Minggu, 30 Juli 2017

Kenekadan Syira

Akhir - akhir ini aku memang sedang sibuk mengurus bisnisku yang sedang menurun, bahkan nyaris bangkrut, walau berkali - kali Rara dan mama menawarkan bantuan untuk membantu bisnisku kembali bangkit, tapi tidak pernah sedikitpun terlintas dalam benakku untuk menerima pertolongan pamrih dari mereka. Ya, Rara mau membantu menyelamatkan bisnisku asal aku mau menikahinya yang artinya aku harus melukai perasaan syira, wanita yang sangat aku sayangi dan aku tidak akan pernah mau melakukannya. Makanya aku harus berjuang sekuat tenagaku untuk menyelamatkan bisnis yang susah payah aku rintis dari awal, dan alhamdulillah perlahan tapi pasti bisnisku kembali merangkak naik. Tapi karena kesibukanku ini, memang aku jadi sedikit kurang memperhatikan syira, sampai siang ini aku sangat kaget saat bibi telpon mengabarkan kalau syira pingsan dirumah. Ya Allah ada apalagi dengan istriku,wanita yang sangat aku cintai? Syira memang baru saja dinyatakan bebas dari kanker, dan selama ini kondisinya sudah baik - baik saja, lalu kenapa syira sampai pingsan??
Aku langsung bergegas pulang kerumah, dan saat aku sampai dirumah, dokter baru saja selesai memeriksa syira.
"Bagaimana dok keadaan istri saya?"tanyaku khawatir
"Istri anda baik - baik aja dan selamat ya pak, istri anda hamil" jawab dokter membuat aku sangat kaget, bukankah selama ini syira selalu suntik kb tiap bulan karena memang kami telah sepakat untuk menunda kehamilan sampai kondisi tubuh syira benar - benar fit
"Hamil dok, bagaimana bisa setau saya syira selalu rutin suntik KB"
"Istri anda sudah dua bulan tidak pernah sunti KB pak dan seperti yang saya sudah sampaikan sebelumnya, kehamilan istri anda beresiko tinggi jadi tolong dijaga sebaik mungkin ya pak" jelas dokter membuat aku sangat bingung sekaligus khawatir dengan kondisi syira. Aku bahagia mengetahui syira hamil, tapi disisi lain aku juga sangat khawatir dan takut karena kehamilan ini sangat beresiko tinggi untuk syira yang masih dalam tahap pemulihan. Kenapa syira sampai tidak suntik KB padahal setiap bulan aku selalu mengingatkannya, kenapa syira nekad ingin sekali punya anak secepatnya padahal berkali - kali sudah aku larang karena aku memang tidak ingin membahayakan syira. Setelah dokter pulang aku langsung masuk kedalam kamar dan ternyata syira udah siuman
"Kenapa kamu bohongi aku syi?" tanyaku kecewa
"Bohong apa kak?"
"Kenapa kamu ga suntik kb selama dua bulan, padahal tiap bulan kamu selalu bilang pergi kedokter"
"Memang kenapa kak? Badan aku ga enak sejak suntik kb jadi aku ga suntik lagi"
"Kenapa kamu ga bilang kalau kamu memang ga cocok sampai akhirnya kamu hamil syi" jelasku tak mengerti
"Alhamdulillah aku hamil kak, terima kasih ya Allah" ungkap syira sangat bahagia kenapa syira ga pernah berpikir panjang, kalau kehamilannya bisa sangat membahayakan dirinya sendiri
"Cukup syi, kakak kecewa sama kamu, kamu ga hargai kakak sebagai suami kamu" bentakku marah, yah ini pertama kalinya aku membentak syira sampai membuatnya berkaca - kaca tapi sebenernya aku berusaha menutupi rasa takutku, aku sangat takut hal buruk akan terjadi sama syira
"Kakak ga bahagia dengan kehamilan aku?" tanya syira berkaca - kaca membuat aku sebenernya sangat tidak tega melihatnya, tapi kali ini aku harus tegas agar syira tidak lagi mengambil keputusan sendiri
"Bahagia??? kamu aja udah mulai berani bohongi aku, bagaimana aku bisa bahagia yang ada aku kecewa sama kamu" kataku berharap syira tidak akan lagi berani membohongiku lagi dan bergegas meninggalkannya sendiri
"Kak??" panggil syira jujur sebenarnya aku tak tega melihat syira seperti ini tapi aku juga ingin syira tau aku juga bisa marah karena dia telah membohongiku. Ya Allah aku sangat bingung apa yang harus aku lakukan sekarang, memang ini salahku juga karena terlalu sibuk dengan bisnisku aku jadi kurang memperhatikan syira sampai akhirnya syira nekad mengambil keputusan sendiri. Aku Memang sangat merindukan kehadiran buah hati kami, tapi aku juga sangat takut terjadi sesuatu yang tidak aku inginkan sama syira. tapi aku juga tidak tega jika harus mengorbankan anakku lagi dan aku sangat yakin syira juga tidak akan mau melakukannya.
"Mas, minum dulu teh nya" kata bibi mengagetkanku
"Owh iya bi, makasih ya" jawabku sambil meminum teh yang telah disedikan bibi
"Mas, maaf bukan bibi mau ikut campur, tapi non syira nekad melakukan ini karena dia tidak ingin kehilangan mas sam" tutur bibi
"Maksud bibi apa?" tanyaku heran
"Dua bulan yang lalu nyonya dan non reva datang kesini, mereka bilang ke non syira kalau non syira harus berkorban untuk menyelamatkan bisnis mas sam dengan cara merelakan mas sam menikah dengan Rara, pilihannya hanya dua non syira mau dimadu atau ceraikan, kecuali kalau non syira hamil dan bisa memberikan anak untuk mas sam, meraka ga akan bisa memaksa non syira, dan sekarang non syira hamil bibi yakin ini jawaban dari doa non syira selama ini mas" jelas bibi membuat aku sangat kaget, ternyata mama dan reva sampai berani meneror syira seperti itu
"Apa?? Mama sampai bilang seperti itu bi?" "Iya mas, sejak itu non syira jadi sering murung tapi dia berusaha menyembunyikannya dari mas sam, karena dia tau mas sam sedang pusing dengan bisnis mas sam, jadi bibi minta mas sam jangan seperti ini sama non syira, bibi yakin non syira jg tau resiko yang akan dia hadapi tapi dia tetap melakukannya karena dia ga ingin kehilangan mas sam" tutur bibi benar2 membuat aku merasa bersalah karena sudah bersikap kasar sama syira padahal selama ini syira sudah sangat tertekan karena teror yang mama dan reva lakukan. Dan aku yakin keputusan syira diridhoi Allah dengan mentakdirkan syira hamil. Tiba - tiba terdengar suara syira muntah - muntah dari dalam kamar, aku dan bibi langsung berlari kedalam kamar, dan melihat syira sedang muntah2 dikamar mandi.
"Sayang, hati2 ya" kataku sambil memapahnya kembali ketempat tidur
"Bi tolong bikinin air jahe ya" pintaku pada bibi
"Kamu tiduran lagi ya, kamu harus kuat demi anak kita"kataku sambil membantu syira bersandar ditempat tidur
"Maafin aku ya kak, udah bikin kakak kecewa"
"Ssst... Kakak yg minta maaf, ga seharusnya kakak bentak kamu, tapi lain kali tolong jangan ada yang kamu sembunyikan lagi dari kakak ya"
"Kakak ga marah sama aku"
"Ga sayang, udah kamu jangan berpikir macam2 ya sekarang, kita fokus merawat calon anak kita ya"
"Kakak bahagia dengan kehamilan aku"
"Sangat sayang, aku sangat bahagia,tadi aku bersikap marah sama kamu, karena kakak terlalu khawatir dengan kondisi kamu,kakak takut terjadi sesuatu sama kamu, dan satu lagi kamu ga usah dengerin omongan mama dan reva, kamu tenang aja semua sudah beres dan sampai kapanpun kakak ga akan pernah ninggalin kamu"
"Kakak tau darimana??"
"Ga penting kakak tau darimana, yang penting kamu harus tetap sehat ya, kita hadapi semua bersama ya sayang, kalau bersama kita akan jadi lebih kuat" tuturku sambil membelai lembut rambut syira
"Makasih ya kak, aku sayang banget sama kakak" kata syira sambil memeluk erat tubuhku
"Non, ini air jahenya diminum dulu, sama bibi bawakan makanan dari pagikan non belum makan" kata bibi yang datang membawakan makanan
"Ya udah ni minum dulu ya sayang" kataku sambil menyuruh syira minum air jahe agar mualnya sedikit berkurang
"Nah sekarang kamu makan ya"
"Ga nafsu kak mual"
"Harus dipaksa dong, biar anak kita sehat ya" kataku sambil menyuapi syira, alhamdulillah walau sedikit tapi minimal ada makanan yang masuk kedalam perut syira
"Kak aku pengen duduk diteras aja" pinta syira setelah selesai makan
"Ya udah ayo"kataku semangat
"Gendong" pinta syira manja
"Ikh manja bgt si"
"Dede bayinya yang mau digendong papa" rajuk syira manja membuat aku langsung menggendongnya
"Ini si mamanya yang emang manja" kataku sambil tersenyum membuat syira ikut tertawa manja. Ya Allah berikanlah kekuatan untuk syira, lancarkan dan mudahkanlah kehamilan sampai proses persalinannya nanti. Aamiin

Sabtu, 29 Juli 2017

Jangan Pisahkan kami

Siang ini saat aku sedang santai,tiba - tiba ada yang menekan bel, dan aku sangat terkejut saat mengetahui yang datang adalah mama dan reva.
"Mama, reva" kataku kaget
"Jadi kamu disini, boleh saya masuk"kata mama sambil masuk kedalam rumah
"Jadi selama ini kamu disini, menikmati semua kerja keras anak saya"
"Maaf mah, tapi saya dan kak sam sudah menikah"
"Saya tau, apa kamu mencintai sam?"tanya mama menyelidik
"Sangat mah, aku sangat mencintai kak sam" "Kalau kamu mencintai sam, berarti kamu ga ingin sam jadi anak durhaka kan?" "Maksud mama" "Sejak sam menikahi kamu, sam menjadi anak yang durhaka, bahkan dia lebih memilih kamu dibanding saya, seharusnya kalau kamu mencintai dia kamu tidak akan membiarkan sam menjadi anak durhaka apalagi sama ibu kandungnya sendiri" "Maafin aku mah, tapi kami saling mencintai" "Cinta aja ga cukup syi, dengan sam menjadi anak durhaka hidupnya ga akan berkah, kamu lihat sekarang usaha sam tidak berkembang bahkan nyaris bangkrut itu smua karna kamu" jelas mama membuat aku sangat kaget, kak sam memang selama ini tak pernah menceritakan tentang kondisi usahanya karena memang kak sam tidak mau menambah beban pikiranku "Syi, sam selama ini sudah banyak berkorban untuk kamu, sekarang saatnya kamu yang berkorban untuk dia" "Maksud mama apa??" "Hanya satu orang yang bisa membantu usaha sam yaitu Rara, dan Rara mau menyelamatkan usaha sam asal sam mau menikahi Rara" "Ga mungkin mah, kak sam itu suami aku" "Kenapa ga mungkin, lagipula udah 1,5tahun sam menikahi kamu, saya lihat sam tidak bahagia, dia hanya merawat kamu, bahkan kamu belum bisa memberikan dia anak" "Apa kamu tega membiarkan usaha yang selama ini dirintis susah payah sama kak sam harus hancur karena keegoisan kamu" tambah reva membuat aku semakin sedih "Kalau kamu memang tulus mencintai sam, kamu pasti ga akan membiarkan sam hancur, lagi pula kalian belum ada anak, jadi pasti tidak akan susah mengurus perceraian kalian" "Sekarang kamu pilih mau dimadu atau ceraikan kak sam" kata reva membuat aku sangat tertekab dan sedih apa yang harus aku lakukan, aku ga akan sanggup berbagi suami dengan wanita lain apalagi harus berpisah dengan kak sam "Pasti ada cara lain untuk menyelamatkan usaha kak sam dan aku ga perlu kehilangan kak sam" kataku dengan sisa keberanian yang aku miliki "Itu cara satu2 nya syira, dan kamu jangan egois, kak sam udah banyak berkorban untuk kamu, sekarang saatnya kamu balas budi"bentak reva membuat aku semakin tersudut "Kecuali kl kamu sedang hamil atau punya anak, saya juga ga akan tega memisahkan kalian, tapi nyatanya setelah 1,5tahun kalian menikah kamu belum juga bs memberikan sam anak kak?? Itu karena pernikahan kalian tidak berkah"kata - kata mama benar2 membuat aku sangat sedih "Ya udah kamu pikirkan baik2, kamu punya waktu 3 bulan untuk ambil keputusan, pikirkan kebahagian sam, dia juga berhak bahagia, jangan hanya dia yang memberikan kamu kebahagian buat kamu" kata mama sambil pamit dan pergi meninggalkan aku sendiri yang sedang bimbang, sedih dan terpuruk dengan kenyataan yang harus aku hadapi ini. "Non, non sabar ya, jangan terlalu dipikirkan non" "Mana mungkin aku ga pikirkan bi, ini menyangkut karir kak sam, tapi aku juga ga akan sanggup kalau harus berbagi suami atau bahkan kehilangan kak sam" kataku tanpa bisa menahan air mata yang daritadi tertahan. "Non sabar ya, bibi yakin mas sam juga ga akan tega mengorbankan non, karena mas sam sangat menyayangi non dan non harus kin rezeki itu sudah ada yang atur non, ga perlu dengan cara seperti yang dibilang mama" "Iya bi, aku kekamar dulu ya bi" pamitku sambil bergegas menuju kekamar. Didalam kamar aku terus memikirkan perkataan mama, apa yang harus aku lakukan? Aku sangat mencintai kak sam, aku benar - benar tidak sanggup jika harus kehilangan kak sam, karena kak sam adalah mentari dalam hidupku, satu2nya orang yang tulus menyayangiku. Sampau akhirnya aku menemukan satu - satunya jalan keluar yang aku harus ambil, aku harus hamil, kalau aku hamil kak sam tidak akan meninggalkan aku dan mama tidak bisa memaksa kak sam untuk menceraikan aku. Walau aku tau kehamilan akan sangat membahayakan nyawaku tapi kalau agar kak sam tetap ada disisiku aku rela mepertaruhkan nyawaku sekalipun. Ya Allah tolong permudahlah segala rencanaku, berikan yang terbaik untuk keluarga kecilku. Aamiin

