum langsung diem dan jadi anak manis, bahkan bisa membangkitkan kepercayaan diri azqa langsung meningkat lagi. Jadi ceritanya beberapa hari ini azqa lagi moody bgt, rewelnya super bgt deh sampai bikin bundanya ikut2an spaneng juga hehehe.. Sebenernya si tau kenapa azqa sampe berubah moody seperti itu, karena kapal ayah memang baru mulai operasi lagi, jadi otomatis ayahnya jadi lebih sibuk, trus sinyal juga mulai on off jadi azqa yang biasanya tiap saat minta video call ga bisa karna ayahnya ga dapet signal. Jadi ya itulah yang bikin azqa super moody bgt. Tapi saat ayahnya kirim video ini azqa langsung diem, senyum dan bilang dengan pedenya
"Abang kuat bunda, abang jagoan ayah" Yah dia selalu bangga kalau ayahnya yang bilang, dia selalu ingin menjadi seperti yang dibilang ayahnya, cerita ini percis saat azqa mogok ga mau sekolah, sampai pas saat ayahnya cuti, ayahnya cuma bilang gini dijalan sambil stir mobil nunjuk anak punk dijalanan yg sedang ngamen
"Abang liat deh, itu orang bajunya jelek ya, ga keren ya, dekil kalau ga sekolah kaya gitu bang" kata ayah membuat azqa langsung tertarik memperhatikan
"Kl yg sekolah mana yah?" tanya azqa antusias
"Tuh liat pak polisi, bajunya baguskan? Kalau sekolah kaya gitu" jawab ayah membuat azqa langsung seolah mengerti. Yah ternyata sesimpel itu bikin azqa yg tadinya mogok ga mau sekolah sampai semangat sekali sekolah. Kadang aku sendiri bingung dengan pendekatan yang siayah lakukan sama azqa, secara frekuensi waktu ayah dengan azqs sangat sedikit tapi ayah sukses bikin azqa sangat nempel dan selalu bilang ingin seperti yang ayah bilang, aku kadang bingung kalau azqa sedang ngobrol dengan ayahnya, ayah selalu menempatkan azqa seolah azqa sudah dewasa padahal azqa masih tiga tahun, karena ayah selalu menanyakan pendapat azqa dan mengajak azqa tuk berpikir dan menyimpulkan sendiri, seperti tadi ayah kasih contoh nyata tentang orang yang sekolah dan tidak sekolah sampai akhirnya sudah melekat di otak azqa kl dia rajin sekolah dia akan jadi seperti pak polisi, abri, dll. Dan kalau tidak sekolah akan jadi anak jelek dan ga keren. Dengan cara itu azqa jadi semangat sendiri untuk sekolah. Begitupun dengan video ini, ayah sukses membuat azqa ingin menjadi anak yang kuat, dan anak kuat ga boleh nangis. Alhamdulillah ya yah, walau ayah kerjanya jauh, pulangnya jarang tapi azqa tidak pernah kehilangan sosok ayah, tidak pernah kekurangan kasih sayang ayah dan yang penting ayah tetap menjadi sosok idola buat azqa, sosok yang azqa sayang, kagum dan hormati.

Selasa, 22 Agustus 2017

Semua karena cinta

Malam ini akhirnya aku bisa menjaga dan merawat suamiku tanpa rasa takut kepada mama dan papa, karena mereka telah merestui aku dan kak sam, sehingga aku bebas untuk merawat kak sam.
"Kak, badannya di lap dulu ya biar ga lengket" kataku sambil mulai mengelap badan kak sam dengan air hangat, dan menggantikan baju kak sam agar kak sam merasa lebih segar, kemudian menyisir rambut kak sam yang mulai gondrong karena tak dirawat
"Sejak kapan kakak betah rambut gondrong seperti ini?" komentarku sambil tersenyum
"Sejak ga ada kamu" jawabnya menggoda membuat aku tersenyum
"Sayang,alhamdulillah kita bisa lalui badai didalam pernikahan kita ya, kakak senang sekarang kamu udah ada disisi kakak lagi,bisa merawat kakak lagi,kakak sangat bahagia sayang" kata kak sam sambil mencium tanganku dengan mesra
"Iya, tapi kakak harus sembuh, harus gemuk lagi, aku ga suka liat kakak kurus kaya gini ga macho" godaku membuat kak sam tersenyum, yah binar kebahagia terpancar jelas diwajah kak sam, tidak seperti tadi pagi saat pertama aku melihatnya wajah kak sam tampak sangat lelah dan tak bersemangat
"Sini sayang, tidur dipelukan kakak,kakak kangen banget sama kamu" kata kak sam membuat aku langsung merebahkan diri disisi kak sam
Sayang, saat kamu pergi kakak selalu membayangkan kamu, apa kamu bisa tidur, kamu kan ga akan tidur nyenyak kl ga dipelukan kakak" kata kak sam membuat aku semakin erat memeluknya
"Kakak benar,aku ga pernah bisa tidur nyenyak, aku selalu ingat kakak, ya udah sekarang kakak tidur ya, biar cepat sembuh"
"Kakak pasti akan cepat sembuh karena ada dokter spesial kakak, sayang apa kakak bisa dirawat dirumah aja, kan ada kamu yang rawat kakak?"
"Nanti dulu ya kak, kakak masih harus dapat transfusi darah, karena Hb kakak rendah sekali,karena ternyata kakak jg kena dbd, nanti kalau hb kakak sudah stabil,baru boleh pulang,lagian disini juga kan aku yang rawat, oya kak,nanti kita tinggal dimana kak??"
"Kita pulang kerumah mama papa ya" jawab kak sam membuat aku terdiam, aku berpikir apa reva juga bisa menerima aku
"Hei kenapa? Koq cemberut gitu?" tanya kak sam heran
"Kak, apa reva bisa terima aku?? Aku ga yakin reva bisa terima aku kak" jawabku khawatir
"Ya kakak juga khawatir si, kalau gitu kita pulang ke bogor aja ya" kata kak sam membuat aku senang
"Makasih ya kak, ya udah kakak sekarang bobo dulu ya, aku tidur disofa aja ya,biar kakak bisa bobo nyenyak" kataku sambil turun dari ranjang dan membelai rambut kak sam sampai tertidur. Saat kak sam tertidur, tanpa sadar air mataku kembali mengalir, aku bahagia karena kini pernikahan kami sudah direstui mama dan papa, tapi aku juga sedih melihat kak sam sampai menderita seperti ini, melihat tubuh kak sam yang kurus dan tak terawat, aku janji kak, aku akan merawat kakak sebaik yang aku bisa, semoga kita bisa terus bersama hingga maut memisahkan kita. Aamiin. Esok harinya saat aku baru selesai menyuapi kak sam untuk sarapan dan sedang menggantikan pakaian kak sam, mama dan papa datang, dan tanpa ku duga mama membawakan aku sarapan
"Syi, sini sarapan dulu mama bikinin ayam goreng kesukaan kamu" kata mama semangat membuat aku sangat bahagia, akhirnya sikap mama dan papa kembali lagi seperti dulu, sampai aku berkaca - kaca melihatnya
"Sana kamu sarapan dulu" kata kak sam yang memang memperhatikanku sejak tadi. Akhirnya aku mendekati mama dan papa. Mama langsung menyiapkan sarapan untukku.
"Mama suapi ya, mama kangen nyuapi kamu" kata mama membuat aku sangat bahagia dan langsung memeluknya
"Makasih ya mah, mama udah maafin aku, aku sayang mama" kataku terharu
"Iya sayang, kamu ga salah, mama yang salah sayang, mama yang minta maaf sama kamu"kata mama sambil mencium keningku
"Ya udah kamu habiskan dulu sarapanya, setelah itu kamu istirahat biar mama dan papa yang jaga sam" kata mama membuat aku langsung menghabiskan sarapan yang dibawa mama
"Mah, pah, setelah aku keluar dr rs, aku akan tinggal dibogor sama syira" kata kak sam
"Loh, kenapa ga dirumah papa dan mama sam?" tanya papa heran
"Aku takut reva ga bisa terima syira, aku ga mau bikin syira sedih lg mah, aku cuma ingin membahagiakan syira, aku ga bisa hidup tanpa syira dan aku ga akan biarin siapapun sakiti syira" jelas kak sam membuat mama dan papa terdiam
"Papa ngerti sam, memang lebih baik kalian tinggal dibogor, yang terpenting kalian bahagia" kata papa membuat aku dan kak sam tersenyum
"Tapi reva harus bisa terima syira, karena syira kakak iparnya, reva memang sangat keras kepala, tapi mama janji reva ga akan sakiti syira lagi" kata mama sambil terus membelai rambutku
"Makasih ya mah" kataku sambil bermanja dipelukannya
"Oya, mama ingin membuat pesta pernikahan untuk kalian, biar semua orang tau kalian sudah sah menjadi suami istri" kata mama membuat aku dan kak sam kaget
"Ga perlu lah mah, yang penting aku dan kak sam sudah sah jadi suami istri" tolakku halus
"Ga sayang, mama belum melihat kamu menjadi pengantin, sejak kamu kecil mama selalu membayangkan saat kamu menjadi pengantin jadi kalian ga boleh nolak ya" kata mama membuat aku semakin bahagia. Alhamdulillah kami telah mampu melewati badai dalam.pernikahan kami, semoga cintaku dan kak sam abadi selamanya.

