Sore harinya kondisi kak sam sempat drop, sampai indah harus memberikan penanganan khusus, karena ternyata kak sam juga mengalami anemia berat sehingga harus mendapatkan transfusi darah, aku sangat khawatir dengan kondisi kak sam, sehingga saat aku lihat mama dan papa keluar dari kamar kak sam aku langsung masuk kedalam kamar kak sam. Ternyata kak sam sedang tertidur, aku langsung menggenggam tangannya
"Maafin aku kak, karena aku kakak jadi seperti ini, maafin aku" kataku sambil menangis karena aku sangat takut kehilangan kak sam
"Sayang, kenapa nangis?"
"Kakak bikin aku takut kak, kakak harus sembuh"
"Kakak gpp sayang, yang penting kamu janji ga akan tinggalin kakak lagi"
"Kak, aku ga pernah mau ninggalin kakak, tapi aku ga mau hanya karena aku kakak jadi anak durhaka"
"Sayang,kakak ga peduli yang terpenting kakak bisa terus sama kamu"
"Tapi aku peduli kak, aku ga mau menyakiti hati ibu yang telah merawat aku dari bayi, aku ga mau kakak terus menerus berdosa karena mama menganggap kakak anak durhaka"
"Dengan mengorbankan pernikahan kita"
"Kak, kakak punya keluarga yang sempurna, bahkan kakak sudah memiliki rara istri yang sempurna yang diterima oleh smua keluarga kakak, kakak hanya harus belajar mencintainya"
"Kamu salah sayang, kamu yang membuat kakak sempurna, hanya kamu yang bisa membuat kaka bahagia"
"Tapi aku ga bisa kak, kebahagiaan kita melukai hati ibu yang telah melahirkan kakak dan merawat aku dari bayi dengan penuh kasih sayang"
"Apa kamu ga mencintai kakak syi?"
"Aku sangat mencintai kakak bahkan melebihi diri aku sendiri, kakak itu seperti mentari dalam hidup aku, tapi mungkin kita tidak ditakdirkan bersama kak"
"Tapi kamu istri aku sayang, sampai kapanpun kamu akan tetap istri aku"
Tiba - tiba pintu dibuka dan ternyata mama dan papa sudah masuk kedalam ruangan
"Syira" kata papa kaget, sama kagetnya dengan aku melihat kedatangan mereka berdua
"Sedang apa kamu disini?"tanya papa lagi
"Maafin aku pak, bu, aku hanya ingin menjenguk kak sam, tapi aku janji ga akan ganggu kak sam lagi, aku permisi pak, bu" kataku sambil bergegas tuk pergi tapi kak sam menarik tanganku bahkan dia langsung bangun dan memeluk erat tubuhku
"Kak lepasin aku, aku harus pergi kak" kataku berusaha melepaskan pelukan kak sam
"Kamu ga boleh pergi sayang, kamu ga boleh tinggalin aku lagi" kata kak sam semakin erat memelukku
"Tapi aku harus tetap pergi kak, aku ga bisa" kataku terus berusaha melepaskan pelukan kak sam, tapi kak sam benar - benar tidak mau melepaskanku, bahkan karena kak sam terlalu banyak bergerak selang infus dan transfusi darah kak sam sampai terlepas membuat darah berceceran kemana2, aku benar2 khawatir melihat kondisi kak sam yang seperti ini, entah kenapa kak sam bisa bertindak seperti anak kecil memelukku sambil menangis, percis seperti seorang anak kecil yang tak mau ditinggal ibunya
"Cukup kak, lepasin aku kak!! Kakak ga berhak maksa aku, toh kita sudah bercerai kakak ga berhak melarang aku lagi" bentakku membuat kak sam akhirnya melepaskan pelukannya karena memang tubuh kak sam masih sangat lemas dan aku tau ada binar kekecewaan dimatanya mendengar perkataanku
"Kamu salah syira, sam tidak pernah menanda tangani surat cerai kalian, mama yang memalsukan tanda tangan sam, sam tidak pernah menceraikan kamu, jadi kamu tetap istri sah sam" kata papa membuat aku terdiam, namun perhatianku langsung tertuju pada kak sam yang meringis kesakitan akhirnya aku berusah membersihkan dan memasang kembali selang infus dan selang transfusi ditangan kak sam