Aku ingin hamil

Pagi ini aku ingin membuat kejutan untuk kak sam, aku akan membuat sendiri sarapan untuk kak sam. Karena selama setahun ini memang kak sam yang selalu merawat dan melayani aku sejak aku sakit. Ketika aku sedang asyik memasak nasi goreng tiba2 ada yang memelukku dari belakang dan sudah pasti kak sam yang melakukannya
"Kamu lagi ngapain sayang? Kamukan baru sembuh jangan cape2 ya"
"Aku cuma buat sarapan buat kakak, selama inikan selalu kakak yang siapin sarapan buat aku, sekarangkan aku udah sembuh jadi harus aku dong yang menyiapkan sarapan untuk kakak"
"Hmmm... Wanginya enak sekali ni, jadi ga sabar cicipi masakan kamu"
"Ok deh, yuk kita sarapan udah jadi ni" kataku sambil mengajak kak sam ke meja makan dan menemani dia sarapan.
"Kak, nanti sore ke dokter kandungan yuk, kita mulai promil lg"
"Sayang, kamukan baru sembuh nanti dulu ya, biar kondisi badan kamu fit dulu" tolak kak sam halus
"Tapi kak, aku udah pengen punya baby" kataku merajuk
"Ikh... Mulai deh manyunnya, tau aja kakak paling ga bisa liat kamu manyun, ya udah nanti sore kita ke dokter kandungan ya" kata kak sam membuat aku sangat bahagia
"Makasih kak" kataku sambil menciumnya
"Iya sayang, apapun akan kakak lakukan asal kamu bahagia" kata kak sam sambil mengelus mesra rambutku
Selesai sarapan kak sam langsung berangkat kekantor. Karena sudah tidak sabar dan bosan juga dirumah. Aku langsung menyusul kak sam kekantor agar nanti bisa lansung kedokter.
"Sayang, koq nyusul kesini si?" tanya kak sam kaget melihat kedatanganku
"Iya udah ga sabar"
"Biasa bgt ni, kalau udah ada maunya harus diturutin"
"Ya udah ayo cepet" kataku merajuk
"Iya ayo" kata kak sam sambil merangkulku dan kamipun akhirnya pergi ke dokter kandungan. Sesampainya disana kami langsung konsultasi rencana promil kami
"Gimana dok hasilnya, semua baik2 aja kan? Dan kita bisa segera promil kan?" tanyaku penasaran
" iya ga ada masalah, hanya saja ibu kan baru selesai menjalani pengobatan kanker, jadi saran saya sebaiknya ditunda dulu promilnya satu atau dua tahun kedepan"
"Maksud dokter saya ga bisa hamil" tanyaku penasaran
"Bisa, tapi pengobatan yang ibu jalani itukan menggunakan obat2an dosis tinggi jadi butuh waktu untuk tubuh anda menetralkan efek dari obat2an tersebut, jadi kalau pun anda memaksa hamil setahun ini itu akan sangat beresiko tinggi untuk anda dan calon bayi anda nantinya"jelas dokter membuat aku sangat kecewa
"Tapi kami masih bisa punya anak kan dok"
"Bisa pak, karena tidak ada masalah dengan kandungan istri anda, hanya saja untuk tahun ini saya sarankan sebaiknya jangan karena sangat beresiko untuk istri bapak karena kondisi fisiknya juga belum fit seratus persen"
"Tuh kamu dengarkan, kakak kan udah bilang, nanti tunggu kamu benar2 fit baru kita promil ya sayang" kata kak sam menenangkanku yang tidak bisa menutupi rasa kecewaku
"Ok dok, terima kasih ya dok, kami permisi" kata kak sam sambil menggandengku keluar ruangan dokter dan mengajakku pulang. Sepanjang jalan aku hanya terdiam dan larut dalam kekecewaanku. Hingga saat sudah sampai dirumah
"Sayang. Udah dong jangan sedih gitu, kitakan hanya diharuskan menunda, bukan ga bisa punya anak" kata kak sam menenangkanku
"Tapi kak, aku tahu kakak udah sangat ingin punya bayi"
"Sayang, ada kamu disisi aku udah sangat bahagia, anggap aja kita dikasih tambahan waktu untuk pacaran berdua dulu, sebelum nanti kita punya bayi" kata kak sam menenangkanku dalam pelukannya.
"Ya udah jangan sedih ya, sekarang kamu istirahat ya" suruh kak sam.
Aku memang kecewa karena tidak bisa segera hamil dan memberikan anak yang didamba oleh kak sam. Tapi disatu sisi juga aku merasa bahagia, karena kak sam begitu tulus menyayangi dan mencintaiku.

Jumat, 28 Juli 2017

Sakit itu kembali datang

Selama hampir setahun aku menjalani pengobatan yang sangat berat, harus operasi dan menjalani kemoterapi yang sangat menyiksa dan sampai membuat kepalaku botak, namun saat seperti ini juga aku amat sangat bersyukur memilik suami yang amat sangat mencintaiku, yang selalu setia menemaniku disaat aku nyaris menyerah, kak sam benar2 mentari dalam hidupku. Bahkan saat aku terpuruk saat rambutku harus dicukur habis saat mau operasi, kak sam ikut mencukur botak rambutnya, hanya untuk menemaniku dan meyakinkanku kalau ia selalu menemani dan menjagaku selamanya. Hari ini kak sam menemaniku kemoterapi yang terakhir, dan aku benar2 berharap ini terakhir kalinya aku harus kemo dan kanker itu tidak akan datang kembali dalam hidupku. Saat obat - obatan dosis tinggi mulai disuntikan kedalam tubuhku. Kak sam semakin erat menggenggam tanganku "Kak, nanti kalau aku udah sembuh, kita bisa mulai program punya anak lagi kan kak" "Iya sayang, yang penting kamu harus sembuh dulu, kamu mau punya anak berapa?? Kamu mau berapapun kakak siap bikinnya" goda kak sam membuat aku tertawa melupakan sejenak rasa mual dan pusing dikepalaku. Tapi memang efek suntikan kemoterapi ini benar2 kuat sampai aku kembali muntah2 dan kak sam dengan setia membersihkannya dan menemaniku sampai selesai kemoterapi. Esok harinya kami kembali menemui dokter untuk mengetahui bagaimana hasil kemoterapi yang sudah aku jalani, dan alhamdulillah aku sudah dinyatakan bebas dari kanker. Untuk merayakan kesembuhanku kak sam mengajak aku dinner romantis dipinggir pantai "Kak, aku beruntung banget punya suami yang sempurna seperti kakak" kataku sambil bergelayut manja di pundaknya "Iya sayang, kakak juga beruntung punya istri seperti kamu" "Kak, janji ya kak, jangan pernah tinggalin aku ya kak" "Iya cantik, I love u forever" "Walau aku botak??" candaku "Ya kan emang udah botak hehehe" kata kak sam sambil mengelus kepalaku yang walau tertutup wigg sambil tertawa lepas. Tiba - tiba hp kak sam berbunyi, dan kak sam seperti engan mengangkatnya "Siapa kak??" tanyaku penasaran "Papa ,hari ini papa udah tiga kali telp, tapi kakak ga pernah angkat" jawab kak sam "Kenapa ga diangkat kak, siapa tau penting, angkat aja" suruhku membuat kak sam langsung mengangkat telpon dari papa dan langsung di loadspeaker "Hallo" "Hallo sam, kamu kemana aja si?? Mama masuk rumah sakit sam, dan mama panggil nama kamu terus" kata papa membuat kami sangat kaget "Mama kenapa pah?"tanya kak sam khawatir "Darah tinggi mama kambuh sam, mama sempat jatuh dikamar"jawab papa "Ya udah pah, sam kers sekarang" "Ya sam, tapi kamu ga usah ajak syira ya" "Memang kenapa pah, syira istri sam, kalau mama mau sam pulang, berarti mama harus terima syira juga" "Sam, mama lg ga stabil, mama khawatir kl mama ketemu syira darahnya akan naik lagi" "Sam,ga bisa pah kl harus ninggalin syira" "Sam, demi mama papa minta kamu pulang ya" "Iya pah, kak sam pasti pulang"kataku akhirnya ikut bicara "Syira, papa minta tolong suruh sam kers secepatnya ya" pinta papa "Iya pah"kataku meyakinkan papa dan menutup telponnya "Kenapa kamu bilang seperti itu sama papa syi" "Kakak yang kenapa? Mama lg butuh kakak, kenapa kakak ga mau ketemu mama" "Kakak mau ketemu mama, kalau mama mau terima kamu" "Kak, kakak jangan terlalu keras sama mama, apalagi mama lagi sakit kak, kakak ga mau kan terjadi sesuatu sama mama? Ayo sekarang kakak ke rs ya" "Tapi kamu harus ikut"kata kak sam sambil menuntunku dan akhirnya kami kers. Tapi aku memutuskan untuk nunggu diparkiran karena tidak ingin membuat suasana semakin kacau. Hampir satu jam kak sam menemui mama, saat kak sam kembali terlihat dia sangat marah "Ada apa kak?" tanyaku heran "Kaka udah bilang kan? Ini cuma akal2an mama aja" "Maksud kaka apa?"tanyaku heran "Kamu tau rara kan?" "Rara mantan pacar kakak?" "Iya, mama dan papa ingin menjodohkan kakak dengan rara, karena mama dan papa punya hutang budi dan janji sama alm. Orang tuanya rara" jelas kak sam membuat aku sangat kaget, dan takut, yah sangat takut, takut kehilangan orang yang sangat aku sayangi dan cintai, suami yang selalu menjaga ku selama ini. "Tapi kamu tenang aja sayang, semua itu ga akan terjadi, cuma kamu istri kakak satu2nya" kata kak sam membaca kekhawatiranku sambil memeluk erat tubuhku "Kak, mama dan papa tau kalau kita sudah menikah?" "Tau dan mereka sangat marah, tapi kakak ga peduli, yang terpenting buat kakak saat ini hanya kamu sayang" "Kenapa mama maksa kakak buat nikahin rara kak?" "Udahlah ga usah dibahas lg, yang terpenting bagi kakak kamu satu2nya istri yang paling kakak sayang, kamu ga usah berpikir macam2 sekarang kita pulang ya" kata kak sam berusaha meyakinkanku. Akhirnya kamipun pulang kerumah, walau entah kenapa perasaan takut kehilangan kak sam selalu menghantuiku.