Jumat, 18 Agustus 2017

Ketika takdir berbicara

Sore harinya kondisi kak sam sempat drop, sampai indah harus memberikan penanganan khusus, karena ternyata kak sam juga mengalami anemia berat sehingga harus mendapatkan transfusi darah, aku sangat khawatir dengan kondisi kak sam, sehingga saat aku lihat mama dan papa keluar dari kamar kak sam aku langsung masuk kedalam kamar kak sam. Ternyata kak sam sedang tertidur, aku langsung menggenggam tangannya
"Maafin aku kak, karena aku kakak jadi seperti ini, maafin aku" kataku sambil menangis karena aku sangat takut kehilangan kak sam
"Sayang, kenapa nangis?"
"Kakak bikin aku takut kak, kakak harus sembuh"
"Kakak gpp sayang, yang penting kamu janji ga akan tinggalin kakak lagi"
"Kak, aku ga pernah mau ninggalin kakak, tapi aku ga mau hanya karena aku kakak jadi anak durhaka"
"Sayang,kakak ga peduli yang terpenting kakak bisa terus sama kamu"
"Tapi aku peduli kak, aku ga mau menyakiti hati ibu yang telah merawat aku dari bayi, aku ga mau kakak terus menerus berdosa karena mama menganggap kakak anak durhaka"
"Dengan mengorbankan pernikahan kita"
"Kak, kakak punya keluarga yang sempurna, bahkan kakak sudah memiliki rara istri yang sempurna yang diterima oleh smua keluarga kakak, kakak hanya harus belajar mencintainya"
"Kamu salah sayang, kamu yang membuat kakak sempurna, hanya kamu yang bisa membuat kaka bahagia"
"Tapi aku ga bisa kak, kebahagiaan kita melukai hati ibu yang telah melahirkan kakak dan merawat aku dari bayi dengan penuh kasih sayang"
"Apa kamu ga mencintai kakak syi?"
"Aku sangat mencintai kakak bahkan melebihi diri aku sendiri, kakak itu seperti mentari dalam hidup aku, tapi mungkin kita tidak ditakdirkan bersama kak"
"Tapi kamu istri aku sayang, sampai kapanpun kamu akan tetap istri aku" Tiba - tiba pintu dibuka dan ternyata mama dan papa sudah masuk kedalam ruangan
"Syira" kata papa kaget, sama kagetnya dengan aku melihat kedatangan mereka berdua "Sedang apa kamu disini?"tanya papa lagi
"Maafin aku pak, bu, aku hanya ingin menjenguk kak sam, tapi aku janji ga akan ganggu kak sam lagi, aku permisi pak, bu" kataku sambil bergegas tuk pergi tapi kak sam menarik tanganku bahkan dia langsung bangun dan memeluk erat tubuhku
"Kak lepasin aku, aku harus pergi kak" kataku berusaha melepaskan pelukan kak sam
"Kamu ga boleh pergi sayang, kamu ga boleh tinggalin aku lagi" kata kak sam semakin erat memelukku
"Tapi aku harus tetap pergi kak, aku ga bisa" kataku terus berusaha melepaskan pelukan kak sam, tapi kak sam benar - benar tidak mau melepaskanku, bahkan karena kak sam terlalu banyak bergerak selang infus dan transfusi darah kak sam sampai terlepas membuat darah berceceran kemana2, aku benar2 khawatir melihat kondisi kak sam yang seperti ini, entah kenapa kak sam bisa bertindak seperti anak kecil memelukku sambil menangis, percis seperti seorang anak kecil yang tak mau ditinggal ibunya
"Cukup kak, lepasin aku kak!! Kakak ga berhak maksa aku, toh kita sudah bercerai kakak ga berhak melarang aku lagi" bentakku membuat kak sam akhirnya melepaskan pelukannya karena memang tubuh kak sam masih sangat lemas dan aku tau ada binar kekecewaan dimatanya mendengar perkataanku
"Kamu salah syira, sam tidak pernah menanda tangani surat cerai kalian, mama yang memalsukan tanda tangan sam, sam tidak pernah menceraikan kamu, jadi kamu tetap istri sah sam" kata papa membuat aku terdiam, namun perhatianku langsung tertuju pada kak sam yang meringis kesakitan akhirnya aku berusah membersihkan dan memasang kembali selang infus dan selang transfusi ditangan kak sam
"Sekarang mama liat, mereka benar - benar saling menyayangi dan membutuhkan mah, sampai kapan mama mau menyiksa anak mama sendiri?? Sam sampai seperti ini karena keegoisan mama, bahkan karena keegoisan mama, tanpa mama sadari mama telah membunuh cucu mama sendiri,kalau mama bilang syira tidak akan pernah jadi ibu karena melukai hati seorang ibu, apa mama pernah berkaca? apa mama pantas menjadi seorang ibu??? Seorang ibu selalu mementingkan kebahagian anaknya, tapi mama malah mengorbankan anak mama hanya demi kemarahan mama yang ga jelas" ungkap papa membuat mama terdiam
"Selama ini papa diam mah, papa harap mama akan sadar, tapi makin hari mama makin menjadi - jadi, mulai hari ini papa yang akan merestui syira dan sam, papa yang akan melindungi mereka" kata papa membuat aku semakin bingunh, aku takut mama kembali menyalahkan aku atas sikap papa yang berani membentak mama karena membelaku, makanya aku langsung berniat pergi meninggalkan mereka
"Maafin aku pak, bu, harusnya saya ga perlu datang kesini, saya permisi dulu" kataku sambil bergegas keluar ruangan walau air mataku tak berhenti mengalir, apalagi melihat kak sam sampai bersikap seperti itu dan kembali terbaring lemah karena memohon aku untuk tetap menemaninya
"Syira tunggu,maafin mama syi, mama sadar sam sangat membutuhkan kamu, sam ga bisa hidup tanpa kamu, mama minta kamu kembali dengan sam" kata mama membuat aku berbalik dan menatap kearah mama
"Mama ga marah lagi sama aku?"
"Mama yang banyak salah sama kamu,mama yang harusnya minta maaf sama kamu" kata mama sambil menghampiriku dan memeluk erat diriku. Ya Tuhan apakah ini nyata, mama memaafkan aku, mama memelukku lagi, pelukan yang selama ini aku rindukan.
"Mah, apa ini artinya mama merestui pernikahan sam dan syira?" tanya kak sam yang masih terbaring lemah ditempat tidur, membuat mama langsung menuntunku untuk mendekat kearah ranjang kak sam
"Sam, mama juga minta maaf sama kamu, selama ini mama terlalu egois, benar yang kamu bilang, kemarahan mama sama syira terlalu berlebihan padahal syira tidak salah, orang tuanya yang salah, tapi syira sudah berusaha menebus semuanya, maafin mama ya sam" kata mama sambil memeluk kak sam
"Berarti mama merestui sam dan syira" tanya kak sam lagi
"mana mungkin mama memisahkan cinta sejati seperti kalian, ketulusan cinta kalian telah membuka hati mama, cinta yang tanpa pamrih, cinta yang penuh pengorban, sekarang sudah saatnya kalian bahagia"kata mama sambil meletakan tanganku kedalam genggaman tangan kak sam membuat aku dan kak sam tersenyum bahagia, ya Allah jika ini mimpi jangan biarkan aku terbangun, aku merasakan sangat bahagia, akhirnya aku diberi kesempatan untuk merasakan kehangatan keluarga seperti dulu lagi, pelukan hangat mama dan papa. Namun tiba- tiba aku seperti tertampar, saat aku ingat, aku tidak mungkin bisa memberikan cucu kepada mama dan papa, apakahkan aku masih pantas menjadi istri kak sam. Karena perasaan itu membuat aku langsung melepaskan genggaman tangan kak sam
"Kenapa sayang?" tanya kak sam heran
"Aku ga bisa kak, aku bukan lagi istri sempurna untuk kakak?" kataku dengan penuh kekecewaan
"Kamu istri paling sempurna untuk aku syi,kamu yang membuat hidup aku berwarna"
"Tapi aku ga bisa memberikan anak untuk kakak" ucapku sambil berlinang air mata, dan tanpa aku duga mama langsung memelukku dan menghapuskan air mataku
"Maafin mama syi, semua salah mama, tapi kamu tetap menantu sempurna untuk mama, dari kecil mama selalu menyayagi kamu dan kamu harus tau jauh didalam hati mama, rasa sayang itu ga pernah berubah sayang, mungkin ini juga hukuman yang harus mama terima, karena mama yang menyebabkan kamu keguguran dan akhirnya tidak bisa punya anak lagi" kata mama menenangkanku didalam pelukannya.
"Sayang,buat aku kamu tetap istri yg paling sempurna dan masih banyak anak yg membutuhkan kasih sayang orang tua yang bisa kita rawat" kata kak sam membuat aku semakin bahagia dan langsung memeluk erat kak sam. Aku sangat bahagia akhirnya aku bisa bebas memeluk suamiku dan semua itu direstui oleh keluarga kami.