"Sekarang mama liat, mereka benar - benar saling menyayangi dan membutuhkan mah, sampai kapan mama mau menyiksa anak mama sendiri?? Sam sampai seperti ini karena keegoisan mama, bahkan karena keegoisan mama, tanpa mama sadari mama telah membunuh cucu mama sendiri,kalau mama bilang syira tidak akan pernah jadi ibu karena melukai hati seorang ibu, apa mama pernah berkaca? apa mama pantas menjadi seorang ibu??? Seorang ibu selalu mementingkan kebahagian anaknya, tapi mama malah mengorbankan anak mama hanya demi kemarahan mama yang ga jelas" ungkap papa membuat mama terdiam
"Selama ini papa diam mah, papa harap mama akan sadar, tapi makin hari mama makin menjadi - jadi, mulai hari ini papa yang akan merestui syira dan sam, papa yang akan melindungi mereka" kata papa membuat aku semakin bingunh, aku takut mama kembali menyalahkan aku atas sikap papa yang berani membentak mama karena membelaku, makanya aku langsung berniat pergi meninggalkan mereka
"Maafin aku pak, bu, harusnya saya ga perlu datang kesini, saya permisi dulu" kataku sambil bergegas keluar ruangan walau air mataku tak berhenti mengalir, apalagi melihat kak sam sampai bersikap seperti itu dan kembali terbaring lemah karena memohon aku untuk tetap menemaninya
"Syira tunggu,maafin mama syi, mama sadar sam sangat membutuhkan kamu, sam ga bisa hidup tanpa kamu, mama minta kamu kembali dengan sam" kata mama membuat aku berbalik dan menatap kearah mama
"Mama ga marah lagi sama aku?"
"Mama yang banyak salah sama kamu,mama yang harusnya minta maaf sama kamu" kata mama sambil menghampiriku dan memeluk erat diriku. Ya Tuhan apakah ini nyata, mama memaafkan aku, mama memelukku lagi, pelukan yang selama ini aku rindukan.
"Mah, apa ini artinya mama merestui pernikahan sam dan syira?" tanya kak sam yang masih terbaring lemah ditempat tidur, membuat mama langsung menuntunku untuk mendekat kearah ranjang kak sam
"Sam, mama juga minta maaf sama kamu, selama ini mama terlalu egois, benar yang kamu bilang, kemarahan mama sama syira terlalu berlebihan padahal syira tidak salah, orang tuanya yang salah, tapi syira sudah berusaha menebus semuanya, maafin mama ya sam" kata mama sambil memeluk kak sam
"Berarti mama merestui sam dan syira" tanya kak sam lagi
"mana mungkin mama memisahkan cinta sejati seperti kalian, ketulusan cinta kalian telah membuka hati mama, cinta yang tanpa pamrih, cinta yang penuh pengorban, sekarang sudah saatnya kalian bahagia"kata mama sambil meletakan tanganku kedalam genggaman tangan kak sam membuat aku dan kak sam tersenyum bahagia, ya Allah jika ini mimpi jangan biarkan aku terbangun, aku merasakan sangat bahagia, akhirnya aku diberi kesempatan untuk merasakan kehangatan keluarga seperti dulu lagi, pelukan hangat mama dan papa. Namun tiba- tiba aku seperti tertampar, saat aku ingat, aku tidak mungkin bisa memberikan cucu kepada mama dan papa, apakahkan aku masih pantas menjadi istri kak sam. Karena perasaan itu membuat aku langsung melepaskan genggaman tangan kak sam
"Kenapa sayang?" tanya kak sam heran
"Aku ga bisa kak, aku bukan lagi istri sempurna untuk kakak?" kataku dengan penuh kekecewaan
"Kamu istri paling sempurna untuk aku syi,kamu yang membuat hidup aku berwarna"
"Tapi aku ga bisa memberikan anak untuk kakak" ucapku sambil berlinang air mata, dan tanpa aku duga mama langsung memelukku dan menghapuskan air mataku
"Maafin mama syi, semua salah mama, tapi kamu tetap menantu sempurna untuk mama, dari kecil mama selalu menyayagi kamu dan kamu harus tau jauh didalam hati mama, rasa sayang itu ga pernah berubah sayang, mungkin ini juga hukuman yang harus mama terima, karena mama yang menyebabkan kamu keguguran dan akhirnya tidak bisa punya anak lagi" kata mama menenangkanku didalam pelukannya.
"Sayang,buat aku kamu tetap istri yg paling sempurna dan masih banyak anak yg membutuhkan kasih sayang orang tua yang bisa kita rawat" kata kak sam membuat aku semakin bahagia dan langsung memeluk erat kak sam. Aku sangat bahagia akhirnya aku bisa bebas memeluk suamiku dan semua itu direstui oleh keluarga kami.