Senin, 24 Juli 2017

Dilema

Pagi harinya aku dibangunkan oleh ciuman lembut dan mesra kak sam yang sudah duduk didepanku sambil memberikan aku sekuntum mawar merah
"Pagi istriku yang cantik" sapa kak sam sambil mencium keningku
"Kak, aku kesiangan ya"
"Ga sayang, kamu pasti cape ya, ni udah kakak buatkan susu coklat kesukaan kamu" kata kak sam sambil menyuruhku meminum susu yang telah dibuatnya. Tapi aku langsung meletakan kembali susu itu dimeja.
"Kak, makasih ya, kakak benar2 malaikat pelindungku, aku sayang banget sama kakak"kataku sambil mencium keningnya membuat kak sam langsung membalas dengan memeluk erat tubuhku
"Iya sayang, kakak juga sangat sayang kamu, kakak janji akan selalu menjaga dan melindungi kamu ya"kata kak sam sambil melepaskan pelukannya. Namun tiba - tiba aku langsung dihantui rasa takut, takut jika aku harus kehilangan kak sam lagi, takut kalau aku harus terpisah lagi oleh kak sam
"Hei kenapa? koq sedih gitu mukanya" tanya kak sam heran
"Kak aku takut kak, takut saat aku membuka mata kak sam ga ada lagi disamping aku, kakak janji ya kakak akan selalu menemani aku"
"Iya sayang kakak akan selalu menemani kamu, kamu ga usah takut lagi ya, ga ada yang bisa memisahkan kita lagi sampai maut yang akan memisahkan kita nanti" kata kak sam meyakinkanku.
"Ok, sekarang kamu mandi, kita sarapan setelah itu kita berangkat"
"Berangkat kemana kak?"
"Honeymoon dong, kita kebali ok" kata kak sam membuat aku sangat bahagia. Kak sam benar - benar membuat aku bahagia dan melupakan sejenak permasalahan yang sedang kami hadapi. Dia benar - benar mentari dalam hidupku. Siang harinya aku dan kak sam berangkat kebali. Disana kami benar - benar bahagia menikmati bulan madu kami, seolah kami sama dengan para pengantin yang menikah dengan restu dari keluarga mereka. Dan kak sam benar2 membuat aku merasa menjadi pengantin yang paling berbahagia karena perlakuan spesial kak sam. Setelah empat hari liburan yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku. Akhirnya hari ini kami kembali kejakarta. Karena besok kak sam harus kembali bekerja.
Sudah sebulan setelah pernikahanku dengan kak sam, alhamdulillah kami merasa sangat bahagia, walau sampai detik ini mama dan papa tetap belum mau menerima aku sebagai menantunya, tapi kak sam sama sekali tidak mengizinkan aku untuk memikirkannya apalagi sampai terlihat sedih memikirkannya. Pagi ini saat aku sedang menyiapkan sarapan untuk kak sam, tiba2 kepalaku terasa sangat pusing dan pandanganku langsung gelap, sampai aku tak tau apa yg terjadi, sepertinya aku pingsan, karena saat aku sadar, aku sudah ada dikamar dan sudah ada dokter yang memeriksaku
"bagaimana dok, istri saya baik - baik aja kan?" tanya kak sam sangat khawatir
"istri anda baik - baik aja pak, selamat pak istri anda hamil" kata dokter membuat aku dan kak sam kaget
"hamil dok?" tanya kak sam tak percaya "Iya, menurut perkiraan saya usia kandungannya sekitar 5 minggu, untuk lebih jelasnya bapak bisa periksa ke dokter kandungan" kata dokter meyakinkan. Kak sam langsung memeluk aku tanpa bisa menyembunyikan raut kebahagiannya. "Saya kita akan punya anak" kata kak sam sambil berkali2 mencium keningku "Makasih ya dok, mari saya antar" kata kak sam sambil mengantar dokter kedepan, tapi tak lama kak sam kembali masuk kedalam kamar "Sayang, pokoknya kamu harus banyak istirahat dan ga boleh cape2" kata kak sam semangat "Tapi koq kepala aku sakit sekali ya kak" kataku tanpa bisa menyembunyikan rasa sakit yang teramat sangat dikepalaku "Itu biasa non, namanya ngidam" kata bibi yg baru masuk kedalam kamar sambil membawakan sarapan "Tapi sakit banget kak, aduh" teriakku karena tak mampu menahan rasa sakit dikepalaku, kemudian pandanganku menjadi gelap dan aku tak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Saat aku sadar sepertinya aku sudah berada dirumah sakit dan kak sam sedang duduk disisiku sambil mengelus perutku dan berkata "Maafin papa sayang, bukan papa ga mengharapkan kamu, tapi saat ini kesehatan mama jauh lebih penting sayang, maafin papa ya nak, papa terpaksa harus memilih mama kamu"tutur kak sam membuat aku sangat kaget "Maksud kakak apa?" tanyaku heran "Sayang, alhamdulillah kamu udah sadar" "Maksud kakak apa??? Kenapa kakak ga mengharapkan anak ini" "Sayang tenang dulu, tenang ya, kamu ga boleh stres sayang" kata kak sam mencoba menenangkanku "Trus kenapa kak??" "Sayang,kakak bahagia sekali saat tahu kamu hamil, tapi ternyata tumor itu tumbuh lagi dan berkembang menjadi kanker, jadi kamu harus kemoterapi dan itu ga bisa dilakukan saat kamu hamil sayang" jelas kak sam membuat aku sangat sedih. aku tau kak sam sangat bahagia saat tadi pagi dia mengetahui aku hamil, dia begitu bersemangat, tapi sore ini kami harus menghadapi kenyataan ini "Sayang, yang terpenting kamu harus sembuh dulu ya" "Ga kak, aku mau anak ini, aku ga mau berobat" "Sayang, kamu harus sembuh, kalau kamu sudah sembuh kita bisa punya anak lagi" "Ga kak, mungkin anak ini yg bisa bikin mama dan papa merestui pernikahan kita" "Sayang, tapi itu akan sangat membahayakan nyawa kamu" "Aku mau pulang kak, aku ga mau disini" "Sayang,tolong kakak ga mau kehilangan kamu, kamu harus sembuh" "Tapi aku juga ingin jadi ibu kak, mungkin ini kesempatan terakhir aku kak" "Syi, kamu jangan bicara sembarangan, kamu pasti bisa sembuh ok" bentak kak sam membuat aku sangat takut, karena kalau aku tau kalau kak sam sudah memanggil namaku kak sam sedang marah padaku. Membuat aku terdiam tanpa bisa menahan air mataku "Sayang, kamu harus sembuh, harus segera operasi ya sayang" "Ga kak, kasian bayi kita ga berdosa kak, please kak aku mau rawat bayi ini" kataku sambil turun dari ranjang dan bergegas pulang "Sayang" "Kak, tolong kali ini beri aku kesempatan untuk membuat kakak bahagia, karena aku yakin dengan lahirnya bayi ini nanti, mama dan papa pasti luluh dan mau terima kakak lagi" " trus kamu mau bayi ini lahir tanpa ibu??? Kamu mau anak kita merasakan apa yang kamu rasakan???" kata kak sam membuat aku terdiam "Dia ga akan merasakan apa yang aku rasakan kak, karena dia punya ayah yang akan sangat menyayangi dan melindunginya" kataku sambil bergegas pulang. Akhirnya karena aku bersikeras untuk pulang, kak sam mau tidak mau akhirnya membawaku pulang kerumah. Dirumah kak sam masih tetap membujuku untuk menjalani kemoterapi dan operasi yang artinya aku juga harus mengakhiri kehamilanku atau membunuh bayiku sendiri. Dan aku tetap besikeras untuk mempertahankan bayi ini, karena aku yakin bayi ini yang akan mempersatukan keluarga kami lagi. Walau aku tidak memungkiri kehamilan ini terasa sangat berat, selain aku harus menahan rasa sakit yang teramat sangat dikepalaku. Aku juga mengalami morning sickness yang sangat parah,sampai tidak bisa ada makanan yang masuk kedalam perutku, pasti langsung kembali muntah, bahkan minum airpun pasti keluar lagi. Sampai2 beratku bukannya bertambah malah turun 3kg dalam seminggu. Hingga siang ini saat aku sedang tiduran dikamar atau tepatnya aku memang sekarang lebih banyak menghabiskan waktuku ditempat tidur, karena badanku sangat lemas dan tak bertenaga. Kak sam masuk kedalam kamar, entah kenapa dia sudah pulang dari kantor jam segini "Kak, koq sudah pulang" tanyaku, tapi kak sam tidak menjawab malah langsung menghampiriku dan duduk disampingku kemudian merangkulku dan membuat kepalaku bersandar didadanya. "Ada apa kak?" tanyaku heran, karena aku tau pasti kl kak sam sudah seperti ini ada hal serius yang ingin kak sam bicarakan "Sampai kapan kamu mau menyiksa kakak seperti ini syi, menyiksa suami kamu sendiri" tanya kak sam dengan mata berkaca - kaca "Maksud kakak apa??" tanyaku tak mengerti "Iya kamu sedang menyiksa kakak, dengan membiarkan kakak melihat kamu terbaring lemah seperti ini, melihat kamu setiap hari menahan sakit, bahkan untuk makan aja kamu ga bisa, sampai badan kamu kurus seperti ini"jelas kak sam sambil memandang tajam kearahku "Kak, hal ini wajar terjadi sama ibu hamil trisemester pertama, nanti juga hilang kak, kalau sudah masuk trisemester kedua" "Trus melihat kamu pingsan berkali - kali dalam sehari karena menahan sakit dikepala kamu, kamu pikir kakak ga tersiksa??" kata kak sam membuat aku terdiam "Sayang, kalau kamu tanya apa kakak ga mau punya anak??? Kakak jawab kakak mau, tapi kalau harus melihat orang yang sangat kakak sayangi melebihi diri kakak sendiri menderita dan mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan anak buat kakak, kakak lebih baik ga punya anak syi,daripada kakak harus melihat kamu menderita sepeti ini" tutur kak sam membuat aku kembali menitikan air mata "Maafin aku ya kak, aku selalu bikin kakak susah dan sedih" "Ssst...kamu ingin bikin kakak bahagia?"tanya kak sam sambil menghapus air mataku "Apapun akan aku lakukan supaya kakak bahagia" "Ok kalau gitu, kakak mau kamu berobat ya, kakak mau kamu sembuh" "Tapi bayi ini ga berdosa kak, bayi ini juga berhak hidup" "Sayang" "Kak, mungkin dengan kehadiran bayi ini mama dan papa bisa menerima kakak lagi" Mungkin karena berpikir terlalu berat aku kembali merasakan sakit yang teramat sangat dikepalaku, seperti dihantam batu yang sangat besar, sampai aku berteriak menahan sakit membuat kak sam sangat khawatir dan langsung mengambil obat pengurang rasa sakit yang tidak pernah aku minum selama ini, karena aku tau pasti obat itu sangat berbahaya untuk kandunganku "Sayang minum sayang" kata kak sam memaksaku meminum obat tersebut "Ga kak, peluk aku aja kak "kataku bersikeras membuat kak sam langsung memeluk erat diriku sambil menangis, aku tau semua ini tidak hanya berat untukku tapi juga untuk kak sam. Akhirnya aku kembali pingsan, dan karena kondisiku sudah sangat lemah karena terlalu sedikit makanan yang masuk, akhirnya saat aku sadar aku sudah berada dirumah sakit, dan ditubuhku sudah banyak terpasang alat. Sampai akhirnya aku menyadari kak sam sudah mengambil keputusan untuk memaksaku menjalani pengobatan kanker,yang artinya kehamilanku pasti akan berakhir dengan banyaknya obat - obatan keras yang telah masuk kedalam tubuhku. "Maafin bunda sayang, bunda ga bisa jagain kamu"kataku dalam hati sambil mengelus perutku "Sayang, maafin kakak, kakak terpaksa ngambil keputusan ini sendiri,kakak ga sanggup melihat kamu terus menerus menahan sakit" kata kak sam yang baru masuk kedalam ruangan sambil mengenggam erat tanganku "Kenapa kak, kenapa kakak korbankan anak kita?"tanyaku tanpa bisa menyembunyikan kesedihanku "Sayang, kalau kamu sudah sehat kita bisa mulai program punya anak lagi, sekarang yang terpenting adalah kesehatan kamu" "Kalau aku ga diberi kesempatan untuk bisa punya anak lagi bagaimana kak??" "Kakak ikhlas sayang, yang terpenting kamu sehat dan bisa terus menemani kakak" kata kak sam sambil mencium keningku dan memeluk erat tubuhku. Ya Tuhan, kenapa hanya sebentar kau izinkan aku merasakan menjadi seorang ibu, bahkan aku tidak diberi kesempatan merasakan gerakan bayi didalam perutku. Kenapa penyakit ini kembali datang disaat aku harusnya berbahagia menanti kehadiran bayi ini. Namun kehadiran kak sam yang selalu setia menemaniku dan menguatkanku untuk menjalani pengobatan ini. Membuat aku kuat untuk bertahan. Aku harus sembuh dan nanti setelah sembuh aku harus bisa memberikan anak yang sangat kak sam rindukan.