Kamis, 17 Agustus 2017

Ada apa dengan kak sam

Delapan bulan sudah sejak pernikahan kak sam, aku tidak pernah lagi bertemu dengan kak sam, walau aku sebenarnya tidak pernah meninggalkan kak sam jauh, karena aku masih dijakarta, yah, aku bekerja disalah satu klinik temanku dijakarta, alhamdulillah karena dia mengenalku akhirnya dr.indah memberikan kesempatan untuk aku bekerja dikliniknya sebagai reseptionis. Sehingga aku bisa mengetahui kondisi kak sam, dan aku mendengar kabar pernikahan kak sam dan rara tidak berjalan dengan baik, aku tau pasti, ini pasti karena kak sam tidak mau membuka hatinya untuk rara, padahal dimalam pernikahannya aku sengaja menelpon kak sam dan mengatakan bahwa aku divonis dokter umurku hanya tinggal tiga bulan lagi, tadinya aku berharap kak sam bisa melupakan aku dan memulai hidup yang baru dengan rara. Tapi ternyata kak sam juga merasakan apa yang aku rasakan, tak pernah sedikitpun bisa melupakan kak sam didalam hatiku. Hingga siang ini indah menelponku
"Syi, kamu harus kerumah sakit sekarang"pinta indah membuat aku kaget
"Kenapa ndah??" tanyaku heran
"Sam masuk rumah sakit, kondisinya kritis, dia selalu memanggil nama kamu syi" jawab indah membuat aku sangat kaget
"Kak sak kenapa ndah?"
"Sam terkena infeksi saluran pencernaan dan depresi syi, kamu ke rs sekarang" suruh indah membuat aku langsung pergi kers saat itu juga.
Ya Allah kenapa kak sam sampai ngedrop seperti ini? Ada apa dengan kak sam, sampainya dirs aku langsung keruangan indah, karena aku ga ingin mama dan papa tau aku menemui kak sam, apalagi mama dia bisa marah besar dan tidak akan mengizinkan aku bertemu dengan sam
"Ndah, gimana kondisi kak sam?" tanyaku sangat khawatir
"Kondisinya mulai stabil" jawab indah berusaha menenangkanku
"Alhamdulillah"
"Syi, fisik sam memang sakit, tapi hati sam jauh lebih sakit, sam depresi syi, dia mulai berhalusinasi tentang kamu, sam sangat merindukan kamu syi,kembalilah syi" nasehat indah
"Aku ingin ndah kembali sama kak sam, tapi kamu tau masalah utamanya, mama tidak akan mengizinkan aku dan kak sam bersatu"
"Ya udah syi, minimal sekarang kamu temui sam, berikan dia semangat, karena sam seperti sudah tidak punya semangat hidup syi"
"Gimana caranya ndah, mama tidak akan mengizinkan aku bertemu dengan kak sam"
"Syi. Aku yang menangani sam, kamu pakai ini, ayo kita temui kekasih kamu" kata indah sambil memberikan aku jas dokternya dan masker untukku.
Ya Allah aku sangat bersyukur disaat seperti ini ada indah yang menolongku supaya bisa bertemu dengan kak sam. Kami langsung menemui kak sam dikamar inapnya, dan ternyata ada mama dan papa yang sedang menunggu dikamar, dengan sopan indah meminta mama dan papa menunggu sebentar diluar karena indah beralasan akan melakukan observasi terlebih dahulu, dan alhamdulillahnya mereka tidak mengenaliku. Setelah mama dan papa keluar aku langsung menghampiri kak sam yang sedang terbaring lemah diranjang, aku langsung menggenggam erat tangannya dan mengecup keningnya, ya Allah aku sangat tidak tega melihat kak sam sampai kurus dan tidak terawat seperti ini, dan ternyata genggaman tanganku membuat kak sam terbangun
"Syira, ini benar kamu sayang" kata kak sam sambil berusaha bangkit, aku langsung melarangnya karena memang kondisi kak sam belum stabil
"Iya kak,ini aku syira" kataku sambil terus mengenggam tangan kak sam
"Sayang, aku ga mimpikan?"
"ga kak, ini aku syira"
"Sayang, jangan tinggalin kakak lagi ya" pinta kak sam sambil bangkit dan memeluk erat diriku tanpa bisa dilarang
"Iya kak, sekarang kak berbaring dulu ya, kondisi kakak belum stabil"
"Syi, sam belum makan" kata indah mengingatkanku untuk membujuk kak sam agar mau makan
"Kakak makan dulu ya" kataku sambil membantu kak sam duduk dan mulai menyuapi kak sam dan alhamdulillah kak sam mau makan
"Kenapa kakak bisa kaya gini kak?"
"Kakak udah bilang, kakak ga bisa tanpa kamu, kenapa kamu tinggalin kakak sayang?"
"Akukan udah bilang, aku memang ga ada didekat kakak tapi aku akan selalu ada dihati kakak"
"Sayang kamu baik - baik aja, kakak pikir kakak udah ga bisa ketemu kamu lagi syi"
"Maafin aku kak, aku baik - baik aja, aku bilang seperti itu agar kakak mau menerima rara"
"Jadi kanker itu ga muncul lg" tanya kak sam penasaran, aku hanya menjawabnya dengan gelengan kepala membuat kak sam langsung memeluk erat diriku
"Alhamdulillah ya Allah" ucap kak sam membuat aku semakin yakin rasa sayang dan cinta kak sam begitu besar untukku.
"Ya udah kakak makan dulu ya, habisin ya" kataku sambil menyuapi kak sam sampai habis. Aku bahagia melihat kembali binar kebahagian dimata kak sam seperti yang aku kenal dulu. Setelah habis indah mengajakku untuk secepatnya keluar ruang dari ruangan kak sam, takut mama dan papa curiga
"Kak, aku pergi dulu ya" pamitku
"Ga sayang kamu ga boleh pergi lagi" kata kak sam tak mau melepaskan genggaman tanganku
"Kak, nanti malam kalau mama dan papa sudah pulang aku kesini lagi, aku jagain kakak sampai pagi, aku janji aku ga akan tinggalin kakak lagi" kataku meyakinkan kak sam
"Sayang, kalau kamu pergi lagi ninggalin kakak, lebih baik kakak mati"
"Sssst... Kakak jangan ngomong sembarangan, aku ada diruangan indah,aku catat no hp aku ya, kita bisa whats up dl, nanti kakak kabari kl mama dan papa pulang aku pasti kesini lg"
"Kamu janji ya" pinta kak sam mendadak manja seperti anak kecil.
" iya sayang" kataku sambil mengecup keningnya. Akhirnya kak sam mau juga ditinggal, aku langsung keluar kamar bersama indah dan menemui mama dan papa diluar
"Gimana keadaan putra saya dok?" tanya papa
"Alhamdulillah sudah ada kemajuan pak, sudah mau makan juga" jawab indah
"Maaf ini asisten dokter, koq sepertinya saya kenal ya?" tanya papa seperti curiga kepadaku
"Iya pak, dia asisten saya, maaf pak saya harus kontrol pasien lain" kata indah sambil menarik tanganku untuk segera pergi. Akhirnya aku kembali keruangan indah. Baru aku sampai keruangan indah hp ku sudah berbunyi dan aku tau pasti itu dari kak sam
"Sayang, kamu cantik pakai jas dokter lagi, kamu ga kangen jadi dokter lg???"
"Aku jadi dokter pribadi kakak aja hehehe"
"Harus dong, sayang kangen ni, kamu kesini dong"
"Ga bisa kak, ada mama dan papa, udah sekarang kakak tidur dulu ya, nanti malam aku kesana lagi"
"Janji ya"
"Iya sayang"
Ya Allah aku sangat bahagia masih diberikan kesempatan untuk bisa dekat dengan kak sam lagi, walau aku tak yakin apa mama dan papa akan mengizinkan aku tuk dekat dengan kak sam lagi. Biarlah waktu yang menjawab semuanya.

Hanya syira istriku selamanya

Hari ini adalah hari pernikahanku dengan rara, pesta dibuat sangat meriah tapi aku sama sekali tidak merasakan kebahagiaan sedikitpun, bahkan saat ijab kabul aku salah menyebutkan nama syira sebanyak empat kali. Yah memang hanya syira yang ada dipikiranku,tanpa syira disisiku hidupku terasa hampa dan ga punya semangat hidup. Selesai pesta kami kembali kerumah, tapi entah mengapa aku tidak sedikitpun merasakan kebahagian seorang pengantin, bahkan mama berkali - kali memarahiku karena aku meninggalkan rara sendirian. Bagi mereka rara memang sudah resmi menjadi istriku tapi bagiku hanya syira satu - satunya permaisuri hatiku. Bahkan saat masuk kedalam kamar pengantin aku juga tidak merasakan kebahagian seperti saat pertama kali masuk kedalam kamar pengantin bersama syira, teringat saat itu syira begitu polos dan salah tingkah saat berdua dikamar denganku, sampai2 dia menanyakan apakah kita harus melakukan hubungan suami istri? Karena memang perubahan status yang sangat tiba - tiba membuat aku dan syira kaget sampai akhirnya salah tingkah, tapi justru itu yang membuat malam pengantin kami terasa sangat spesial, syira yang polos dan canggung sampai bisa berubah menjadi syira yang penuh kemanjaan, yah syira sangat manja, dia tidak akan pernah bisa tidur kalau tidak didalam pelukanku. Lalu sekarang kamu gimana sayang? Apakah kamu bisa tidur nyenyak? Apakah kamu sama seperti aku yang selalu gelisah tiap malam memikirkan dimana kamu berada??
"Mas,koq bengong aja"
"Ya syi" jawabku spontan dengan menyebut nama syira
"Mas cukup ya, aku rara bukan syira" bentak rara membuat aku kaget, sebenarnya memang ini tidak adil untuk rara, ini hari spesial buat rara tapi aku suaminya justru memikirkan wanita lain, tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri, aku sama sekali tidak mencintai rara, hanya syira yang ada di dalam otakku
"Mas, sekarang aku istri kamu jadi aku mau kamu lupain syira"
"Maaf ra, aku ga bisa, selamanya syira tetap satu - satunya istri yang akan aku cintai dan sayangi selamanya"
"Tapi kita sudah menikah sam"
"Yah pernikahan yang dipaksakan, pernikahan yang terjadi karena jebakan kamu, mama dan reva,kamu memang bisa memiliki fisik aku, tapi tidak dengan hatiku, hatiku hanya untuk syira selamanya"
"Sam, cukup ya aku ga mau dengar nama itu lagi"
"Terserah kamu, sampao kapanpun aku akan tetap mencintai dan menyayangi syira, aku cape, kamu silahkan tidur diranjang, biar aku tidur di sofa"
"Sam, ini malam pengantin kita"
"Malam pengantinku hanya sekali seumur hidupku yaitu bersama syira" kataku sambil mengambil bantal dan merebahkan diri diatas sofa membuat rara semakin kesal. Tapi aku tidak peduli, dari awal aku sudah berkali - kali menolak tapi mereka tetap memaksakan pernikahan ini. Bagiku pernikahanku hanya terjadi sekali seumur hidupku dan itu hanya dengan syira.
sudah hampir 6 bulan pernikahanku dengan rara, tapi aku sama sekali tidak menyentuhnya, walau berkali - kali rara mencoba menggodakan dengan menggunakan lingerie yang sangat seksi, tapi aku sama sekali tidak tertarik, diotakku hanya dipenuhi oleh syira, dimana dia sekarang, apakah kondisinya baik - baik saja, atau apakah syira masih bisa bertahan dan melewati vonis yang dikatakan dokter. Sayang kamu benar - benar membuat aku seperti orang gila syi, yah sejak kepergian syira aku benar - benar kehilangan semangat hidupku, apalagi setelah pernikahanku dengan rara, aku berubah menjadi workaholic, aku sering sekali tidur dikantor, yah ini salah satu cara yang aku gunakan untuk menghindari rara. Aku hanya pulang sebentar hanya untuk ganti baju. Sampai akhirnya rara tidak tahan dengan sikapku dan meminta cerai dengan gampang aku mengabulkannya karena memang sejak awal aku sama sekali tidak mencintainya. Dan keputusan ini yang membuat mama marah besar sama aku
"Kamu udah bikin malu mama sam, kenapa tidak kamu laksanakan kewajiban kamu sama rara,kamu lelaki sejati kan?"
"Mama tidak bisa memaksa sam mah, dari awal sam hanya mencintai syira, dan sampai kapanpun hanya syira istri sam satu - satunya"
"Syira udah ga ada sam, syira udah pergi ninggali kamu"
"Iya dan itu semua karena mama"
"Sam, mama hanya ingin kamu bahagia,rara istri yang sempurna untuk kamu"
"Bukan untuk aku tapi untuk mama, rara menantu yang sempurna untuk mama, tapi syira satu - satunya istri yang sempurna untuk sam"
"Kamu yakin syira masih hidup?? Mungkin syira sudah tidak ada sam, kamu harus menata kembali hidup kamu sam, lupakan syira"
"Sejak syira pergi, semangat sam juga sudah hilang mah, hati sam hampa mah" kataku sambil pergi meninggalkan mama yang masih terus mengomeliku. Dikamar aku sangat merindukan syira, aku semakin kepikiran dengan perkataan mama, apakah syira masih hidup, sementara waktu itu syira bilang vonis dokter umurnya hanya tinggal tiga bulan,Ya Allah pertemukan aku dengan syira, berikanlah dia kekuatan untuk bisa bertahan, aku sangat ingin bertemu dengan syira bidadari hatiku. Semakin hari hidupku semakin tak teratur, aku mulai sering berhalusinasi melihat syira disekelilingku, namun saat aku dekati syira menghilang, selalu begitu berkali - kali, nafsu makankupun mulai turun, aku mengalami kesulitan tidur. Aku amat sangat merindukan syira pelita hidupku, wanita yang membuat hidupku berwarna dan penuh dengan semangat.dimana kamu sayang???