Minggu, 23 Juli 2017

Hari pernikahanku

Malam ini akhirnya kak sam mengajak aku kesebuah rumah didaerah bogor, kata kak sam rumah ini memang sudah lama dia persiapkan jika dia menikah nanti, dan saat aku masuk kedalam kamar aku sama sekali tidak menyangka karena kak sam sudah mempersiapkan gaun pengantin cantik untukku
"Ini memang untukku kak?" tanyaku ragu
"Iya, sejak kamu menghilang keyogya dan kakak tau kamu bukan adik kandung kakak, kakak langsung berniat ingin menikahi kamu, dan niat itu semakin kuat saat kemarin kamu datang kejakarta untuk merawat kakak, makanya kakak langsung minta sekertaris kakak membelikan gaun pengantin cantik untuk kamu, dan insyaAllah besok kamu akan memakai gaun pengantin itu sayang" jawab kak sam membuat aku sangat bahagia
"Kak, makasih yah"
"Iya sayang, tapi maafin kakak ya kalau pernikahan kita jauh dari impian kamu, ga akan ada orang tua yang mendampingi kita, ga akan ada resepsi pernikahan yang dipenuhi bunga seperti impian kamu"
"Sssttt... Bisa sama kakak aja udah bikin aku sangat bahagia kak" kataku membuat kak sam langsung memeluk erat tubuhku
"Iya sayang kakak janji akan selalu berusaha bikin kamu bahagia" kata kak sam membuat aku benar2 bahagia. Ya Allah jika ini hanya mimpi buatku jangan biarkan aku terbangun. Esok harinya aku sudah dirias begitu cantik oleh make up artis yang disewa kak sam, aku benar2 salut dengan kak sam walau bisa dibilang acara ini mendadak tapi kak sam berusaha semaksimal mungkin menghias rumah dan mewujudkan impian2 yang dulu sejak kecil aku ucapkan jika membayangkan pernikahan impianku. Seperti gaun pengantin warna pink yang selalu aku sebut saat aku membayangkan menjadi pengantin suatu hari nanti, dan ternyata hal itu jadi kenyataan dengan gaun pink yang sudah kak sam siapkan bahkan tanpa sepengetahuan aku. Dan yang menjadi kejuatan lagi, bi parmi yang sudah aku anggap sebagai orang tuaku sendiri datang dari yogya
"Bibi kapan kesini?"
"Semalam mas sam telpon bibi, nanya bibi mau ga ngurus non lagi? Karena kak sam akan menikahi non, bibi bilang bibi mau, makanya bibi ada disini, non cantik sekali"
"Makasih ya bi, bibi udah aku anggap sebagai ibu aku sendiri"
"Iya non, non pantas bahagia, bibi yakin mas sam akan jadi suami yang terbaik untuk non" kata bi parmi membuat aku langsung memeluknya. Tiba - tiba pintu dibuka dan kak sam masuk kedalam kamar
"Sayang kamu udah siap" tanya kak sam
"Kak, boleh aku minta sesuatu sama kakak?
"Apa sayang, kalau kakak mampu pasti akan kakak penuhi"
"Kak, kakak janji ga akan ninggalin aku selamanya??"
"Iya sayang kakak janji akan selalu ada untuk kamu dan jagain kamu selamanya, kamu percayakan sama kakak"
"Ya kak" kataku tanpa bisa menahan air mata haru ku
"Ssst... Pengantinku ga boleh nangis, yuk kita udah ditunggu" kata kak sam sambil mengajak aku keluar kamar,
dan ternyata diruang tamu sudah ada penghulu dan beberapa orang sahabat dekat kak sam yang akan menjadi saksi pernikahan kami. Dan alhamdulillah kak sam sangat lancar mengucapkan janji suci kami, walau aku lagi2 tak bisa menahan keharuan dan kesedihan yang menjadi satu. Aku terharu dan sangat bahagia, walau aku tak pernah membayangkan kak sam yang akan menjadi suamiku tapi aku tau kak sam sangat menyayangiku. Tapi satu sisi aku juga merasa sedih karena pernikahan kami tak direstui oleh orang tua yang sangat kami sayangi. Kak sam memberi mas kawin berupa seperangkat perhiasan emas untukku. Selesai acara ijab kabul dilanjutkan makan - makan sederhana dengan sahabat - sahabat terdekat kami. Setelah semua tamu pulang, kak sam mengajak aku masuk kekamar pengantin kami yang sudah didekor sangat romantis oleh kak sam. Dan entah kenapa aku malah merasa canggung dan malu masuk kedalam kamar berdua dengan kak sam, padahal berduaan dikamar dengan kak sam bukan hal baru untukku dan kak sam, sejak kecil kami sering bermain berdua dikamar bahkan sampai kami besar kak sam sering sekali masuk kekamarku atau aku yang masuk kedalam kamar kak sam sekedar untuk bercanda atau curhat. Tapi entah kenapa rasanya hari ini aku merasa sangat canggung dan malu.
"syi,kamu kenapa? Koq jadi canggung gitu?? Sini duduk dekat kakak" kata kak sam membuat aku mendekatinya dan duduk disebelahnya
"Kamu kenapa?" kata kak sam sambil mengenggam tanganku
"Kak sekarang kitakan udah suami istri, trus.. " kataku ragu dan malu - malu untuk melanjutkanya
"Trus apa sayang??" tanya kak sam menatap tajam diriku
"Trus kita??"
"Kita apa???"
"Kita melakukan hubungan suami istri juga kak???" tanyaku tanpa bisa menyembunyikan raut malu diwajahku membuat kak sam tertawa sambil mengelus rambutku
"Pernikahan kita sah baik secara agama dan hukum, jadi kita boleh melakukan hal tersebut, tapi kalau kamu belum siap kakak ga akan maksa kamu koq" kata kak sam sangat bijak
"Maafin aku ya kak"
"Ssstt... Ga ada yg perlu dimaafkan,kakak menikahi kamu dengan niat ibadah, agar kakak bisa terus menjaga dan melindungi kamu, memang semua ini seperti mimpi buat kita berdua,dalam waktu sekejap status kita berubah dari adik kakak menjadi suami istri, bukan cuma kamu, kakak juga sama merasakan apa yg kamu rasakan"
"Jadi kakak juga merasakan apa yg aku rasain kak"
" Ya iyalah sayang, tapi kalau buat peluk dan cium sekarang udah jadi ibadah dong ya " kata kak sam menggodaku
"Ikh... Kakak nakal"
"Koq nakal si, kan udah sah, apa kamu perlu lingerie seksi buat malam pertama kita" kata kak sam semakin menggoda aku
"Ikh kakak mah, godain aku mulu" kataku sambil memukul manja dadanya membuat kak sam tertawa dan mencairkan suasana canggung diantara kami.
"Ya udah, sayang kamu mau honeymoon kemana??"tanya kak sam kemudian
"Terserah kakak aja deh, tapi emang perlu ya kak"
"Ya perlu lah, inikan moment sekali dalam seumur hidup sayang, jadi kita harus merayakannya"
"Tapikan kak karena pernikahan ini, kakak jd kehilangan keluarga kakak"
"Syi, stop ya, jangan rusak malam pertama kita, kita harus bahagia malam ini ok" kata kak sam membuat aku merasa bersalah
"Ya udah, kamu ganti baju dulu ya, kita istirahat pasti kamu lelah kan, apa kakak harus tidur diluar??" goda kak sam lagi
"Masa kakak tega biarin aku tidur sendiri, dikamar pengantin aku" kataku membuatnya tersenyum
"Bantu aku buka gaun aku ya kak" kataku lagi, dan akhirnya kak sam membantuku melepas gaun pengantinku dan membersihkan make up ku. Saat membantuku membuka gaunku kak sam mencium lembut punggungku membuat aku merasa nyaman, kemudian kak sam memeluk erat tubuhku sambil mencium mesra bibirku, dan akhirnya kami benar - benar menjalani malam pengantin kami, kak sam sukses membuat aku merasa nyaman dan aman berada didalam pelukannya. Kak sam berhasil membuat aku jatuh cinta kepadanya dimalam pengantin kami, rasa sayang dan cintaku yang memang sudah ada sejak kecil,malam ini tumbuh semakin besar menjadi cinta dan bakti seorang istri kepada suamiku. Kak sam memang bukan pangeran yang aku impikan, bahkan tak pernah terbayangkan olehku kak sam yang akan menjadi suamiku, tapi kak sam benar - benar bisa membuat aku merasa nyaman dan aman dalam pelukanya. Karena kak sam adalah pangeran yang aku butuhkan sesungguhnya.

Dia Pengeran yang aku butuhkan

Selama seminggu aku menemani kak sam dirumah sakit, dan alhamdulillah hari ini kak sam sudah diizinkan pulang
"Kak, nanti setelah kakak dijemput sama pak agus, aku langsung pulang juga ya kak"
"Ga sayang, kamu harus ikut kakak kerumah"
"Kak, udah banyak masalah yang muncul saat aku ada disini, aku ga mau ada masalah lagi kak, aku cuma ingin tenang kak"
"Sayang percaya sama kakak, kita harus selesaikan ini, kamu ingin hidup tenang kan?? Tapi bukan dengan cara lari dari masalah seperti ini, kamu harus hadapi semua ini"
"Aku takut kak" kataku tak bisa menyembunyikan ketakutanku
"Ada kakak yang akan jagain kamu, kamu percayakan sama kakak" kata kak sam sambil menggenggam tanganku
Akhirnya karena kak sam terus memaksa aku, aku ikut pulang kerumah, rumah yang pernah menjadi tempat ternyaman yang selalu aku rindukan saat aku pergi sejauh apapun, tapi kini menjadi tempat yang sangat asing bagiku
"Kak sampai sini aja ya" rayuku lagi saat sudah sampai didepan rumah
"Percaya sama kakak sayang" kata kak sam sambil mengajak aku turun untuk masuk kedalam rumah. Saat aku masuk kedalam rumah semua sudah sangat berubah semua fotoku berganti menjadi foto reva. Entah kenapa masih saja ada perasaan sedih dihatiku.
"Kita langsung kekamar kakak ya" kata kak sam sambil menuntun aku naik keatas dan masuk kedalam kamar kak sam, saat aku masuk aku sangat kaget karena semua fotoku pindah dan memenuhi kamar kak sam.
"Ga ada yang berubah buat kakak, kamu tetap ada disini, disekitar kakak" kata kak sam membuat aku sangat terharu. Namun tiba2 mama, papa dan reva masuk kedalam kamar
"Kamu keterlaluan ya sam, ngapain kamu ngajak dia kesini" omel mama
"Buat apa kamu kesini lagi, udah cape jadi gembel dan berharap jadi princess lagi, jangan mimpi kamu" kata reva membuat hatiku benar2 sakit
"Reva cukup, cukup kamu hina dan sakitin syira, kamu tenang aja syira ga akan rebut lagi posisi kamu, karena syira ga akan kembali kerumah ini sebagai anak mama dan papa"
"Maksud kamu apa sam??" tanya papa
"Didepan mama, papa dan reva, sam ingin melamar syira, sam ingin menikahi syira" kata kak sam membuat aku sangat kaget ternyata kak sam benar2 serius dengan omongannya
"Ga!!! mama ga setuju" tolak mama keras
"Kenapa mah?? Walau dari kecil syira dirawat sama mama, tapi syira ga pernah minum asi mama, jadi sam dan syira bukan saudara persusuan mah dan bukan suara kandungkan, jadi sam bisa menikahi syira" tutur kak sam
"Sekarang kamu lihat syira, kamu sudah membuat putri kandung saya menderita sejak kecil, dan sekarang kamu buat anak saya tidak menghargai saya, apalagi yg mau kamu ambil dari saya syira" bentak mama marah membuat aku sangat takut
"Bu, aku ga mungkin menikah dengan kak sam, dari kecil aq udah anggap kak sam sebagai kakak aku bu"
"Akh... Bilang aja ini memang rencana kamu syi,kamu ga akan pernah izinin aku bahagia kan?? Karena kamu, aku ga pernah ngerasain kasih sayang seorang kakak"
"Cukup reva, memang kamu yang ga pantas disayang, kamu terlalu serakah dan matrealistik"bentak kak sam
"Sam, cukup!!!! Sekarang kamu pilih mama atau dia, kl kamu pilih mama kamu akan tetap jadi anak mama sampai kapanpun, tapi kalau kamu pilih dia, silahkan kamu pergi dari rumah ini dan jangan anggap mama sebagai mama kamu lagi" kata mama membuat aku sangat kaget
"Kak sam ga perlu milih, aku memang udah mau pergi, dan aku janji ga akan ganggu kehidupan keluarga ini lagi" kataku sambil bergegas pergi tapi kak sam menarik tangan ku
"Kakak ikut kamu syi, percuma kakak tinggal disini, tapi udah ga ada kedamaian dan kasih sayang lagi dirumah ini" kata kak sam semakin erat memegang tanganku
"Kak, tolong jangan bikin aku semakin merasa berdosa kak"
"Syi, kakak pernah janji akan selalu jaga kamu, dan kakak akan tepati janji itu, kalau mama dan papa tidak bisa menerima kamu, biar kita yang pergi dari sini" kata kak sam sambil menggandengku pergi keluar rumah. Kak sam langsung menggandeng aku masuk kedalam mobilnya dan mengajakku pergi meninggalkan rumah itu
"Kak stop" pintaku agar kak sam menghentikan mobilnya
"Kenapa sayang???"tanya kak sam kaget
"Kakak kenapa ngelakuin ini, kenapa kakak tinggalin mama dan papa, keluarga kakak"
"Syi, kakak pernah dua kali nyaris kehilangan kamu, pertama waktu kita kecil saat kamu tenggelam dikolam, disitu kakak ngerasa bersalah banget ga bisa jagain kamu, kakak takut banget kehilangan kamu, sampai akhirnya kakak janji untuk selalu jagain kamu, kedua saat kamu koma kakak ngerasa jadi orang paling bodoh karena membiarkan kamu sendiri menghadapi permasalahan kamu, sampai akhirnya kamu pergi meninggalkan kakak dan seperti kamu tau hidup kakak hancur syi, kakak kehilangan semangat hidup kakak, sejak itu kakak janji akan selalu jagain kamu, dan memang awalnya kakak berharap dengan mengajak kamu kerumah mama dan papa bisa nerima kamu sebagai istri kakak, tapi nyatanya seperti ini, jadi kalau mereka ga bisa menerima kamu, lebih baik kakak yang pergi asal tetap bisa bersama kamu" tutur kak sam membuat aku sangat terharu mendengarnya tapi juga sedih, itu artinya kak sam harus kehilangan keluarganya
"Kak, tapi itu artinya kakak kehilangan keluarga kakak"
"Sayang, kakak yakin suatu saat nanti mama dan papa pasti bisa menerima kita lagi"kata kak sam meyakinkanku
"Terus sekarang apa rencana kakak?" tanyaku bingung
"Syi, kamu mau nikah sama kakak???" tanya kak sam membuat aku semakin bingung, aku memang sangat menyayangi kak sam, tapi karena aku menganggap kak sam sebagai kakakku, lalu apakah nanti aku bisa menerima kak sam sebagai suamiku.
"Syi,kakak tau ini berat untuk kamu, karena dari awal kamu menganggap kakak sebagai kakak kamu, tapi percaya syi, dengan kamu menjadi istri kakak, kakak akan selalu bisa menjaga dan melindungi kamu sayang"
"Tapi apa aku bisa menjadi istri yang baik buat kakak? Aku memang sangat sayang sama kakak, tapi untuk menjadi suami istri apa kita punya cukup cinta untuk semua itu"
"Sayang percaya sama kakak, kita niatkan semua ini sebagai ibadah, kamu ga bisa hidup diluar sana sendirian tanpa keluarga, dan kakak ga bisa membiarkan semua itu terjadi, izinkan kakak menjaga kamu, menjadi imam kamu yah, kita jalani semua bersama"
"Kak"
"Sayang, kakak tau ini memang bukan pernikahan impian kamu, kakak memang bukan pangeran tampan yang selalu kamu impikan dan bukan pria sempurna untuk menjadi suami kamu, tapi izinkan kakak menjaga kamu, kakak akan berusaha menjadi suami yg terbaik untuk kamu" kata kak sam meyakinkanku
"Bukan kakak yang tidak sempurna tapi aku kak, apa kakak benar2 yakin dengan menikahi aku artinya kakak akan kehilangan keluarga kakak, keluarga yang bahkan sangat aku rindukan kak"
"Sayang kakak percaya niat kita baik, insyaAllah pernikahan ini yang akan menyatukan kembali keluarga kita yah" kata kak sam membuat aku akhirnya mau menikah dengannya. Semoga ini memang jalan yang terbaik untukku dan kak sam.

Rabu, 19 Juli 2017

Semua demi kak sam

Sejak kak sam berhasil menemukanku diyogya, aku kembali dimanjakan olehnya karena hampir setiap weekend kak sam selalu menemuiku dan memanjakanku. Sampai siang ini saat aku sedang istirahat makan siang, ada telpon dari kak sam
"Halo, assalamualaikum"
"Walaikum salam" jawab kak sam, dari nada suaranya sangat lemah
"Kok suara kakak lemas gitu, kakak sakit ya?"
"Iya syi kakak ga bisa kesana dulu ya"
"Kakak sakit apa, udah kedokter?" tanyaku khawatir
"Kakak kena dbd syi" jawab kak sam membuat aku kaget
"Kakak dirawat di rs??"
"Ga syi, kakak dirumah, kakak pengen kamu yang ngerawat kakak"
"Kak, kakak harus dirawat di rs biar pengobatannya maksimal kak"
"Kakak mau kamu yg ngerawat kakak syi, kamu pulang ya"
"Kak, kakak tau aku ga mungkin pulang lagi kesana kak, kakak kers ya kak" pintaku memohon
"Ga syi, sebelum kamu pulang" kata kak sam membuat aku sangat khawatir dengan kondisi kak sam.
"Kak, aku mohon kak" pintaku lagi
"Syira, ni papa, papa minta kamu pulang ya, kak sam ga mau dibawa ke rs sebelum kamu pulang"
"Syira ga bisa pah"
"Demi orang yang sangat menyayangi kamu,kamu ga bisa???"kata papa membuat aku sangat bingung, sejujurnya aku ingin langsung terbang kejakarta dan merawat kak sam sendiri, tapi keadaannya pasti akan sangat rumit.
"Ya pah, aku akan kejakarta, tapi aku mau kak sam dibawa kers secepatnya, aku mau ketemu kak sam dirs bukan dirumah" kataku akhirnya
"Kamu bicara langsung sama kakak kamu ya"kata papa lagi
"Kak, kakak ke rs sekarang yah, besok pagi aku sampai ke jakarta, aku cuma mau nemuin kakak di rs, kl kakak ga ke rs aku juga ga akan mau kejakarta" pintaku pada kak sam
"Ok, kamu mau dijemput??"
"Ga usah kak, kakak sms aja nama rsnya, aku pasti sampai jakarta besok pagi" kataku akhirnya. Yah, aku ga boleh egois, kak sam sangat menyayangiku, masa aku tega membiarkannya kesakitan sendirian. Akhirnya aku langsung pergi keterminal dan berangkat kejakarta. Sesampainya dijakarta aku langsung menuju rumah sakit mitra keluarga, karena kak sam dirawat disini, akh.. Rumah sakit ini juga menyimpan banyak kenangan untukku, karena aku pertama praktek dirs ini, aku langsung menuju ruangan kak sam di lantai 2. Saat sampai didepan kamar kak sam ada perasaan ragu yang kembali muncul karena aku melihat mama dan papa sudah ada didalam. Aku takut, bahkan sangat takut karena harus membuka luka lama. Tapi demi kak sam aku harus kuat, aku harus menemui kak sam. Aku langsung mengucapkan salam dan membuka pintu dan bersalaman dengan papa yang sedang duduk disofa, lalu menghampiri mama dan kak sam diranjang. Mama sedang membujuk kak sam untuk makan tapi sepertinya kak sam ga mau.
"Biar saya yang suapi mah" pintaku pada mama
"Saya bukan mama kamu lagi" kata mama sambil menyerahkan mangkuk bubur kepadaku, jujur hatiku sangat sakit mendengarnya, tapi aku harus kuat demi kak sam
"Mah, tolong mah jangan kasar sama syira, sam yang minta syira kesini" pinta kak sam pada mama yang langsung pergi menjauh
"Gpp kak, bener kok yang ibu bilang" kataku dengan mulai memanggil "ibu" kepada mama
"Sayang, makasih ya kamu udah mau datang untuk kakak"
"Iya kak, tapi kakak sekarang harus makan, supaya bisa minum obat ya" kataku sambil mulai menyuapinya.
Alhamdulillah kak sam menghabiskan buburnya selesai makan aku menyuruhnya tuk meminum obat, setelah minum obat aku meminta kak sam untuk istirahat, walau berkali2 kak sam meminta aku tuk tidak meninggalkannya, setelah aku berhasil meyakinkannya akhirnya kak sam tertidur pasti karena pengaruh obat yang diminumnya juga, walau dia tidak melepaskan genggaman tanganku. Setelah kak sam pulas, aku melepas genggaman tangannya, karena aku ingin ketoilet untuk mandi karena badanku terasa sangat lengket.
"Bu, pak, saya permisi ketoilet dulu" kataku pada mama dan papa.
Didalam toilet aku tak bisa lagi menyembunyikan kesedihanku, karena orang tua yang dulu sangat menyayangiku dan memanjakanku kini terasa sangat asing untukku, mereka seperti sangat membenciku, terlebih mama, memang wajar mama marah, mama telah merawat aku dengan sangat baik sementara anak kandungnya terlantar dan hidup menderita dan itu semua karena orang tuaku yang telah menukar aku dan reva. Selesai mandi sebenarnya aku engan untuk keluar, aku bingung harus bersikap bagaimana pada mama dan papa, tapi aku juga tidak bisa terus berada didalam toilet. Akhirnya setelah menguatkan hati, aku keluar dari toilet. Sepertinya papa membaca kecanggunganku saat berjalan keluar dari toilet.
"Syi, sini duduk udah lama kita ga ngobrol" pinta papa membuat aku yang walau canggung tetap duduk didekat mereka
"Apa kegiatan kamu diyogya syi?" tanya papa lg
"Saya kerja pak" jawabku singkat
"Kerja apa?"tanyanya penasaran sepertinya kak sam tidak bercerita pada mereka, akh untuk apalagi kak sam bercerita tentang aku kepada mereka, apa peduli mereka
"Cleaning service dipanti jompo pak" jawabku membuat papa tak bisa menyembunyikan kekagetannya
"Kata sam kamu juga jualan ya? Jualan apa?" tanya papa semakin penasaran.
"Setiap pagi aku jualan nasi uduk untuk sarapan, dan membuat pesanan roti dan kue untuk dititip ditoko kue" jawabku
"Hmmm... Pah mama tunggu diluar aja ya" kata mama yang memang dari tadi terlihat sangat tidak nyaman dengan kehadiranku
"Ga usah bu, biar saya saja yg tunggu diluar kalau memang ibu tidak nyaman dengan kehadiran saya, biar saya yang tunggu diluar aja" kataku sambil bergegas pergi keluar ruangan, sayup2 aku dengar papa memarahi mama atas sikapnya, tapi aku sudah tidak mau ambil pusing, apalagi aku juga harus cari sarapan karena aku belum makan. Akhirnya aku langsung kekantin rumah sakit dan makan disana. Saat aku sedang makan, papa ternyata mengikutiku dan langsung duduk dihadapanku
"Sejak kapan kamu doyan tempe syi" tanya papa heran
"Tempe ternyata enak pak dan banyak gizinya juga" jawabku singkat
"Syi,papa minta maaf atas sikap mama ya"
"Ga ada yang salah pak, saya justru yang punya banyak dosa dan kesalahan"
"Syi,liat papa syi"kata papa membuat aku menghentikan makanku dan menatap kearah papa
"Maafin papa sayang, papa ga pernah menyalahkan syira, maafkan kalau sikap papa selama ini membuat kamu menderita, papa hanya berusaha menjaga perasaan reva, dia memiliki luka hati yang sangat dalam karena kejadian ini, dan kamu hanya korban syi, papa ga pernah menyalahkan kamu, karena kamu memang ga salah, papa tetap menyayangi kamu walau kamu bukan anak kandung papa"
"Ga ada yang salah pak, ini emang udah takdir aku, aku ikhlas menerimanya" kataku tanpa bisa menyembunyikan kesedihanku
"Kenapa kamu memutuskan berhenti jadi dokter, dan malah jd cleaning service syi"
"Karena itu bukan hak aku pak, aku hanya mengembalikan apa yang bukan menjadi hak aku"
"Tapi syi?? Papa ga mau kamu menderita seperti ini"
"Aku ga menderita pak, aku bahagia karena akhirnya aku bisa mengembalikan smua yang bukan menjadi hak aku, dan mudah2an itu bs menebus semua dosa orang tua aku"
"Syi, papa bangga sama kamu sayang, kamu benar2 berhati mulia sayang"kata papa smbil menggenggam erat tanganku.
"Makasih pak" jawabku singkat
"Syi, kamu udah ga mau panggil papa lagi?" kata papa sambil memandang tajam kearahku dan aku hanya mampu menghindari tatapannya
"Maaf pak, aku udah ga berhak manggil papa lg, aku ga mau semua makin rumit, aku udah ikhlas jalani hidup aku sekarang ini" kataku akhirnya walaupun hatiku terasa amat sangat terluka.
"Sayang, maafin papa ya, ga seharusnya kamu menerima hukuman atas kesalahan yang tidak pernah kamu perbuat"
"Udahlah pak, aku ikhlas jalani semua ini" kataku sambil menyelesaikan makanku.
Saat aku selesai makan,papa kembali mengajak aku ngobrol ditaman, namun entah mengapa aku tidak lagi merasakan kehangatan saat berbincang dengan papa, yang ada hanya rasa canggung dan ketakutan, takut hal ini malah membuat masalah baru untukku. Dan ketakutanku tterbukti saat mama datang dan mulai berdebat ddengan papa
"Papa ngapain disini, harusnya papa jagain sam, bukan malah ngobrol sama dia, dan kamu saya ingatkan ya sama kamu tolong jangan ganggu lagi keluarga saya" omel mama sambil menatap tajam kearahku, tatapan yang penuh dengan kebencian, tatapan yang tidak pernah aku kenal sebelumnya.
"Mah, syira ga salah, papa yang ajak ngobrol syira"
"Pah, papa sadar dong dia yg telah merusak kebahagian reva pah, dia yg telah membuat reva putri kita menderita selama 25thn" kata membuat hatiku semakin terluka.
"Maaf bu, saya kesini karena permintaan kak sam, kalau bukan karena dia, saya ga akan ada disini bu" kataku akhirnya, dan karena malas mendengatkan pertengkaran mama dan papa, aku akhirnya kembali kekamar kak sam, dan ternyata kak sam sudah bangun
"Kamu dari mana syi?" tanya kak sam
"Habis makan kak dikantin"
"Oya syi, ini kamu pegang atm kakak untuk biaya hidup kamu"
"Ga usah kak,aku punya uang kok dan aku ga mau ada masalah lg kak"
"Syi, kamu gpp?? Mama dan papa ga ngapa2in kamu kan??"
"Ga kak, aku gpp, oya kak, besok aku pulang ya" pintaku tanpa bisa menyembunyikan kekecewaanku
"Syi kakak kan belum sembuh, kakak ingin kamu ada disini nemenin kakak sampai kakak sembuh"
"Tapi akukan harus kerja kak"
"Pekerjaankan gampang dicari syi"
"Ga buat aku yang ga punya ijazah kak, aku susah payah dapetin pekerjaan yang kalian anggap remeh" jawabku membuat kak sam terdiam sesaat
"Apa pekerjaan kamu jauh lebih penting daripada kaka syi? Syi ada apa? Apa mama ngomong sesuatu sama kamu???"
"Ga koq kak, tp kakak kan udah punya reva dia yang akan nemenin kakak"
"Reva kamu bilang?? Dia bahkan ga mau terima kalung ini syi, karena kata dia kalung ini murah dan ga ada harganya" kata kak sambil memperlihatkan kalung yang aku pinta kak sam berikan untuk reva "Jadi kalung ini memang milik kamu syi, sampai kapanpun kamu akan jadi adik kakak"
"Kak..."
"Syi,,, please kakak mau kamu tetap disini, kl kamu mau pulang kakak jg mau pulang aja"
"Kak, jangan ngancam gitu dong kak, trombosit kakak masih rendah"
"Makanya kamu temenin kakak disini, kamu sayangkan sama kakak" pinta kak sam membuat aku akhirnya langsung terbenam dalam pelukannya
Namun tiba - tiba mama dan papa masuk, "Sam kamu udah ga pantas peluk dia lagi, karena dia bukan adik kandung kamu"kata mama membuat aku langsung melepaskan pelukan kak sam dan ingin menjauh dari kak sam, tapi kak sam menggenggam tanganku
"Sayang aku tulus mah ke syira, kenapa si mama begitu membenci syira, pdhl dulu mama sangat sayang sm syira, apa mama ga punya hati sedikitpun untuk syira mah?"
"Kamu liat, sekarang anak saya berani membantah saya dan ini semua karena kamu, kamu benar2 membuat keluarga saya berantakan"
"Mah, sam cape lelah dengan kondisi ini, kenapa si mama ga bisa terima syira aja mah??? Sam hanya ingin kita bahagia seperti dulu lg"
"Sam, kita akan bahagia tanpa dia, bahkan kita akan jauh lebih bahagia kalau dia ga pernah muncul diantara kita,sekarang kamu pilih sam, mama atau dia yang tetap disini"
"Maaf mah, tapi sam yang minta syira kesini, jadi sam ingin syira yang merawat sam sekarang"
"Sam, kamu berani melawan mama??"
"Sam ga akan melawan mama, kalau mama bersikap adil sama syira mah"
"Kak,bu udah cukup, sekali lagi saya minta maaf, kak, biar aku aja yang pergi ya, biar ibu yang tetap disini"
"Ya boleh kamu boleh pergi, tapi kakak akan ikut sama kamu" kata kak sam sambil terus menggenggam erat tangan aku. Membuat mama yang aku tau dengan pasti dia sangat kecewa mendengar perkataan kak sam langsung pergi dari kamar ini
"Maafin aku pak" kataku pada papa yang langsung membelai rambutku tanpa berkata apa2 dan langsung mengejar mama. Membuat aku langsung terduduk lemas disisi kak sam
"Sayang,, kakak yakin semua akan baik - baik saja"
"Kenapa kakak ga izinin aku pergi aja kak"
"Kakak janji sama kamu sejak kecil, kakak akan selalu jagain kamu selamanya" kata kak sam membuat aku bahagia namun juga semakin tenggelam dalam semua masalah yang terjadi,kenapa smuanya menjadi begitu rumit.