Aku tak sekuat yang aku harapkan

Hari ini adalah hari pernikahan kak sam dan rara, walau dari semalam aku sudah berusaha mengikhlaskan pernikahan kak sam, tapi aku tidak bisa membohongi hatiku sendiri, hati ku hancur pria yang sangat aku cintai akan bersanding dengan wanita lain,walau aku tau kak sam terpaksa menikahi rara karena dijebak mama dan reva, tapi tetap saja mereka akan menikah yang artinya kak sam akan menjadi milik orang lain bukan lagi milikku. Pagi ini entah kekuatan darimana aku datang kemesjid tempat kak sam akan menikah ternyata disana sudah ramai sekali keluarga yang datang, mereka terlihat sangat bahagia sekali dengan pernikahan ini, sangat jauh berbeda ketika pernikahan aku dan kak sam dulu yang bahkan tak ada satu orangpun keluarga yang menghadiri pernikahan kami. Yah, pernikahan aku dangan kak sam memang berlangsung tanpa restu orang tua.tapi aku sangat bahagia dengan pernikahanku, walau kini kebahagia itu hanya tinggal kenangan. Dari jauh aku dapat melihat dengan jelas raut wajah kak sam, berbeda sekali dengan suasana meriah penikahan ini, tapi wajah sang pengantin pria justru terlihat sangat murung, pucat, tak bergairah dan sama sekali tidak ada binar kebahagian diwajah kak sam. Aku tau dengan pasti kak sam sangat terpaksa menikahi rara. Saat ijab kabul dilaksanakan kak sam berkali - kali salah menyebut nama rara dengan syira, kak sam selalu menyebut namaku hingga empat kali, sehingga harus diulang berkali - kali, sampai akhirnya walau dengan terbata kak sam bisa mengucapkan ijab kabul dan resmi menikahi rara, yah itu artinya kak sam sudah resmi menjadi milik wanita lain. Dan aku tak berhak lagi ada disisi kak sam, sudah tidak akan pernah lagi aku rasakan genggaman penuh cinta dan pelukan yang penuh kedamaian dari kak sam. Jadi sudah tidak ada lagi alasan aku bertahan disini, karena satu - satunya orang yang menyayangiku sudah menjadi milik orang lain. Saat aku bergegas pergi meninggalkan mesjid tempat pernikahan kak sam, seseorang menarik tanganku dan ternyata papa
"Papa" kataku kaget. Papa langsung mengajak aku kebelakang mesjid agar tak ada orang yang melihat kami bersama
"Sedang apa kamu disini syi?"
"Maafin aku pah, aku hanya ingin melihat kak sam untuk terakhir kali, dan aku bahagia sekarang kak sam sudah memiliki istri yang akan menjaganya"
"Benar kamu bahagia??" tanya papa tak percaya
"Ya pah, aku bahagia, semoga rara bisa bikin kak sam bahagia, tidak seperti aku yang selalu merepotkan kak sam"
"Syi, air mata kamu ga bisa bohong, hati kamu terluka kan melihat suami yang sangat kamu cintai menikahi perempuan lain"
"Ya pasti pah, hati aku sakit sekali, tapi umurku juga udah ga lama lagi, jadi aku juga ga akan bisa jaga kak sam, aku ga boleh egoiskan pah" kataku tanpa bisa menahan air mataku, dan tanpa aku duga sama sekali papa langsung memeluk erat diriku, pelukan ini, pelukan yang sudah lama hilang,pelukan ini yang aku rindukan, pelukan penuh kedamaian dan kekuatan yang dulu selalu papa berikan saat aku kecewa, kini aku mendapatkan nya kembali walau dihari yang sangat menyedihkan untukku melihat suamiku menikah dengan wanita lain.
"Sayang maafin papa nak, papa ga bisa membuat anak - anak papa bahagia, papa sayang kamu" kata papa semakin erat memeluk diriku
"Aku gpp pah, insyaAllah aku kuat, ini takdir yang harus aku jalani dengan ikhlas, papa ga salah, ya udah sekarang papa masuk kedalam ya, dampingi kak sam, aku tau ini juga berat untuk kak sam" kataku sambil melepaskan pelukan papa
"Sekarang kamu tinggal dimana syi? Bagaimana caranya kalau papa mau ketemu kamu"
"Pah, lebih baik papa dan kak sam ga usah tau aku dimana dan ga usah ketemu aku lagi, karna akan banyak yang terluka pah, InsyaAllah aku bisa jaga diri aku pah"
"Tapi syi"
"Ya udah aku harus pergi pah, mama sudah cari papa" kataku sambil bergegas pergi, aku tak ingin mama mengetahui keberadaan aku disini, karena pasti dia akan menuduhku macam -macam. Akhirnya aku langsung pergi meninggalkan tempat pernikahan kak sam.
"Kak semoga kakak bahagia dengan pernikahan kakak yang sekarang, karena pernikahan kakak sekarang direstui banyak orang, berbeda dengan pernikahan kita dulu kak, yang bahkan tak direstui oleh orang tua kakak, aku bahagia kalau melihat kakak bahagia"

Rabu, 16 Agustus 2017

Jiwaku hampa tanpa syira

Sudah enam bulan syira pergi meninggalkanku dan sampai detik ini aku tidak tau dimana keberadaan syira. Aku hanya berdoa semoga syira baik - baik saja dimanapun dia berada. Dan besok aku terpaksa harus menikahi rara, entah bagaimana caranya aku seperti dijebak sehingga suatu pagi aku sudah berada berdua dengan rara didalam kamar tanpa selembar pakaianpun yang menempel ditubuhku. Padahal aku sangat yakin aku tidak melakukan apapun terhadap rara, aku tahu pasti ini jebakan rara, mama dan reva yang memang sudah sejak lama menginginkan aku menikahi rara. Dan akhirnya aku tidak punya pilihan lain selain menikahi rara. Tiba - tiba dering handpone mengangetkanku dan nomor tidak dikenal yang menelpon dengan ragu aku mengangkatnya
"Hallo"
"Hallo calon pengantin, apa kabar?"sapa seorang diseberang sana dan aku sangat yakin itu suara syira
"Sayang, kamu dimana?? Kenapa kamu tinggalin kakak syi?"
"Aku ga kemana - mana koq aku selalu ada didekat kakak, dan aku bahagia dengar kakak besok akan menikah dengan rara, menantu idaman mama"
"Sayang kakak terpaksa, mereka menjebak kakak, kakak cuma sayang sama kamu"
"Kak, aku bahagia dengarnya, kakak harus mencintai rara seperti kakak mencintai aku, aku cuma mau pamit kak, aku cuma minta keikhlasan kakak biar aku tenang"
"Kamu mau kemana??? Kakak ikut kamu, kakak ga bisa tanpa kamu syi"
"Kak, kanker itu datang lagi, vonis dokter umurku hanya tinggal 3 bulan lagi, aku tau aku berdosa sama kakak, karena aku pergi tanpa pamit, jadi aku aku ingin kakak ikhlasin aku biar aku bisa pergi dengan tenang kak" tutur syira membuat aku sangat kaget "Ya Allah,Sayang kamu dimana?? Biar kakak jemput kamu sekarang, izinin kakak rawat kamu sayang, kamu pasti sembuh" tanyaku sangat sedih dan khawatur "Kak, besok kakak akan menikah, aku tenang mulai besok akan ada yang jagain kakak, kakak harus bangkit, kakak harus mulai kehidupan baru kakak, aku cuma masa lalu kakak, masa lalu yang bahkan tanpa restu kak, rara masa depan kakak, dengan rara kakak bisa bahagia karena orang tua merestui kakak, kakak ga usah mikirin aku, aku bahagia kalau kakak bahagia"
"Sayang, please jangan hukum kakak seperti ini"
"Kak ini takdir yang harus kita jalani, dan kita harus ikhlas jalaninya"
"Sayang,kakak ga sanggup hadapi ini semua sendiri, kakak ingin sama kamu sayang"
"Kakak bisa aku yakin kak, sangat yakin, ya udah aku pamit ya kak, maafin aku, aku banyak salah sama kakak, aku minta doa kakak biar aku juga ikhlas hadapi smua ini"
"Sayang, kamu istri aku, kamu tanggung jawab aku, aku minta kamu pulang sekarang"
"Kak, aku udah ttd surat cerai kita kak, maafin aku"
"Sayang, kakak ga pernah dan tidak akan menceraikan kamu, sampai kapanpun kamu tetap istri kakak"
"Maafin aku kak, i love u" kata syira langsung menutup telponnya, aku mencoba menghubunginya tapi nomornya langsung tidak aktif. Ya Allah apa yang harus aku lakukan, istriku diluar sana sendirian dan aku sama sekali ga tau dia dimana, apalagi kondisinya sedang sakit parah. Syira kamu dimana sayang? Kenapa kamu siksa kakak seperti ini. Tiba - tiba pintu kamar dibuka dan ternyata papa masuk kedalam kamar, aku langsung menghapus air mataku
"Sam, apa kamu bahagia??" tanya papa setelah duduk di sebelahku
"Apa papa liat aku bahagia, dan apa kebahagian aku masih penting buat mama dan papa"
"Sam, rara perempuan yang baik papa yakin kamu akan bahagia menikah dengan dia"
"Sam sudah punya istri pah,dan sampai kapanpun dihati sam, istri sam hanya satu syira"
"Kalau syira istri yang baik dia tidak akan meninggalkan kamu sam"
"Pah, syira pergi karna syira tertekan dengan sikap mama dan reva, bahkan syira sampai keguguran didepan mama dan reva, tapi mereka sama sekali ga punya hati tuk nolong syira, syira meninggalkan sam hanya ingin membuat mama bahagia, dia selalu terintimidasi dengan perkataan mama yang selalu bilang sam anak durhaka karna syira, dan syira ga ingin sam menanggung dosa karna menjadi anak durhaka"
"Apapun alasannya seorang istri tidak boleh pergi tanpa restu suami"
"Papa ga pernah ada diposisi syira,papa ga pernah merasakan apa yang syira rasakan, syira sendirian pah dengan begitu banyak cobaan yang dia hadapi, dia sudah berusaha untuk mempertahankan sam dengan kehamilannya walau dia harus mempertaruhkan nyawanya, tapi mama dan reva menghancurkan semuanya, syira tertekan setelah kehilangan anaknya, apalagi syira jg di vonis tidak akan bisa punya anak lg, syira semakin terpojok pah, dan Sam tau syira pergi karena dia lelah terus dipojokan dan dia ingin membahagiakan mama, dengan memenuhi semua keinginan mama, sekarang sam ga tau dimana syira, apalagi kanker itu muncul lg, dia sendirian pah, perempuan yang paling sam sayang berjuang sendirian diluar sana, sam ga bisa membayangkan apa yg akan terjadi sama syira pah, apalagi dokter memvonis umur syira hanya tinggal 3 bulan pah, harusnya sam ada disamping dia, menemani syira, sam ga tau apa yang harus sam lakukan sekarang"
"Syira sakit kanker sam?" tanya papa kaget, yah papa memang masih sedikit peduli dengan syira dibandingkan dengan mama
"Iya pah, dan sekarang dia sendirian di luar sana, suami macam apa aku ini pah, ga bisa melindungi istriku sendiri,dan aku disini malah mau menikah lg dengan wanita lain yang bahkan tidak aku cintai"
"Sam sabar ya, papa yakin ini yang terbaik untuk kamu"
"Untuk aku atau untuk mama pah?? Mama boleh memiliki fisik aku sekarang, tapi hati dan jiwa aku udah kosong pah sejak syira pergi"
"Papa yakin kamu kuat sam" kata papa sambil menepuk bahuku dan pergi meninggalkanku sendiri sedang yang larut dalam pikiranku sendiri.

Kenapa kamu pergi lagi sayang?

Pagi ini aku dibangunkan oleh suara alarm. Biasa syira yang membangunkan aku dengan kecupan lembutnya, mungkin syira sedang lelah karena memang syira masih dalam masa pemulihan. "Pagi sayangku" kataku saat berbalik dan ingin memeluk syira, tapi koq syira sudah tidak ada ditempat tidur, dan aku menemukan setangkai bunga mawar merah dan sebuah surat "Wah syira mau bikin surprise apa ni" kataku dalam hati, namun aku sangat kaget saat membaca surat syira
kak sam sayang, kak maafin aku, aku harus pergi ninggalin kakak, karena ini satu - satunya cara agar mama memaafkan kakak dan tidak akan menganggap kakak sebagai anak durhaka. Kakak harus pulang kerumah dan minta maaf sama mama, lakukan semua permintaan mama agar mama mau memaafkan kakak, aku bukan menyerah kak, aku sudah berusaha semampu aku, tadinya aku pikir Tuhan merestui keputusan aku dengan mentakdirkan aku hamil dan aku sangat berharap kehadiran anak kita nanti bisa mempersatukan keluarga kita lagi, tapi ternyata mama benar, aku tidak akan pernah jadi ibu dengan cara menyakiti hati seorang ibu, karena itu kak, aku minta kakak pulang, minta maaf sama mama, agar kakak tidak terus menerus menanggung dosa karena durhaka sama mama. Terima kasih selama ini kakak udah sayang bgt sama aku, jagain dan selalu melindungi aku, makanya aku ingin orang yang paling aku sayangi bahagia dunia akhirat, karena sampai kapanpun surga kakak dibawah telapak kaki mama, makanya kakak harus bs mendapatkan maaf mama, kakak harus janji sama aku. Kakak ga perlu cari aku, insyaAllah aku bisa jaga diri aku kak, dan kalau Allah memang mentakdirkan kita berjodoh smoga kita bisa bertemu lagi di waktu dan suasana yang penuh keberkahan dan restu dari orang tua kita. Love u kak... Sampai kapanpun aku selalu sayang sama kakak. SYIRA"
Aku langsung berlari kebawah berharap syira masih ada dirumah ini
"Syira... Sayang ... Sayang jangan pergi sayang" teriakku sambil mencari syira kesegala sudut rumah
"Non syira bukannya belum bangun mas??" tanya bibi heran
"Syira pergi bi" kataku terduduk lemas Kenapa kamu lakukan ini syi, kenapa kamu kembali ninggalin kakak lagi, padahal kamu tau kakak ga bisa hidup tanpa kamu sayang, dimana kamu sayang? Aku langsung mengambil kunci mobil dan mencari syia keliling kota dan menelpon semua teman syira tapi tidak ada yang tau syira ada dimana, hingga sore hari aku belum juga menemukan keberadaan syira. Akhirnya aku pulang kerumah dan bibi sudah menunggu dengan khawatir. Aku langsung duduk lemas diruang tamu
"Mas, non syira pasti baik - baik aja, non syira hanya ingin menenangkan diri mas" kata bibi mencoba menenangkanku
"Kenapa ya bi? Kami hanya ingin bahagia tapi banyak sekali halangannya"
"Mas, bibi yakin suatu saat mas dan non syira pasti bahagia, non syira hanya tertekan mas, karena kehilangan bayinya dan merasa bersalah sama mama dan mas sam"
"Saya tau bi, syira sangat terpukul karena keguguran, dia sangat mengharapkan bayi itu, tapi saya ga nyangka syira tega ninggalin saya"
"Sebenernya bibi ga boleh cerita sama non syira, tapi mas sam harus tau, sebelum non syira keguguran mama dan reva datang kesini, mereka memaksa non syira untuk ttd surat cerai, tapi non syira ga mau karena dia lagi hamil, tapi mama bilang dia tidak ingin punya cucu dari non syira, karena non syira yg bikin mas sam jd anak durhaka, non syira sempat memohon sm mama, tp mama dan reva mendorong non syira sampai perut non syira terbentur pinggiran sofa dan akhirnya non syira keguguran" cerita bibi membuat aku sangat kaget ternyata mama dan reva yang telah membuat syira keguguran, mereka yang telah membunuh bayiku.
"Keterlaluan" kataku marah dan berniat langsung menemui mama dan reva
"Mas tunggu, mas ga usah marah sama mama dan reva karena bibi yakin bukan ini keinginan non syira, non syira sangat ingin mas berbaikan dengan mama, non syira tidak ingin mas jadi anak durhaka, bibi yakin non syira akan selalu mengawasi mas, jadi kalau mas ingin membahagiakan non syira, mas harus berbaikan sama mama" nasehat bibi membuat aku berusaha mengontrol emosi aku dan membenarkan semua perkataan bibi. Setelah aku bisa mengontrol emosiku, aku berniat untuk pulang kerumah, yah ini pertama kalinya aku kembali pulang kerumah setelah hampir dua tahun aku tak pernah menginjakan kaki dirumah ini Saat sampai dirumah ternyata reva yang membukakan pintu
"Kak,kak sam pulang? Mama pasti senang banget kak, ayo kak masuk" kata reva seolah tak merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan pada syira.
Aku langsung masuk kedalam rumah dan tak lama mama dan papa menemuiku yang sudah duduk diruang keluarga
"Kamu pulang sendiri sam?" tanya papa
"Iya, aku pulang sendiri, aku pulang karena permintaan syira, dia ga ingin aku jadi anak durhaka, dan meminta aku tuk minta maaf sama mama"
"Bagus kalau kamu sudah sadar, syira memang bukan istri yang baik untuk kamu"
"Mungkin buat mama syira bukan istri yg baik tapi buat sam dia wanita sempurna, dia rela mengorbankan dirinya, mengorbankan kebahagiannya hanya untuk membahagiakan orang yang bahkan telah membuat dia kehilangan bayinya"
"Kamu nuduh mama??"
"Sam tau semua mah, reva yg tarik tangan syira sampai syira jatuh dan perutnya membentur sofa sampai akhirnya syira keguguran, pdhl syira nekad hamil walau dia harus mempertaruhkan nyawanya agar syira bisa mempertahankan sam, tapi kalian menghancurkan semua impiannya, bahkan dengan teganya mama bilang "kamu ga akan bisa menjadi ibu, dengan melukai hati seorang ibu" syira mungkin memang ga akan bisa punya anak lg karena kejadian itu, tapi buat sam dia telah memiliki hati seorang ibu karena dia rela mengorbankan dirinya hanya untuk membahagiakan mama,sekarang sam ada disini, sam akan turuti smua keinginan mama asal mama bahagia, walau sam tau ibu yang baik pasti akan mendahulukan kebahagiaan anaknya, tapi ya sudahlah sam ga ingin jadi anak durhaka, dan sam lakuin ini demi syira, demi orang yang selalu memberikan kebahagian untuk sam,sekarang mama dan reva ga perlu memikirkan bagaimana menyingkirkan syira karena syira sudah menyingkirkan dirinya sendiri"
"Syira kemana sam?"
"Syira udah ninggalin sam tuk kedua kalinya, jadi sam disini hanya ingin membahagiakan mama, walau sebenarnya sam udah ga punya semangat lagi tuk hidup" kataku sambil berdiri dan bergegas masuk kedalam kamarku. Ketika aku masuk kedalam kamar ternyata mama sudah menyingkirkan semua foto2 syira yang ada dikamarku makanya aku langsung keluar lagi
"Mah walau mama bakar semua foto2 syira, syira tetap ada disini mah, dihati sam, bahkan separuh jiwa sam udah dibawa pergi sama syira" kataku membuat mereka semua terdiam. Ya Allah kenapa berat sekali ujian yang kau berikan, bagaimana aku bisa menjalani hari - hariku tanpa ada belahan jiwaku. Kekasih hatiku. Syira kamu dimana sayang? Kakak kangen sama kamu.

Maafkan Aku Kak Sam

Setelah dua hari aku dirawat di rs, akhirnya aku diizinkan pulang kerumah, tapi sejak aku kehilangan bayiku, aku juga seolah kehilangan semangat hidupku, apalagi perkataan mama selalu menghantui aku, berkali - kali aku mencoba untuk melupakannya, tapi aku tetap tidak bisa, karena aku membenarkan semua perkataan mama. Sejak kak sam tau aku bukan adik kandungnya, kak sam yang selalu membelaku dan sejak itu juga kak sam mulai berani menbantah mama, padahal sebelumnya kak sam sangat nurut dan hormat kepada mama, puncaknya saat kak sam nekad menikahiku dan sejak itu mama menganggap kak sam sebagai anak durhaka. Ya Allah, aku sangat tahu surga kak sam dibawah kaki mama, kalau sampai mama menganggap kak sam sebagai anak yang durhaka hidup kak sam tidak akan berkah. Apa aku tega membiarkan orang yang sangat aku sayangi terus menerus menanggung dosa terhadap ibu kandungnya sendiri. Apalagi sepertinya Tuhan juga tidak meridhoi usahaku mempertahankan kak sam karena satu - satunya usahaku untuk mempertahankan kak sam saat ini gagal. Yah benar perkataan mama. Bagaimana aku bisa menjadi seorang ibu, dengan cara melukai hati seorang ibu, dengan membuat anak yang sangat dicintainya tidak menghargai dan menghormatinya lagi. Puncaknya malam ini, saat aku bermimpi kak sam sedang himpit batu besar dan aku yakin itu adalah dosa kak sam karena telah melawan mama, dan itu semua hanya karena kak sam ingin menjaga dan melindungi aku, ya Allah ini benar - benar tidak adil untuk kak sam, jika memang mama hanya mau memaafkan kak sam jika kak sam menceraikan aku, aku yang harus mengalah, sudah terlalu banyak kak sam berkorban dan memberikan aku kebahagian, sekarang saatnya aku membebaskan kak sam dari dosa besar yang selama ini tanpa dia sadari terus menerus dia tanggung. Akhirnya nanti malam aku memutuskan untuk meninggalkan kak sam, yah meninggalkan suamiku tercinta. Ini memang keputusan yang sangat berat untukku, disatu sisi aku sangat mencintai kak sam dan tidak ingin kehilangan kak sam, tapi disisi lain akupun tak tega membiarkan kak sam terus menerus menanggung dosa karena durhaka kepada mama. Saat kak sam baru pulang dari kantor aku langsung menemaninya makan malam, setelah selesai makan kami solat berjamaah dan bersiap untukku tidur. Sebelum tidur seperti biasa aku bermanja dengan kak sam, namun malam ini aku memeluk kak sam sangat erat, karena mungkin ini akan menjadi pelukan terakhirku untuk kak sam
"Duh istriku lagi manja banget ya" kata kak sam sambil mengecup mesra keningku
"Kak, mau janji satu hal ga sama aku"
"Apa sayang?? Kalau kakak bisa pasti kakak penuhi"
"Kakak usaha minta maaf ya sama mama, kakak berbaikan sama mama"
"Sayang, kakak pasti akan pulang kalau mama sudah mau menerima kamu"
"Kakak harus minta maaf sama mama kak, karena surga kakak dibawah kaki mama, hidup kaka ga akan berkah kalau mama menganggap kakak anak yang duhaka, kakak harus mendapatkan maaf mama dengan atau tanpa aku kak"
"Ga sayang, mama harus bisa nerima kamu karena kamu istri aku"
"Kak, istri bisa jadi mantan kak, tapi tidak ada mantan ibu"
"Sayang kamu ngomong apa si?? Kakak ga suka"
"Kak, aku mohon besok kakak datang kerumah mama, kakak minta maaf sama mama, lakukan apapun permintaan mama asal kakak dimaafkan sama mama, aku ga mau kak,kakak terus menerus menanggung dosa karena menyakiti hati mama"
"Sayang"
"Tolong kak, janji sama aku, karena sampai kapanpun aku tidak akan bisa jadi ibu karena kita telah menyakiti hati seorang ibu kak, terbukti sekarang aku di vonis ga akan bisa punya anak lagi kak, ini hukuman dari Allah untuk kita kak, karena kita telah menyakiti hati ibu yang telah melahirkan kakak dan membesarkan aku kak" kataku tanpa sadar air mataku telah menetes
"Ssst... Sayang, udah ya, yang terpenting kakak akan selalu menemani kamu"
"Please kak, janji sama aku" pintaku memohon
"Iya sayang kakak janji, ya udah sekarang kamu bobo ya sudah malam" suruh kak sam sambil membiarkan aku tertidur di pelukannya. Yah aku ingin malam ini terus memeluk kak sam, karena besok aku sudah tidak bisa memeluknya dan aku ga tau apa aku masih punya kesempatan untuk memeluknya lagi.
Tengah malam saat kak sam dan bibi sudah terlelap, aku bangun dan bersiap untuk meninggalkan rumah ini, ya Allah semoga ini jalan terbaik untuk aku dan kak sam, sebelum keluar kamar, aku mencium kening kak sam "Maafin aku kak, semoga kakak bahagia, makasih atas semua kebahagian yang telah kakak berikan untukku" kataku sambil membelai lembut kepala kak sam dan kembali mengecup keningnya. Aku langsung pergi kesebuah rumah kontrakan yang memang sudah aku pesan kemarin. Selamat tinggal kak sam, semoga kakak bahagia walau tanpaku, maafin aku, bukan aku tidak mau berjuang bersamamu tapi aku sangat tidak ingin kamu menjadi anak durhaka seperti yang dibilang mama.