Minggu, 16 Juli 2017

Syira... Syira... Syira

Sudah hampir satu tahun syira pergi tanpa kabar. Membuat hidupku benar2 hampa tanpa kehadiran dan keceriannya. Syira memang pernah mengirim email saat ia mengirim uang untuk menganti uang mama dan papa yang ia gunakan untuk modal hidup ditempat persembunyiannya. Dari email itu aku bisa melacak syira ada dikota yogya. Namun sudah hampir 7 bulan aku setiap weekend selalu mencari syira keyogya, tapi aku sama sekali belum menemukan keberadaan syira. Dan sejak kepergian syira, aku jadi sangat malas berada dirumah, terlebih sikap reva yang semakin hari semakin membuat aku muak dengan segala kemanjaan dan keserakahannya, berbeda sekali dengan syira yang selalu membawa keceriaan dirumah kalau dia pulang. Makanya aku sudah sangat jarang makan dirumah, kalaupun pulang aku langsung masuk kedalam kamar. Tapi malam ini saat aku masuk kedalam kamar, ternyata ada papa yang sedang duduk diranjang dan memandang fotoku dengan syira
"Ngapain papa disini???" tanyaku heran
"Ga hanya kamu sam, papa juga sangat merindukan syira"
"Percuma pah, kenapa baru sekarang papa rindu sm syira, kenapa saat syira sedang sakit untuk satu pelukan aja papa ga mau memberikannya"
"Bukan papa ga mau sam, papa menjaga perasaan reva, dia sangat cemburu dengan syira, reva itu adik kandung kamu yg selama ini hidupnya sangat menderita"
"Dengan mengorbankan perasaan syira"
"Papa ga punya pilihan sam"
"Harus nya papa dan mama bisa lebih bijak, syira memang bukan anak kandung papa dan mama, tapi bukan karena dia jg reva menderita, tapi papa dan mama malah menghukum dia atas kesalahan yang tidak pernah dia perbuat"
"Sam, reva sangat membenci syira,karena syira telah merengut masa kecil yg seharusnya dirasakan oleh reva"
"Pah ini smua udah takdir, reva ga bisa membenci syira karena kesalahan yang tidak dia perbuat, dan syira dia memang anak baik, dia bahkan berusaha menebus kesalahan yg orang tuanya lakukan dengan memenuhi keinginan reva mengembalikan apa yg bukan menjadi haknya sampai2 dia mengorbankan dirinya sendiri, apa papa dan mama tetap membenci syira"
"Papa ga pernah membenci syira sam, papa jg sayang sama syira, tp papa dan mama harus menjaga perasaan reva, papa harap kamu jg bisa ngertiin mama dan papa, papa selalu berdoa yang terbaik untuk syira"
"Pah, apapun akan sam lakukan untuk menemukan syira pah"
"Papa selalu doain kamu sam" kata papa sambil memeluk erat diriku.
Malam ini seperti kebiasaanku hampir tiap weekend aku kembali pergi keyogya, berharap aku bisa menemukan keberadaan syira saat ini. Pagi2 sekali aku sudah berkeliling kota yogya,sampai akhirnya aku berhenti untuk sarapan di sebuah toko kue untuk membeli kue dan minuman. Dan saat aku sedang memilih beberapa kue, tiba2 datang seorang wanita mengantarkan kue, tadinya aku tidak begitu tertarik memperhatikannya, sampai saat aku mendengar suara wanita itu karena suaranya sangat mirip dengan syira perhatianku langsung terfokus kepadanya
"Bu, ini kue untuk hari ini ya, sama kaya kemarin jumlahnya" kata wanita itu dan ternyata dia benar2 syira, wanita yang selama ini aku cari
"Syira "panggilku membuat dia menatap kearahku dan keterkejutan nya membuat aku semakin yakin dia syira walaupun badanya terlihat lebih kurus dan wajahnya terlihat pucat pasi
"Sayang, alhamdulillah akhirnya kakak menemukan kamu sayang" kataku sambil langsung memeluknya yang masih berdiri mematung
"Sayang, kamu kemana aja kenapa kamu pergi ninggalin kakak" kataku sambil mengajaknya duduk dikursi
"Kak sam ngapain disini?"tanyanya datar membuat aku sedikit kecewa kenapa syira seolah tak bahagia bertemu lg denganku
"Kakak nyari kamu sayang, dari email terakhir yang kamu kirim kaka tau kamu ada diyogya, makanya tiap minggu kakak selalu keyogya buat nyari kamu"
"Oh.. Oya kebetulan aku ketemu kaka disini, tdnya aku mau transfer,tp aku titip aja ini kekurangan hutang aku 2juta buat ortu kakak" kata syira sangat datar membuat aku sangat kecewa kenapa syira menjadi berubah dingin seperti ini sama aku, biasanya kalau sudah ketemu syira selalu bermanja dengan aku
"Ini kak, tolong diterima, sekalian aku juga harus pergi, aku harus kerja" kata syira sambil menyerahkan amplop berisi uang dan bergegas pergi meninggalkanku sendiri
"Kakak kecewa sama kamu, tadinya kakak pikir saat kakak menemukan kamu, kakak akan menemukan adik kakak yg dulu yg selalu ceria dan sangat manja sama kakak, tapi ternyata kamu bahkan tidak membalas pelukan kaka, padahal dulu kamu yg minta kaka buat ga ninggalin kamu, tapi kenyataannya malah kamu yg ninggalin kakak" kataku membuat langkah syira terhenti
"Maafin aku kak, tp aku bukan adik kandung kakak, aku ga berhak bermanja lg sama kakak" kata syira kemudian berlari meninggalkan aku sendiri yg masih mencoba memahami tiap perkataannya.
Namun aku harus segera mengejar syira, aku ga mau kehilangan jejaknya lagi, syira hanya berusaha menutup perasaannya, syira hanya menjaga dirinya supaya tidak terluka lebih dalam lagi.akhirnya aku menemukan syira sedang terduduk disudut taman sambil menangis, aku tau perasaannya sangat bimbang, terlalu berat memang beban yang harus kamu tanggung sayang.
"Maafin aku kak, sebenernya aku sangat ingin memeluk kaka, tapi aku takut kak, aku takut terjebak dalam masalah ini lagi, maafin aku kak"
Ya Allah begitu dalam luka hatinya, sampai - sampai dia harus membohongi perasaannya sendiri, maafin kakak syira yang telah gagal melindungi perasaan kamu, aku langsung mendekatinya dan memeluk erat dirinya dari belakang
"Kalau kamu takut memeluk kakak, biarkan kakak yg memeluk kamu sayang, kakak yg akan jagain kamu, kakak janji, yg penting jangan tinggalin kakak lagi"kataku mencoba meyakinkannya membuat tangis syira semakin meledak seolah menumpahkan semua beban dihatinya
"Maafin kakak sayang, kaka ga bisa jagain kamu"
" ga kak, kakak ga salah, ini udah takdir hidup yg harus aku jalani"
"Sayang kakak mohon, jangan pergi lagi dari kaka, jangan tinggalin kakak lagi"kataku sambil membelai lembut rambutnya
"Aku takut kak, aku bingung, aku seneng deket sama kakak, tapi disatu sisi aku ngerasa bersalah sm reva"
"Ssssstttt... Sayang, percaya sm kakak, reva ga akan berani nyakitin kamu karena kamu dekat sm kaka"
"Ya kak" kata syira sambil kembali memelukku, dari pelukannya aku dapat merasakan kerinduan yg sangat dalam yg juga syira rasakan
"Ya ampun kak, aku dah telat aku harus berangkat kerja" kata syira saat melihat jam tangannya
"Ya udah yuk kakak anter" kataku sambil mengandeng tangannya menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat kami. Selama perjalanan aku berusaha mencari tahu apa yang dilakukan syira selama ini, dan bagaimana dia bisa bertahan hidup
"Kamu kerja apa syi??"
"Cleaning service dipanti jompo kak" jawab syira santai membuat aku sangat kaget kenapa syira mau menjalani pekerjaan seperti ini
"Kenapa kak? Kakak malu ya jalan sm cleaning service"
"Kamu ngomong apa si sayang, jadi kamu masih meragukan sayang kakak ke kamu???"
"Ya ga lah kak" kata syira sambil tertawa renyah, yah tawa itu yang sudah lama sangat aku rindukan. Tak terasa kami sudah sampai ketempat syira kerja
"Kakak tunggu kamu ya" kataku saat mengantar syira kegerbang tempatnya bekerja
"Tapi aku baru selesai sore loh kak"
"Tapi ada istirahat makan siang kan??"
"Ya ada si tp ga lama, kdg malah cuma bs makan didalam, kakak pulang aja dl, nanti jemput aku jam 6 sore kak"
"Ya udah, gampang kakak mau sarapan dl diwarung sana"
"Owh.. Ayo kak, makanannya enak2 loh kak, apalagi tempe oreknya kak"
"Sejak kapan kamu suka tempe??" kataku heran karena memang syira sangat tidak suka dengan tempe
"Sejak tempe murah kak" jawabnya simpel disertai tawa renyahnya. Walau sesungguhnya jawabnya membuat aku merasa sangat sedih. Syira sampai memakan makanan yg sangat tidak disukainya demi bertahan hidup, bahkan sampai menyukainya itu membuat aku dapat merasakan syira berjuang sangat keras untuk bisa bertahan hidup. Setelah syira masuk, aku menunggunya diwarung didepan panti jompo dan sepertinya syira sudah sangat akrab dengan pemiliknya
"Pacarnya syira ya mas?" tanya pemilik warung kepo
"Bukan bu, saya kakaknya syira" "Loh katanya syira sebatang kara udah ga punya keluarga"
"Saya kakak angkatnya syira" kataku berharap pemilik warung tidak lg kepo
"Syira itu cewe yg kuat mas, dia bener2 berjuang sendiri buat hidupnya, tiap pagi sblm kerja dia jualan nasi uduk, setelah itu dia antar kue dan roti ketoko, baru dia kerja, pernah saya penasaran syira istirahatnya kapan? Dia jawab paling cuma 3 jam sehari, dan syira tuh bener2 anak baik, kl nasi uduknya ga abis, dia bagiin ke pengemis dijalan" cerita si ibu membuat aku merasa sangat sedih, ya Tuhan ternyata syira begitu menderita selama ini
"Trus ni, syira tuh kl makan cuma sm sayur bening, tempe atau telur, karena kata dia, dia harus bayar hutang jd harus berhemat" Ya Allah syira maafin kakak sayang kamu sampai menderita seperti ini
"Tapi syira itu banyak yg suka mas, bahkan denger2 dr.aria juga naksir sm syira, tp syiranya cuek aja, kalau saya ledekin dia blg blm mau mikirin masalah pacaran dulu, padahal dr.aria itu baik, perhatian bgt sama syira, udah gitu dr.Aria itu ganteng banget lg" tambah si ibu dan entah kenapa aku merasa sedikit cemburu mendengarnya.
Selesai makan aku kembali kehotel untuk beristirahat dulu, baru nanti jam 5 aku akan kembali untuk menjemput syira. Jam 6 sore syira sudah selesai bekerja, aku langsung mengajaknya makan seafood, karena aku tau syira sangat suka seafood, aku langsung memesan menu kesukaan syira, cumi saus padang.
"Kak, kakak ga malu makan sama cleaning service"
"Sayang kamu ngomong apa si, mau kamu kerja sebagai apapun kakak akan selalu sayang sm kamu"kataku yg mulai kesal karena syira seperti meragukan ketulusanku.
"Ya bukan gitu kak, maafin aku ya kak" kata syira sambil memegang tanganku, Ya Allah kenapa tangan yang dulu begitu lembut menjadi kasar seperti ini, tangan yang menjadi bukti betapa kerasnya hidup yg harus dijalanin syira.
"Sayang,kenapa kamu pergi ninggalin kakak" kataku sambil terus mengenggam erat tangannya
"Aku ga pernah jauh dari kakak, ini satu2nya yg selalu nemenin aku" kata syira sambil mengeluarkan kalung pemberian dr aku saat ultahnya tahun lalu
"Ya tapi kenapa kamu pergi ninggalin rumah, bahkan sampai memutuskan berhenti jadi dokter, cita2 yg dari kecil kamu perjuangkan"tanyaku heran
"Saat mama dan papa nolak buat meluk aku saat aku baru sadar dari koma, aku baru sadar, aku bukan anak mereka lagi, bahkan aku yang telah merenggut kebahagiaan putri mereka, aku ga berhak ada diantara kalian, dan benar kata reva aku harus mengembalikan apa yang bukan menjadi hak aku"cerita syira sampai meneteskan air mata
"Sayang, kamu bisa menjadi dokter itu karena perjuangan kamu sendiri, kamu dapet beasiswa disingapura, bukan dari biaya mama dan papa, jadi kamu memang ditakdirkan menjadi dokter"
"Kak, aku bisa mendapatkan beasiswa tersebut karena mama dan papa memberikan aku fasilitas, kalau ga mana mungkin aku bisa dapat beasiswa tersebut, udahlah kak, ga usah dibahas lg, walau sekarang kehidupanku ga seperti dulu, tapi aku bahagia kak, karena tidak ada hak orang lain yang aku ambil"
"Syi, kamu ikut kakak ya kejakarta, kamu tinggal dirumah kakak aja, disana kamu ga perlu cape2 seperti sekarang"
"Ga kak, makasih tapi ini udah jadi pilihan aku kak, dan sebenernya dengan aku masih ketemu kakak aku juga udah mengambil hak reva, karena seharusnya kakak dekat dengan reva bukan dengan aku"
"Sayang, stop bicara seperti itu"
"Kak ini kenyataan, seandainya reva yang dari kecil sama kakak pasti kakak juga akan menyayangi reva seperti kakak menyayangi aku, dan kalau aku ada diposisi reva aku jg akan sedih kak, karena kakak kandung aku lebih sayang sama orang lain dibanding adiknya sendiri, jadi aku mohon sama kakak, tolong kakak belajar sayangi reva, dia ga salah kak, dia hanya meminta haknya yang udah aku rebut" tutur syira membuat aku membenarkan kata2nya, yah selama ini aku memang marah dengan reva yang telah memisahkan aku dengan syira, padahal reva adalah adik kandungku yang selama ini tersingkirkan.
"Jadi kak, aku mohon sayangi reva karena dia adik kandung kakak, kakak ga usah perhatian lagi sama aku, stop rusak hidup kakak sendiri karena aku, hidup kakak udah sempurna kak, kakak memiliki orang tua yang sangat menyayangi kakak dan adik kandung yang sangat merindukan kasih sayang kakak"
"Kamu minta kakak berhenti sayang dan perhatian sama kamu syi??"
"Iya kak, karena sayang kakak sm aku bikin hidup kakak kacau kan??? Aku mungkin menghilang dari hadapan kakak selama ini, tapi aku selalu merhatiin kakak, dan aku kecewa kakak jadi kacau begini cuma karena aku yang bukan siapa2nya kakak" kata syira berurai air mata, aku tau berat buat syira mengatakan semua itu karena pasti sangat bertentangan dengan isi hatinya.
"Kamu benar syi,memang ga boleh kakak sayang sama kamu sebagai adik kakak, tapi kakak mulai mencintai kamu syi, kamu memang ga akan kembali kerumah sebagai adik kakak tapi sebagai istri kakak" kataku akhirnya jujur kepada syira, karena memang hidupku kacau karena syira, aku sangat menyayangi syira bahkan sekarang aku mulai mencintainya
"Stop kak, ini ga boleh kak!!!"
"Kenapa ga boleh??? Kamu bukan adik kakak dan kamu sejak kecil ga pernah minum asi mama, jadi kenapa ga boleh???"
"Kakak jangan gila dong kak, please kak, jangan bikin aku tambah tertekan kak!!! Reva, mama dan papa ingin aku pergi dari hidup mereka kenapa malah kakak selalu menahan aku, aku benci kakak kalau kaya gini caranya"kata syira sambil bangkit pergi namun ketika berdiri sepertinya kepalanya sakit mungkin karena dia berpikir terlalu keras sampai akhirnya syira pingsan membuat aku sangat panik dan langsung membawanya ke RS. Yah, walaupun syira berusaha sekuat apapun, fisiknya tidak lagi sama seperti dulu, pasca operasi otak yang dijalaninya membuat syira tidak boleh mempunyai beban pikiran yang terlalu berat, dan saat aku membuka tas syira aku juga menemukan obat2an yang dikonsumsi syira, ternyata syira masih mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit,itu sudah menunjukan bahwa syira belum pulih seratus persen. Saat syira sadar, aku langsung menggenggam tangannya
"Maafin kakak syi, kakak cuma ga ingin kamu menderita seperti ini, kakak ga ingin kamu hadapi semua ini sendiri"
"Justru kakak yang membuat aku semakin sedih kak, tolong kak, kakak kembali ke jakarta dan atur hidup kakak lagi, lupain aku, anggap aku ga pernah ada dihidup kakak"
"Itu ga mungkin sayang, kakak benar2 sayang sama kamu, kakak ga mau kehilangan kamu"
"Kak, kakak harus ikhlas nerima kenyataan ini, kalau kakak ga mau belajar menyayangi reva, aku yang akan pergi lagi ninggalin kakak"
"Sayang tolong, jangan tinggalin kakak lagi, ok kakak akan belajar menyayangi reva, tapi kakak juga ga mau kehilangan kamu" kataku akhirnya,karena aku sangat tidak ingin kehilangan syira lagi. Syira langsung melepas kalungnya dan memberikanya padaku
"Ini kak, kasih ini kereva,ini hak dia yang masih aku ambil, jadi aku mau kakak yg kasih kereva, kakak yg pakein seperti dulu kakak kasih kalung ini ke aku" kata syira sambil berkaca - kaca
"Sayang, apa ini artinya kamu udah ga mau kakak ada didekat kamu lg"
"Ga kak, bukan gitu, tanpa kalung inipun kakak selalu ada dihati aku kak, tapi kalung itu memang bukan hak aku, jadi aku harus kembalikan kereva" kata syira membuat aku langsung memeluk erat tubuhnya, kamu memang benar2 wanita berhati mulia sayang, hati kamu begitu baik dan tulus.
"Kak, aku mau pulang aja, aku udah enakan koq, lagipula aku ada pesanan kue untuk besok"
"Sayang, kamu harus istirahat, kakak ga akan izinin kamu pulang, kalau kamu mau bikin kue"
"Kak, aku udah ga apa2, walau aku udah bukan dokter lagi,tp aku bisa ukur kemampuan diri aku kak, kakak tenang aja ya, percaya sama aku"
"Ga kakak tetap ga izinin kamu kalau kamu mau begadang buat pesanan kue, lebih baik dibatalkan, kakak akan ganti smua kerugian kamu"
"Kak, please,aku susah dapet kepercayaan ini kak, dan ga aku ga mau kecewain orang lain, karena dari berjualan ini juga aku bisa bertahan hidup"
"Sayang..."
"Kak, percaya sama aku, kalau kakak ga percaya sama aku,bagaimana aku bisa percaya sama kakak kalau kakak tulus sayang sama aku" rayu syira membuat aku akhirnya luluh karena melihat tekad nya yang sangat besar. Akhirnya aku mengantarkan syira kekontrakannya. Lagi- lagi aku dikagetkan dengan rumah kontrakan syira yang berada digang sempit dan hanya satu petak, dimana syira tidur, makan dan masak diruangan yang sama. Membuat aku semakin sedih melihat keadaan orang yang sangat aku cintai. Esok harinya aku harus pamit, karena aku harus kembali bekerja dan banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan,tetapi aku janji sama syira akan kembali mengunjunginya setiap weekend.