Takdir berkata lain

Alhamdulillah aku sangat bahagia dengan kehamilanku, dan artinya Allah mengabulkan doa - doa ku, karena dengan kehamilanku artinya mama tidak akan bisa memisahkan aku dengan kak sam. Walau seperti yang dibilang dokter kehamilan ini tidak akan mudah, setiap pagi aku mengalami morning sickness yang parah sekali sampai terkadang aku tidak kuat bangun dari tempat tidur, dan diusia kehamilanku yang menginjak 16 minggu sudah 5 kali aku dirawat dirumah sakit karena sama sekali tidak ada makanan yang masuk jadi mau ga mau aku harus di infus, tapi aku harus kuat menjalani smua ini apalagi dukungan penuh dari kak sam yang selalu setia menemaniku setiap saat, dan aku yakin kehadiran anak ini bisa mempersatukan keluarga kami lagi. Siang ini saat aku sedang bersantai diteras belakang, bibi datang
"Non, ada mama dan non reva datang" kata bibi membuat aku kaget
"Owh, mau ngapain bi?"
"Ga tau non, lebih baik non ga usah temui ya, telpon mas sam aja"
"Owh ga usah bi, biar aku yg temui"
"Tapi non, bibi takut terjadi apa2 sama non"
"InsyaAllah ga akan terjadi apa2 koq bi"
"Yaudah non naik kursi roda aja ya" kata bibi, ya memang aku sama sekali ga boleh cape sehingga dirumah saja terkadang aku harus pakai kursi roda
"Ga usah bi, aku kuat koq" kataku sambil berjalan dan bergegas menemui mama dan reva yang sudah menunggu diruang tamu
"Mah, reva apa kabar??" sapaku seramah mungkin
"Ga usah basa basi, sekarang kamu tanda tangani ini" kata mama sambil menyerahkan map kepadaku, aku langsung membacanya dan ternyata surat cerai
"Aku lagi hamil mah, dan aku yakin kak sam ga akan menceraikan aku"
"Ga usah banyak omong kamu, cepet tanda tangani" suruh reva kasar
"Aku ga mau, lagian kan mama sendiri yg bilang, kalau aku hamil mama ga akan memisahkan aku dan kak sam, dan sekarang aku sedang hamil cucu mama"
"Kamu yakin itu cucu saya?"
"Maksud mama apa? Iyalah ini cucu mama"
"Tapi saya ga mau punya cucu dari cewe penyakitan seperti kamu" kata mama membuat aku sangat sedih
"Iya, dan apa kamu yakin bayi ini akan lahir sempurna, sementara kamu hamil setelah mengkonsumsi obat - obatan keras" tambah mama membuat aku semakin sedih
"Kenapa mama tega ngomong gitu, ini cucu mama, harusnya mama doakan yang baik - baik untuk anak ini" kataku sedih
"Buat apa saya doakan dia,kalau karena dia anak saya jadi anak yang durhaka"
"Mah, aku mohon mah jangan bilang kak sam anak durhaka mah"
"Iya sam jadi berani melawan saya, karena kamu, ini semua salah kamu!! " kata mama sangat marah
"Aku mohon mah, maafkan ka sam, kak sam ga salah, yang salah aku" kataku memohon
"Makanya kamu tanda tangan surat cerai ini cepat" kata reva sambil menarik tanganku yg sedang memegang tangan mama, dan karena memang badanku belum stabil akhirnya aku terjatuh dan perutku terbentur pinggiran sofa, membuat aku merasakan sakit yang teramat sangat di perutku dan merintih kesakitan, dan aku semakin kaget saat melihat darah segar mengalir di pahaku
"Bi, tolong aku bi" teriak aku memanggil bibi,karena mama dan reva hanya berdiri mematung melihatku kesakitan.
"Kamu liat syira, kamu tidak akan bisa menjadi seorang ibu dengan cara menyakiti hati seorang ibu" kata mama sambil mengajak reva pergi.
Tak lama bibi datang dan sangat kaget melihat kakiku yang sudah penuh darah
"Ya Allah selamatkan bayiku" doaku dalam hati
"Ya Allah non, kenapa non?" kata bibi cemas dan panik melihat darah yang sudah begitu banyak keluar
"Bi jangan bilang kak sam kalau mama dan reva kesini ya " kataku lemah karena tiba - tiba pandanganku semakin gelap sampai akhirnya aku tak sadarkan diri.
Saat aku sadar dan aku sudah dirumah sakit,dan kak sam sudah duduk di sampingku sambil terus mengenggam erat tanganku
"Kak, bayi kita gimana kak" tanyaku penuh kekhawatiran
"Sayang memang belum saatnya kita memiliki bayi sayang, kondisi badan kamu juga belum siap" jawab kak sam membuat aku sangat sedih karena lagi - lagi aku harus kehilangan buah hatiku
"Maafin aku kak, aku ga bisa jaga bayi kita" kataku sedih dan tak bisa menahan air mataku
"Ssst... Ini sudah takdir kita harus ikhlas, kamu harus kuat ya" kata kak sam membelai lembut rambutku dan berusaha menenangkanku yang sangat terpukul.
Mungkin benar perkataan mama, aku tak akan pernah bisa menjadi ibu dengan cara menyakiti hati seoarang ibu, dan ternyata Tuhanpun tidak mengizinkan aku untuk menjadi seorang ibu, padahal ini satu - satunya cara aku untuk bisa mempertahankan kak sam, lalu sekarang apa aku tega membiarkan kak sam terus menjadi anak durhaka. Apa aku tega membiarkan orang yang aku sayangi terus berdosa kepada ibu kandungnya, sementara kau tahu surga kak sam ada dibawah kaki mama.

Minggu, 30 Juli 2017

Kenekadan Syira

Akhir - akhir ini aku memang sedang sibuk mengurus bisnisku yang sedang menurun, bahkan nyaris bangkrut, walau berkali - kali Rara dan mama menawarkan bantuan untuk membantu bisnisku kembali bangkit, tapi tidak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku untuk menerima pertolongan pamrih dari mereka. Ya, Rara mau membantu menyelamatkan bisnisku asal aku mau menikahinya yang artinya aku harus melukai perasaan syira, wanita yang sangat aku sayangi dan aku tidak akan pernah mau melakukannya. Makanya aku harus berjuang sekuat tenagaku untuk menyelamatkan bisnis yang susah payah aku rintis dari awal, dan alhamdulillah perlahan tapi pasti bisnisku kembali merangkak naik. Tapi karena kesibukanku ini, memang aku jadi sedikit kurang memperhatikan syira, sampai siang ini aku sangat kaget saat bibi telpon mengabarkan kalau syira pingsan dirumah. Ya Allah ada apalagi dengan istriku,wanita yang sangat aku cintai? Syira memang baru saja dinyatakan bebas dari kanker, dan selama ini kondisinya sudah baik - baik saja, lalu kenapa syira sampai pingsan??
Aku langsung bergegas pulang kerumah, dan saat aku sampai dirumah, dokter baru saja selesai memeriksa syira.
"Bagaimana dok keadaan istri saya?"tanyaku khawatir
"Istri anda baik - baik aja dan selamat ya pak, istri anda hamil" jawab dokter membuat aku sangat kaget, bukankah selama ini syira selalu suntik kb tiap bulan karena memang kami telah sepakat untuk menunda kehamilan sampai kondisi tubuh syira benar - benar fit
"Hamil dok, bagaimana bisa setau saya syira selalu rutin suntik KB"
"Istri anda sudah dua bulan tidak pernah sunti KB pak dan seperti yang saya sudah sampaikan sebelumnya, kehamilan istri anda beresiko tinggi jadi tolong dijaga sebaik mungkin ya pak" jelas dokter membuat aku sangat bingung sekaligus khawatir dengan kondisi syira. Aku bahagia mengetahui syira hamil, tapi disisi lain aku juga sangat khawatir dan takut karena kehamilan ini sangat beresiko tinggi untuk syira yang masih dalam tahap pemulihan. Kenapa syira sampai tidak suntik KB padahal setiap bulan aku selalu mengingatkannya, kenapa syira nekad ingin sekali punya anak secepatnya padahal berkali - kali sudah aku larang karena aku memang tidak ingin membahayakan syira. Setelah dokter pulang aku langsung masuk kedalam kamar dan ternyata syira udah siuman
"Kenapa kamu bohongi aku syi?" tanyaku kecewa
"Bohong apa kak?"
"Kenapa kamu ga suntik kb selama dua bulan, padahal tiap bulan kamu selalu bilang pergi kedokter"
"Memang kenapa kak? Badan aku ga enak sejak suntik kb jadi aku ga suntik lagi"
"Kenapa kamu ga bilang kalau kamu memang ga cocok sampai akhirnya kamu hamil syi" jelasku tak mengerti
"Alhamdulillah aku hamil kak, terima kasih ya Allah" ungkap syira sangat bahagia kenapa syira ga pernah berpikir panjang, kalau kehamilannya bisa sangat membahayakan dirinya sendiri
"Cukup syi, kakak kecewa sama kamu, kamu ga hargai kakak sebagai suami kamu" bentakku marah, yah ini pertama kalinya aku membentak syira sampai membuatnya berkaca - kaca tapi sebenernya aku berusaha menutupi rasa takutku, aku sangat takut hal buruk akan terjadi sama syira
"Kakak ga bahagia dengan kehamilan aku?" tanya syira berkaca - kaca membuat aku sebenernya sangat tidak tega melihatnya, tapi kali ini aku harus tegas agar syira tidak lagi mengambil keputusan sendiri
"Bahagia??? kamu aja udah mulai berani bohongi aku, bagaimana aku bisa bahagia yang ada aku kecewa sama kamu" kataku berharap syira tidak akan lagi berani membohongiku lagi dan bergegas meninggalkannya sendiri
"Kak??" panggil syira jujur sebenarnya aku tak tega melihat syira seperti ini tapi aku juga ingin syira tau aku juga bisa marah karena dia telah membohongiku. Ya Allah aku sangat bingung apa yang harus aku lakukan sekarang, memang ini salahku juga karena terlalu sibuk dengan bisnisku aku jadi kurang memperhatikan syira sampai akhirnya syira nekad mengambil keputusan sendiri. Aku Memang sangat merindukan kehadiran buah hati kami, tapi aku juga sangat takut terjadi sesuatu yang tidak aku inginkan sama syira. tapi aku juga tidak tega jika harus mengorbankan anakku lagi dan aku sangat yakin syira juga tidak akan mau melakukannya.
"Mas, minum dulu teh nya" kata bibi mengagetkanku
"Owh iya bi, makasih ya" jawabku sambil meminum teh yang telah disedikan bibi
"Mas, maaf bukan bibi mau ikut campur, tapi non syira nekad melakukan ini karena dia tidak ingin kehilangan mas sam" tutur bibi
"Maksud bibi apa?" tanyaku heran
"Dua bulan yang lalu nyonya dan non reva datang kesini, mereka bilang ke non syira kalau non syira harus berkorban untuk menyelamatkan bisnis mas sam dengan cara merelakan mas sam menikah dengan Rara, pilihannya hanya dua non syira mau dimadu atau ceraikan, kecuali kalau non syira hamil dan bisa memberikan anak untuk mas sam, meraka ga akan bisa memaksa non syira, dan sekarang non syira hamil bibi yakin ini jawaban dari doa non syira selama ini mas" jelas bibi membuat aku sangat kaget, ternyata mama dan reva sampai berani meneror syira seperti itu
"Apa?? Mama sampai bilang seperti itu bi?" "Iya mas, sejak itu non syira jadi sering murung tapi dia berusaha menyembunyikannya dari mas sam, karena dia tau mas sam sedang pusing dengan bisnis mas sam, jadi bibi minta mas sam jangan seperti ini sama non syira, bibi yakin non syira jg tau resiko yang akan dia hadapi tapi dia tetap melakukannya karena dia ga ingin kehilangan mas sam" tutur bibi benar2 membuat aku merasa bersalah karena sudah bersikap kasar sama syira padahal selama ini syira sudah sangat tertekan karena teror yang mama dan reva lakukan. Dan aku yakin keputusan syira diridhoi Allah dengan mentakdirkan syira hamil. Tiba - tiba terdengar suara syira muntah - muntah dari dalam kamar, aku dan bibi langsung berlari kedalam kamar, dan melihat syira sedang muntah2 dikamar mandi.
"Sayang, hati2 ya" kataku sambil memapahnya kembali ketempat tidur
"Bi tolong bikinin air jahe ya" pintaku pada bibi
"Kamu tiduran lagi ya, kamu harus kuat demi anak kita"kataku sambil membantu syira bersandar ditempat tidur
"Maafin aku ya kak, udah bikin kakak kecewa"
"Ssst... Kakak yg minta maaf, ga seharusnya kakak bentak kamu, tapi lain kali tolong jangan ada yang kamu sembunyikan lagi dari kakak ya"
"Kakak ga marah sama aku"
"Ga sayang, udah kamu jangan berpikir macam2 ya sekarang, kita fokus merawat calon anak kita ya"
"Kakak bahagia dengan kehamilan aku"
"Sangat sayang, aku sangat bahagia,tadi aku bersikap marah sama kamu, karena kakak terlalu khawatir dengan kondisi kamu,kakak takut terjadi sesuatu sama kamu, dan satu lagi kamu ga usah dengerin omongan mama dan reva, kamu tenang aja semua sudah beres dan sampai kapanpun kakak ga akan pernah ninggalin kamu"
"Kakak tau darimana??"
"Ga penting kakak tau darimana, yang penting kamu harus tetap sehat ya, kita hadapi semua bersama ya sayang, kalau bersama kita akan jadi lebih kuat" tuturku sambil membelai lembut rambut syira
"Makasih ya kak, aku sayang banget sama kakak" kata syira sambil memeluk erat tubuhku
"Non, ini air jahenya diminum dulu, sama bibi bawakan makanan dari pagikan non belum makan" kata bibi yang datang membawakan makanan
"Ya udah ni minum dulu ya sayang" kataku sambil menyuruh syira minum air jahe agar mualnya sedikit berkurang
"Nah sekarang kamu makan ya"
"Ga nafsu kak mual"
"Harus dipaksa dong, biar anak kita sehat ya" kataku sambil menyuapi syira, alhamdulillah walau sedikit tapi minimal ada makanan yang masuk kedalam perut syira
"Kak aku pengen duduk diteras aja" pinta syira setelah selesai makan
"Ya udah ayo"kataku semangat
"Gendong" pinta syira manja
"Ikh manja bgt si"
"Dede bayinya yang mau digendong papa" rajuk syira manja membuat aku langsung menggendongnya
"Ini si mamanya yang emang manja" kataku sambil tersenyum membuat syira ikut tertawa manja. Ya Allah berikanlah kekuatan untuk syira, lancarkan dan mudahkanlah kehamilan sampai proses persalinannya nanti. Aamiin

Sabtu, 29 Juli 2017

Jangan Pisahkan kami

Siang ini saat aku sedang santai,tiba - tiba ada yang menekan bel, dan aku sangat terkejut saat mengetahui yang datang adalah mama dan reva.
"Mama, reva" kataku kaget
"Jadi kamu disini, boleh saya masuk"kata mama sambil masuk kedalam rumah
"Jadi selama ini kamu disini, menikmati semua kerja keras anak saya"
"Maaf mah, tapi saya dan kak sam sudah menikah"
"Saya tau, apa kamu mencintai sam?"tanya mama menyelidik
"Sangat mah, aku sangat mencintai kak sam" "Kalau kamu mencintai sam, berarti kamu ga ingin sam jadi anak durhaka kan?" "Maksud mama" "Sejak sam menikahi kamu, sam menjadi anak yang durhaka, bahkan dia lebih memilih kamu dibanding saya, seharusnya kalau kamu mencintai dia kamu tidak akan membiarkan sam menjadi anak durhaka apalagi sama ibu kandungnya sendiri" "Maafin aku mah, tapi kami saling mencintai" "Cinta aja ga cukup syi, dengan sam menjadi anak durhaka hidupnya ga akan berkah, kamu lihat sekarang usaha sam tidak berkembang bahkan nyaris bangkrut itu smua karna kamu" jelas mama membuat aku sangat kaget, kak sam memang selama ini tak pernah menceritakan tentang kondisi usahanya karena memang kak sam tidak mau menambah beban pikiranku "Syi, sam selama ini sudah banyak berkorban untuk kamu, sekarang saatnya kamu yang berkorban untuk dia" "Maksud mama apa??" "Hanya satu orang yang bisa membantu usaha sam yaitu Rara, dan Rara mau menyelamatkan usaha sam asal sam mau menikahi Rara" "Ga mungkin mah, kak sam itu suami aku" "Kenapa ga mungkin, lagipula udah 1,5tahun sam menikahi kamu, saya lihat sam tidak bahagia, dia hanya merawat kamu, bahkan kamu belum bisa memberikan dia anak" "Apa kamu tega membiarkan usaha yang selama ini dirintis susah payah sama kak sam harus hancur karena keegoisan kamu" tambah reva membuat aku semakin sedih "Kalau kamu memang tulus mencintai sam, kamu pasti ga akan membiarkan sam hancur, lagi pula kalian belum ada anak, jadi pasti tidak akan susah mengurus perceraian kalian" "Sekarang kamu pilih mau dimadu atau ceraikan kak sam" kata reva membuat aku sangat tertekab dan sedih apa yang harus aku lakukan, aku ga akan sanggup berbagi suami dengan wanita lain apalagi harus berpisah dengan kak sam "Pasti ada cara lain untuk menyelamatkan usaha kak sam dan aku ga perlu kehilangan kak sam" kataku dengan sisa keberanian yang aku miliki "Itu cara satu2 nya syira, dan kamu jangan egois, kak sam udah banyak berkorban untuk kamu, sekarang saatnya kamu balas budi"bentak reva membuat aku semakin tersudut "Kecuali kl kamu sedang hamil atau punya anak, saya juga ga akan tega memisahkan kalian, tapi nyatanya setelah 1,5tahun kalian menikah kamu belum juga bs memberikan sam anak kak?? Itu karena pernikahan kalian tidak berkah"kata - kata mama benar2 membuat aku sangat sedih "Ya udah kamu pikirkan baik2, kamu punya waktu 3 bulan untuk ambil keputusan, pikirkan kebahagian sam, dia juga berhak bahagia, jangan hanya dia yang memberikan kamu kebahagian buat kamu" kata mama sambil pamit dan pergi meninggalkan aku sendiri yang sedang bimbang, sedih dan terpuruk dengan kenyataan yang harus aku hadapi ini. "Non, non sabar ya, jangan terlalu dipikirkan non" "Mana mungkin aku ga pikirkan bi, ini menyangkut karir kak sam, tapi aku juga ga akan sanggup kalau harus berbagi suami atau bahkan kehilangan kak sam" kataku tanpa bisa menahan air mata yang daritadi tertahan. "Non sabar ya, bibi yakin mas sam juga ga akan tega mengorbankan non, karena mas sam sangat menyayangi non dan non harus kin rezeki itu sudah ada yang atur non, ga perlu dengan cara seperti yang dibilang mama" "Iya bi, aku kekamar dulu ya bi" pamitku sambil bergegas menuju kekamar. Didalam kamar aku terus memikirkan perkataan mama, apa yang harus aku lakukan? Aku sangat mencintai kak sam, aku benar - benar tidak sanggup jika harus kehilangan kak sam, karena kak sam adalah mentari dalam hidupku, satu2nya orang yang tulus menyayangiku. Sampau akhirnya aku menemukan satu - satunya jalan keluar yang aku harus ambil, aku harus hamil, kalau aku hamil kak sam tidak akan meninggalkan aku dan mama tidak bisa memaksa kak sam untuk menceraikan aku. Walau aku tau kehamilan akan sangat membahayakan nyawaku tapi kalau agar kak sam tetap ada disisiku aku rela mepertaruhkan nyawaku sekalipun. Ya Allah tolong permudahlah segala rencanaku, berikan yang terbaik untuk keluarga kecilku. Aamiin