Rabu, 12 Juli 2017

Ayo Bangkit Syira!!!

Ayo bangun syira!!! Kamu bukan lagi putri yang tinggal dikerajaan, kamu harus bangkit tuk bisa bertahan hidup, kamu harus pikirkan bagaimana kamu bisa mendapatkan uang tuk sekedar bisa makan dan bertahan hidup. Yah... Hari ini aku mulai mencari2 pekerjaan yang bisa menerima aku bahkan tanpa selembar ijazahpun yang aku miliki, tidak mudah bahkan sangat sulit, sudah hampir seminggu aku mencari namun belum membuahkan hasil. Sampai akhirnya alhamdulillah ada sebuah panti jompo yg sedang membutuhkan cleaning service dan alhamdulillah aku bisa diterima kerja disana. Walaupun sangat berbeda jauh dengan pekerjaanku sebelumnya, tapi insyaAllah selama halal aku ikhlas menjalaninya, karena inilah hidup yang sebenernya harus aku jalani sejak dulu. Hanya karena kebaikan Allah yg mengizinkan aku merasakan nikmatnya hidup dikeluarga berada yang serba berkecukupan dan penuh dengan kasih sayang, jadi kalau bonus itu diambil kembali aku harus iklas menerima dan menjalaninya. Selain itu, beruntung aku pernah belajar bikin kue dan roti sama bibi, jd aku mulai bikin kue dan roti dan aku titipkan ditoko kue. Aku tidak pernah menyangka sebelumnya keisenganku mengganggu bibi saat bikin kue sampai akhirnya bibi berbaik hati mengajarkan aku bikin kue sekarang dapat menolong hidupku. Memang secara fisik dan tenaga aku lebih cape sekarang, tapi hati aku terasa begitu ringan dan tenang, karena aku merasa tidak lagi merebut hak orang lain lagi. Dan akupun bertekad untuk secepatnya mengembalikan pinjamanku kepada mama dan papa. Yah modal hidup yang aku pakai sebesar 5juta saat aku pergi dari malang dan memulai hidup diyogya.semoga bisa segera terkumpul semangat syira!!! Aku juga sangat menikmati pekerjaanku, karena bisa dekat dengan oma dan opa yang sangat menyayangiku. Bahkan pernah suatu hari ada salah satu oma yg sedang sakit dan diinfus tanpa sengaja dia mencabut selang infusnya, sampai darah muncrat kemana2, secara refleks aku langsung menghentikan pendarahannya dan memasang kembali infus yang terlepas sampai saat dokter jaga datang, dia sangat heran melihat aku bisa memasang infus dengan sempurna, hal ini jglah yang membuat dokter Aria dekat dengan aku, dia sepertinya penasaran kenapa aku bisa begitu sempurna memperbaiki infus yang lepas. walau aku sudah bukan seorang dokter tapi sulit bagi aku untuk bisa cuek dan tidak peduli saat ada keadaan emergency yang membutuhkan tenaga medis. Dan hal ini terjadi lagi saat sore hari, ada salah seorang opa yang jatuh kedalam kolam renang aku langsung terjun kedalam kolam dan mengangkatnya ketepi kolam dan langsung melakukan tindakan penyelamatan dengan mengeluarkan air yg sudah banyak masuk dan memberikan nafas buatan, hingga memberikan kejut jantung karena detak jantungnya sempat terhenti. Membuat dokter aria semakin penasaran
"Syira, saya mau bicara sama kamu" kata dokter aria membuatku kaget
"Ada apa ya dok??" tanyaku penasaran
"Bisa ikut keruangan saya"
"Baik dok"kataku sambil mengikutinya dari belakang
"Ada apa ya dok, apa saya melakukan kesalahan?"
"Owh tidak, saya justru berterima kasih kamu sudah menyelamatkan nyawa pak sardi, dan saya penasaran kamu belajar dimana teknik penyelamatan seperti itu, selain itu saya jg dapat laporan kamu pernah membantu menyuntikan insulin dan memasang kembali infus yg lepas" tanya dr.aria membuat aku bingung harus menjawab apa, kenapa aku tidak bs menghilangkan respon melakukan tindakan medis disaat ada orang yang membutuhkan
"Saya pernah diajari waktu menjadi relawan korban gempa dok" jawabku mencari - cari alasan
"Relawan tidak pernah diajari bagaimana caranya memasang infus dan suntik insulin, hanya org yg pernah mendapatkan pendidikan medis yg bs melakukannya, dr.naysyira anastasya pertiwi" kata dokter aria mengagetkanku, bagaimana mungkin dr.aria bisa mengetahui nama lengkapku, jangan2 dokter aria sudah tau siapa aku sebenarnya.
"Maksud dokter apa?? Saya sekolah aja hanya tamat smp dok" kataku tanpa bisa menyembunyikan keterkejutanku bagaimana dr.aria bisa mengatakan hal tersebut
"Ini benar kamukan" kata dr.aria sambil meperlihatkan laptopnya yg memperlihatkan data - data ku disitus Ikatan Dokter Indonesia
"Dokter bercanda ya ini hanya mirip saja sm saya dok, kl saya dokter ngapain saya jd cleaning service disini, lagian nama saya syira aisyah dok bukan naysyira"
"Masa si ada dua org yg bs sangat mirip seperti ini"
"Ya saya jg ga tau dok, ya udah kl gitu saya permisi dl ya dok, ingin melanjutkan pekerjaan saya" kataku sambil pamit dan keluar dari ruangan dokter,berharap dr.aria tidak lagi penasaran dan mencari tahu tentang diriku. Dan mulai hari ini, aku harus lebih hati2 lg apalagi dalam melakukan tindakan medis, aku tidak ingin ada orang yang mengetahui tentang masa lalu yang sedang aku coba kubur dalam - dalam.
Setelah hampir 5 bulan, alhamdulillah aku sudah mempunyai sedikit tabungan dari hasil bekerja dan berjualan, apalagi saat ini aku mulai berjualan nasi uduk yg aku titipkan diwarung dan alhamdulillah selalu laris manis, begitupun dengan roti yang aku buat mulai banyak yang menyukainya. Sehingga saat ini tabunganku sudah mencapai 3 juta dan aku berniat untuk mengganti uang yang aku pakai untuk modal hidupku dulu, walau masih kurang 2 juta, yah minimal aku bisa menyicilnya pelan - pelan, agar aku benar - benar bisa terbebas dari rasa bersalahku. Akhirnya aku mentrasfer uang tersebut kerekening kak sam dan mengirim email ke sam hanya untuk memberitahu kalau aku menitipkan uang 3 juta untuk diberikan kepada mama dan papa, karena aku masih menggunakan uang mereka saat aku pergi. Ya Allah walau saat ini aku harus bekerja keras untuk bertahan hidup tapi aku sangat bahagia karena terbebas dari rasa bersalah yang memenuhi pikiranku.

Selasa, 11 Juli 2017

Kamu dimana Syira???