Aku ingin hamil

Pagi ini aku ingin membuat kejutan untuk kak sam, aku akan membuat sendiri sarapan untuk kak sam. Karena selama setahun ini memang kak sam yang selalu merawat dan melayani aku sejak aku sakit. Ketika aku sedang asyik memasak nasi goreng tiba2 ada yang memelukku dari belakang dan sudah pasti kak sam yang melakukannya
"Kamu lagi ngapain sayang? Kamukan baru sembuh jangan cape2 ya"
"Aku cuma buat sarapan buat kakak, selama inikan selalu kakak yang siapin sarapan buat aku, sekarangkan aku udah sembuh jadi harus aku dong yang menyiapkan sarapan untuk kakak"
"Hmmm... Wanginya enak sekali ni, jadi ga sabar cicipi masakan kamu"
"Ok deh, yuk kita sarapan udah jadi ni" kataku sambil mengajak kak sam ke meja makan dan menemani dia sarapan.
"Kak, nanti sore ke dokter kandungan yuk, kita mulai promil lg"
"Sayang, kamukan baru sembuh nanti dulu ya, biar kondisi badan kamu fit dulu" tolak kak sam halus
"Tapi kak, aku udah pengen punya baby" kataku merajuk
"Ikh... Mulai deh manyunnya, tau aja kakak paling ga bisa liat kamu manyun, ya udah nanti sore kita ke dokter kandungan ya" kata kak sam membuat aku sangat bahagia
"Makasih kak" kataku sambil menciumnya
"Iya sayang, apapun akan kakak lakukan asal kamu bahagia" kata kak sam sambil mengelus mesra rambutku
Selesai sarapan kak sam langsung berangkat kekantor. Karena sudah tidak sabar dan bosan juga dirumah. Aku langsung menyusul kak sam kekantor agar nanti bisa lansung kedokter.
"Sayang, koq nyusul kesini si?" tanya kak sam kaget melihat kedatanganku
"Iya udah ga sabar"
"Biasa bgt ni, kalau udah ada maunya harus diturutin"
"Ya udah ayo cepet" kataku merajuk
"Iya ayo" kata kak sam sambil merangkulku dan kamipun akhirnya pergi ke dokter kandungan. Sesampainya disana kami langsung konsultasi rencana promil kami
"Gimana dok hasilnya, semua baik2 aja kan? Dan kita bisa segera promil kan?" tanyaku penasaran
" iya ga ada masalah, hanya saja ibu kan baru selesai menjalani pengobatan kanker, jadi saran saya sebaiknya ditunda dulu promilnya satu atau dua tahun kedepan"
"Maksud dokter saya ga bisa hamil" tanyaku penasaran
"Bisa, tapi pengobatan yang ibu jalani itukan menggunakan obat2an dosis tinggi jadi butuh waktu untuk tubuh anda menetralkan efek dari obat2an tersebut, jadi kalau pun anda memaksa hamil setahun ini itu akan sangat beresiko tinggi untuk anda dan calon bayi anda nantinya"jelas dokter membuat aku sangat kecewa
"Tapi kami masih bisa punya anak kan dok"
"Bisa pak, karena tidak ada masalah dengan kandungan istri anda, hanya saja untuk tahun ini saya sarankan sebaiknya jangan karena sangat beresiko untuk istri bapak karena kondisi fisiknya juga belum fit seratus persen"
"Tuh kamu dengarkan, kakak kan udah bilang, nanti tunggu kamu benar2 fit baru kita promil ya sayang" kata kak sam menenangkanku yang tidak bisa menutupi rasa kecewaku
"Ok dok, terima kasih ya dok, kami permisi" kata kak sam sambil menggandengku keluar ruangan dokter dan mengajakku pulang. Sepanjang jalan aku hanya terdiam dan larut dalam kekecewaanku. Hingga saat sudah sampai dirumah
"Sayang. Udah dong jangan sedih gitu, kitakan hanya diharuskan menunda, bukan ga bisa punya anak" kata kak sam menenangkanku
"Tapi kak, aku tahu kakak udah sangat ingin punya bayi"
"Sayang, ada kamu disisi aku udah sangat bahagia, anggap aja kita dikasih tambahan waktu untuk pacaran berdua dulu, sebelum nanti kita punya bayi" kata kak sam menenangkanku dalam pelukannya.
"Ya udah jangan sedih ya, sekarang kamu istirahat ya" suruh kak sam.
Aku memang kecewa karena tidak bisa segera hamil dan memberikan anak yang didamba oleh kak sam. Tapi disatu sisi juga aku merasa bahagia, karena kak sam begitu tulus menyayangi dan mencintaiku.

Jumat, 28 Juli 2017

Sakit itu kembali datang

Selama hampir setahun aku menjalani pengobatan yang sangat berat, harus operasi dan menjalani kemoterapi yang sangat menyiksa dan sampai membuat kepalaku botak, namun saat seperti ini juga aku amat sangat bersyukur memilik suami yang amat sangat mencintaiku, yang selalu setia menemaniku disaat aku nyaris menyerah, kak sam benar2 mentari dalam hidupku. Bahkan saat aku terpuruk saat rambutku harus dicukur habis saat mau operasi, kak sam ikut mencukur botak rambutnya, hanya untuk menemaniku dan meyakinkanku kalau ia selalu menemani dan menjagaku selamanya. Hari ini kak sam menemaniku kemoterapi yang terakhir, dan aku benar2 berharap ini terakhir kalinya aku harus kemo dan kanker itu tidak akan datang kembali dalam hidupku. Saat obat - obatan dosis tinggi mulai disuntikan kedalam tubuhku. Kak sam semakin erat menggenggam tanganku "Kak, nanti kalau aku udah sembuh, kita bisa mulai program punya anak lagi kan kak" "Iya sayang, yang penting kamu harus sembuh dulu, kamu mau punya anak berapa?? Kamu mau berapapun kakak siap bikinnya" goda kak sam membuat aku tertawa melupakan sejenak rasa mual dan pusing dikepalaku. Tapi memang efek suntikan kemoterapi ini benar2 kuat sampai aku kembali muntah2 dan kak sam dengan setia membersihkannya dan menemaniku sampai selesai kemoterapi. Esok harinya kami kembali menemui dokter untuk mengetahui bagaimana hasil kemoterapi yang sudah aku jalani, dan alhamdulillah aku sudah dinyatakan bebas dari kanker. Untuk merayakan kesembuhanku kak sam mengajak aku dinner romantis dipinggir pantai "Kak, aku beruntung banget punya suami yang sempurna seperti kakak" kataku sambil bergelayut manja di pundaknya "Iya sayang, kakak juga beruntung punya istri seperti kamu" "Kak, janji ya kak, jangan pernah tinggalin aku ya kak" "Iya cantik, I love u forever" "Walau aku botak??" candaku "Ya kan emang udah botak hehehe" kata kak sam sambil mengelus kepalaku yang walau tertutup wigg sambil tertawa lepas. Tiba - tiba hp kak sam berbunyi, dan kak sam seperti engan mengangkatnya "Siapa kak??" tanyaku penasaran "Papa ,hari ini papa udah tiga kali telp, tapi kakak ga pernah angkat" jawab kak sam "Kenapa ga diangkat kak, siapa tau penting, angkat aja" suruhku membuat kak sam langsung mengangkat telpon dari papa dan langsung di loadspeaker "Hallo" "Hallo sam, kamu kemana aja si?? Mama masuk rumah sakit sam, dan mama panggil nama kamu terus" kata papa membuat kami sangat kaget "Mama kenapa pah?"tanya kak sam khawatir "Darah tinggi mama kambuh sam, mama sempat jatuh dikamar"jawab papa "Ya udah pah, sam kers sekarang" "Ya sam, tapi kamu ga usah ajak syira ya" "Memang kenapa pah, syira istri sam, kalau mama mau sam pulang, berarti mama harus terima syira juga" "Sam, mama lg ga stabil, mama khawatir kl mama ketemu syira darahnya akan naik lagi" "Sam,ga bisa pah kl harus ninggalin syira" "Sam, demi mama papa minta kamu pulang ya" "Iya pah, kak sam pasti pulang"kataku akhirnya ikut bicara "Syira, papa minta tolong suruh sam kers secepatnya ya" pinta papa "Iya pah"kataku meyakinkan papa dan menutup telponnya "Kenapa kamu bilang seperti itu sama papa syi" "Kakak yang kenapa? Mama lg butuh kakak, kenapa kakak ga mau ketemu mama" "Kakak mau ketemu mama, kalau mama mau terima kamu" "Kak, kakak jangan terlalu keras sama mama, apalagi mama lagi sakit kak, kakak ga mau kan terjadi sesuatu sama mama? Ayo sekarang kakak ke rs ya" "Tapi kamu harus ikut"kata kak sam sambil menuntunku dan akhirnya kami kers. Tapi aku memutuskan untuk nunggu diparkiran karena tidak ingin membuat suasana semakin kacau. Hampir satu jam kak sam menemui mama, saat kak sam kembali terlihat dia sangat marah "Ada apa kak?" tanyaku heran "Kaka udah bilang kan? Ini cuma akal2an mama aja" "Maksud kaka apa?"tanyaku heran "Kamu tau rara kan?" "Rara mantan pacar kakak?" "Iya, mama dan papa ingin menjodohkan kakak dengan rara, karena mama dan papa punya hutang budi dan janji sama alm. Orang tuanya rara" jelas kak sam membuat aku sangat kaget, dan takut, yah sangat takut, takut kehilangan orang yang sangat aku sayangi dan cintai, suami yang selalu menjaga ku selama ini. "Tapi kamu tenang aja sayang, semua itu ga akan terjadi, cuma kamu istri kakak satu2nya" kata kak sam membaca kekhawatiranku sambil memeluk erat tubuhku "Kak, mama dan papa tau kalau kita sudah menikah?" "Tau dan mereka sangat marah, tapi kakak ga peduli, yang terpenting buat kakak saat ini hanya kamu sayang" "Kenapa mama maksa kakak buat nikahin rara kak?" "Udahlah ga usah dibahas lg, yang terpenting bagi kakak kamu satu2nya istri yang paling kakak sayang, kamu ga usah berpikir macam2 sekarang kita pulang ya" kata kak sam berusaha meyakinkanku. Akhirnya kamipun pulang kerumah, walau entah kenapa perasaan takut kehilangan kak sam selalu menghantuiku.