Sudah seharian syira ga bisa dihubungi, aku sangat takut terjadi sesuatu sama syira seperti dulu, apalagi kondisi syira jg belum sembuh, tapi pekerjaanku nemang belum bisa ditinggal. Sudah puluhan kali aku mencoba telp syira tp hpnya tetap tidak aktif begitupun saat aku telpon rumah tidak ada yang angkat. Dan kekhawatiranku terbukti saat aku baru selesai solat subuh mobil syira parkir didepan rumah, aku pikir syira memutuskan untuk pulang kerumah, tp ternyata hanya bi parmi dan pak agus yang datang dengan membawa koper dan barang2 syira.
"Bi, syiranya mana? Koq bibi tinggal sendirian dimalang?? Syirakan belum sembuh bi, Saya telponin syira dr kmrn ga aktif bi" tanyaku khawatir saat bi parmi dan pak agus baru masuk kedalam rumah
"Ini hp non syira mas" kata bibi menyerahkan hp syira padaku membuat aku semakin bingung apa sebenarnya yg terjadi
"Trus syiranya kemana bi?? Syira gppkan??" tanyaku khawatir amat sangat khawatir
"Sam biarkan bi parmi dan pak agus duduk dulu dan menceritakan smua "kata papa mencoba menenangkanku.
"Coba bi ceritain smuanya" suruh papa kepada bi parmi
"Sejak non syira tau dia bukan anak kandung tuan dan nyonya, non syira jd sangat pemurung apalagi kesehatan non syira jg mulai terganggu, bahkan saat non syira harus dioperasi dia sama skali ga cerita sm saya, saya baru tau saat mas sam telp saya, begitupun saat pulang dr rs, saya lihat non syira tambah murung, sering sekali nangis trutama kalau mas sam ga ada, nah saat mas sam pulang ke jakarta, besoknya non syira berangkat pagi - pagi bibi kira mau praktek ternyata jam 12 siang non syira dah pulang kerumah, dia bilang dia baru aja resign dr RS Trus dia bilang ke bibi "kalau non syira harus mengembalikan semua yg bukan menjadi haknya, karena dia tidak ingin orang tua kandungnya terus2 menanggung dosa karena dia telah merebut hak orang lain, makanya dia menyuruh bibi dan pak agus kejakarta untuk mengantarkan smua barang non syira, dan ini surat2 berharga non syira tuan" kata bi parmi sambil menyerahkan tas yg dr tadi dipegang olehnya ke papa
"Trus syira kemana bi??" tanyaku khawatir
"Bibi jg ga tau, non syira ga bilang apa2 bahkan non syira pergi cuma bawa beberapa lembar pakaian itu jg pakaian lama yg paling jelek mas"
"Bibi ga larang syira, syirakan masih sakit bi"
"Udah berkali2 mas, tp non syira bersikeras dia cuma ingin hidup tenang tanpa terbebani perasaan bersalah, bahkan saat saya bilang non syira ga perlu berhenti jd dokter karna itukan perjuangan non syira sendiri, tapi non syira bilang, dia bisa jadi dokter karena diasuh tuan dan nyonya makanya dia harus mengembalikan jg sm tuan dan nyonya karena dia merasa saat tuan dan nyonya tau non syira bukan anak kandung tuan dan nyonya, buat kasih pelukan ke non syira saat dia baru sadar dr icu aja ga mau, jadi non syira takut nyonya dan tuan ga ikhlas memberikan smua fasilitas untuk non syira selama ini" tutur bibi membuat aku semakin kesal kepada mama dan papa
"Akhhhhhhhh... Ini smua karena mama dan papa, sam udah bilang jangan hukum syira atas kesalahan yg tidak dia perbuat,skrg syira pergi, kalau sampai terjadi sesuatu sm syira, sam ga akan pernah bisa maafin mama dan papa"
"Kak, kakak ga boleh bentak2 mama, baguslah syira tau diri dia kembalikan smua yg telah diambil dari aku"
"Kamu puas sekarang?????!!! Kamu tuh terlalu serakah reva, kamu boleh miliki smua harta syira, kamu boleh kuasai smua kasih sayang mama dan papa, tapi asal kamu tau walau kamu adik kandung aku, rasa sayang aku sampai kapanpun akan tetap untuk syira ga akan berubah"
"Sam cukup jangan keterlaluan kamu!!!"
"Sam keterlaluan mah??? Mama dan papa yang keterlaluan, mama dan papa ga inget selama ini syira yg bikin hidup kita berwarna??? Apa udah hilang smua kasih sayang mama dan papa sampai2 mama dan papa ga rela memberikan pelukan mama dan papa buat anak yg dr kecil mama rawat dan kondisinya dia baru sadar koma, siapa yg keterlaluan mah?"
"Sam, tenang jgn emosi" kata papa mencoba menenangkanku
"Gmn sam bisa tenang pah, adik kesayangan sam yg sedang sakit diluar sana sendirian"
"Sam, papa percaya syira anak yg cerdas dia pasti bisa bertahan diluar sana, kamu tenang dl kita pasti temukan syira"
"Bi, syira bawa bekal apa??"
"Non syira ga bawa apa2 tuan, cuma beberapa lembar pakaian, semua uang, atm, kartu kredit,ijazah smua ada didalam tas itu, bahkan saat saya suruh bawa obat2an dan vitaminnya aja non syira sempat menolak, saat saya bilang biar nanti dipotong dr gaji saya dia baru mau menerimanya" jelas bi parmi membuat aku semakin khawatir bagaimana kondisi syira diluar sana tanpa bekal sm sekali
"Bibi yakin non syira ga bawa bekal sedikitpun"
"Kalau penghasilan yg didapat saat non syira jd dokter si smua udah non syira kembalikan, tp Setau bibi non syira pernah dapet uang dr hasil nulis majalah,tapi itu jg non syira kasih kebibi,bibi udah tolak tp non syira maksa,jd bibi ga tau non syira bawa uang atau ga"
Ya Tuhan... Syira dimana kamu sayang, kenapa kamu tinggalin kakak sayang, kenapa kamu hukum diri kamu seberat ini. Aku langsung berniat pergi kemalang aku harus cari syira, aku harus menemui syira, siapa tau aku bisa menemukan keberadaan syira. Siang itu aku langsung terbang kemalang, aku mendatangi semua teman2 syira yang aku kenal, tapi tidak ada satupun yg mengetahui keberadaan syira.
"Sayang kamu dimana??? Kakak kangen sayang, kenapa kamu tinggalin kakak???"

Kini aku sendirian

Esok paginya kami sudah bersiap - siap meninggalkan rumah ini, rasanya berat sekali meninggalkan rumah yang menjadi saksi perjalanan karirku, rumah yang aku beli dari hasil kerja kerasku sendiri. Akh.. Sudahlah tidak perlu meratapi apa yang memang bukan menjadi hak aku, kataku sambil mengunci rumah ini
"Non mau kemana?" tanya bibi khawatir
"Aku belum tau bi, tp insyaAllah aku akan baik2 saja"
"Non, kalau non belum ada tujuan, non bingung mau kemana, ini alamat dan nomor telp anak bibi di yogya, non bisa kesana, bibi jg kalau udah ga merawat non lg, bibi mau berhenti kerja aja kembali kekampung" kata bibi menyerahkan secarik kertas kepadaku
"Oya, hampir lupa, ini hp aku tolong kasih mama dan papa"
"Jadi non ga bawa hp jg?"
"Ga perlu bi, untuk apa? Toh aku jg ga punya keluarga yg akan mencari aku"
"Non, bibi ikut non aja ya" kata bibi lagi2 memeluk erat diriku seolah sangat berat untuk membiarkan aku pergi seorang diri.
"Bi, aku udah dewasa insyaAllah aku bisa jaga diri" kataku sambil melepaskan pelukannya
"Oya ini obat dan vitamin non jangan lupa diminum" kata bibi sambil menyerahkan seplastik obat2an untukku walau aku agak ragu menerimanya
"Tolong ambil non, non belum sembuh bener, kalau reva atau mama papa ga ikhlas biar dipotong aja dari gaji bibi aja" paksa bibi akhirnya aku menerimanya.
"Makasih ya bi"
"Non, mau saya anter dl keterminal atau kemana gitu?? "Tanya pak agus
"Ga usah pak, bapak sm bibi berangkat aja hati2 ya dijalan" kataku sambil menyuruh mereka untuk segera masuk mobil dan akhirnya. mobil yg mereka kendaraipun pergi meninggalkanku sendiri. Yah benar2 sendiri tuk mulai mengukir cerita baruku lagi. Akhirnya aku berangkat ke terminal, kota tujuanku adalah yogya, semoga dikota ini aku bisa memulai hidup baruku. Dengan modal uang 5 juta yang aku bawa, aku mengontrak sebuah rumah dan membeli kasur dan perlengkapan masak. Aku memang belum memikirkan rencanaku kedepan seperti apa, tanpa ijazah apa yang bisa aku lakukan??? Aku hanya ingin menenangkan diriku sejenak sampai aku kembali siap menatap dunia kembali.

Ku kembalikan semua

Setelah seminggu aku dirawat dirumah sakit, akhirnya aku diizinkan pulang, walau bisa dikatakan kesehatanku belum 100% pulih. Sebenarnya si kata dokter heri yg menangani ku, ini karena aku yang terlalu stres jd menghambat proses penyembuhan. Yah, walau kak sam selalu menemaniku dirs entah kenapa hatiku tetap merasa hampa dan kosong. Ada perasaan bersalah karena aku masih belum mengembalikan smua yang seharusnya menjadi milik reva yang telah aku ambil. Terutama perhatian kak sam padaku, walau jujur aku sangat bahagia kak sam menepati janjinya selalu menemaniku, tapi aku juga merasa bersalah karena seharusnya reva yang kak sam perhatikan bukan aku karena reva yang adik kandung kak sam bukan aku.
"Sayang koq bengong aja, ayo dong buahnya dimakan biar cepat sembuh" kata kak sam mengangetkanku yang sedang melamun dikamar
"Kak, kakak pulang aja nanti pekerjaan kakak terbengkalai"
"Kamu yakin udah sembuh? Kamu gpp kakak tinggal"
"Iya kak gpp, aku terima kasih banget kakak udah sangat perhatian sm aku, udah jagain aku selama ini, walau aku bukan adik kandung kakak tp kakak tetap sayang sama aku" "Sayang, kakak dah bilangkan, kamu tetap adik kakak sampai kapanpun jg, walau kita tidak ada ikatan darah, tp ikatan batin kita sudah terjalin sejak kecil"
"Iya kak, tapi kakak pulang aja, kan ada bibi jg yang jagain aku, nanti pekerjaan kakak terbengkalai"
"Ya udah, memang ada meeting yang ga bisa diwakilkan, jadi besok kakak harus sudah dijakarta"
"Ya udah kakak pulang aja sore ini, aku udah sembuh ko"
"Tapi janji jangan telat makan, obatnya diminum dan rajin makan buah ya sayang"
"Iya kak beres"
Akhirnya sore ini kak sam pulang ke jakarta membuat rumah menjadi semakin sepi. Tapi sebenarnya ini yang aku harapkan. Karena aku memang berencana untuk mengembalikan semua yang telah aku ambil dari reva. Aku hanya ingin hidup tenang, dan orang tua ku yang ntah ada dimana tidak terus menerus menanggung dosa karena telah merampas hak orang lain.
Esok paginya aku langsung kerumah sakit untuk mengurus pengunduran diri aku, aku beralasan ingin fokus pemulihan kesehatan aku pasca operasi, makanya RS langsung menyetujui permohonan resignku. Pulang dari rumah sakit aku langsung membereskan semua barang2 aku kedalam koper, aku berencana untuk mengembalikan semua Barang - barangku ke papa dan mama, bersama dengan mobil yg slama ini setia menemaniku, walau mobil itu aku beli dari hasil kerja kerasku, tapi aku bisa jadi dokter juga karena aku anak mama dan papa, kl dr kecil aku tidak diasuh oleh mereka tidak mungkin aku bisa menjadi seorang dokter. Saat bibi masuk kekamarku untuk mengantarkan obat dan makanan
"Loh non mau kemana? Koq semua barangnya dimasukan kedalam koper non"
"Bi, aku mau kembaliin smua apa yg bukan menjadi hak aku, dan aku jg mau minta maaf sm bibi, mulai besok bibi bisa kembali kejakarta bersama pak agus"
"Maksud non?" tanya bibi heran
"Aku terima kasih bgt, selama ini bibi udah merawat aku, dari aku kecil smp sekarang, tapi sekarang kondisinya udah beda bi, aku bukan anak kandung papa dan mama, jd aku udah ga berhak dirawat oleh bibi lg, karena mereka yg mempekerjakan bibi buat jagain aku"
"Tapi selama ini yg gaji bibi jg non, nonkan dokter, bibi tetap ingin bersama non, jagain non, non udah seperti anak bibi sendiri"
"Aku minta maaf bi, mulai hari ini aku bukan dokter lg"
"Kenapa non?"
"Aku bisa jd dokter karena papa dan mama, jadi kl aku tidak diasuh sm mereka aku tidak mungkin bs jd dokter"
"Non, apa harus seperti ini?? Bibi yakin mama dan papa ikhlas non"
"Ga bi, aku ga mau bikin orang tua kandung aku terus2 menanggung dosa karena kemarahan reva, mama dan papa karena aku tetap mengambil sesuatu yg bkn hak aku, kalau pelukan aja udah ga rela mereka berikan untuk aku, gmn harta bi?"
"Trus non mau kemana?"
"Aku belum tau bi, tapi aku mau mulai hidup baru, tanpa terbebani dosa masa lalu, aku cuma pgn hidup tenang bi"
"Bibi ikut sama non ya, non ga perlu gaji bibi yg penting bibi tetap bs jagain non"
"Bibi jgkan punya keluarga bi, ga mungkin kl aku ga gaji bibi, oya ini ada sedikit ucapan terima kasih aku sama bibi, ini tabungan aku dari hasil nulis artikel dimajalah, ini murni hasil keringat aku tanpa pakai titel dokter aku, bibi terima ya"
"Ga usah non, buat non aja, buat pegangan non"
"Terima bi, tolong ya" kataku memaksa dan akhirnya bibi mau juga menerimanya walau air matanya tidak berhenti mengalir
"Ya udah skrg bibi beres2 pakaian bibi, besok pagi, bibi kembali ke jakarta bersama pak agus ya" kataku kemudian, tapi bibi tetap mau menemaniku membereskan smua pakaianku. Aku terhenti sejenak ketika tidak sengaja aku melihat kalung pemberian kak sam saat ultahku yang masih melingkar dileherku, aku sangat menyayangi kalung ini, tapi aku ragu karena kak sam memberikan hadiah ini karena aku adik kandungnya.
"Non, bibi yakin kak sam ikhlas kasih kalung itu buat non"
"Tapi bi"
"Non, kak sam sangat menyayangi non, walau kak sam udah tau non bukan adik kandungnya tp kak sam tetap setia merawat non saat sakit kemarin, bibi yakin kalung itu jg ikhlas kak sam berikan buat non, kalau non tetap pakai kalung itu, non akan tetap merasa dekat dengan kak sam dimanapun non berada" nasihat bibi meyakinkanku
"Iya bi,makasih ya" kataku sambil melanjutkan memasukan smua barang2 kedalam kardus dan koper. Aku hanya menyisakan 7 stel pakaian yg paling sederhana, sepasang sendal dan sepatu, dan beberapa fotoku dengan kak sam yg aku masukan kedalam tas ranselku. Semua surat2 berharga termasuk ijazah, kartu atm, buku tabungan,stnk dan bpkb mobil, sertifikat tanah dan rumah, surat resign, dll aku masukan dalam satu tas dan aku titipkan langsung ke bibi, karena aku sangat percaya ke bibi dia pasti akan amanah menyampaikan semua ke mama dan papa. Setelah selesai aku menyuruh pak agus untuk mengangkut smua barang2ku kemobil, dan besok mereka akan kembali kejakarta dan artinya hidup baru aku dimulai.