Selasa, 16 April 2019

Semua demi Juna

Malam ini sebenarnya smua sudah berjalan sesuai dengan yang aku harapkan. Walau diluar dugaanku ternyata juna sudah tau bahwa aku nekad jual ginjal dua tahun yang lalu untuk biaya dia masuk platnas dan biaya hidup saat harus pindah ke jakarta. Tapi memang sepertinya ga mudah untuk membuat juna bisa menerima kak sam sebagai papanya. Terbukti saat kami sedang makan malam juna langsung pergi meninggalkan aku dan kak sam begitu saja, sampai aku harus mengejarnya "Juna, kamu kenapa si??" "Mah, Juna muak mah liat tingkah orang yang sok baik padahal hatinya busuk mah" "Juna mama kan sudah bilang papa bukan orang seperti itu" "Udahlah mah, selama ini hidup kita berdua bahagiakan, jadi kita ga butuh dia mah" "Juna..." "Udah mah aku cape mau pulang, mama ikut aku ya" kata juna sambil memanggil taksi dan akhirnya kami pulang kerumah meninggalkan kak sam sendiri. "Juna, mama ga suka kamu bersikap seperti ini sama papa kamu" kataku setelah kami sampai rumah "Juna juga ga suka liat mama lembek begitu sama orang yang udah berkali2 nyakitin mama, bikin mama nangis, mah, kalau dia bener2 tulus sayang sama mama dia ga mungkin tega menceraikan mama, apalagi perjuang mama dan dia buat dapet restu orang tua aja berliku mah" "Juna, papa kamu kena pelet istri mudanya sehingga dia benci sama mama" "Bulshit mah, kenapa sampai 16 tahun dia ga pernah cari mama, kalau memang dia bener cinta sama mama" "Papa berusaha cari mama ke yogya" "Mama percaya gitu aja?? 16 tahun kl dia memang ingat dengan smua kenangan dengan mama minimal dia akan datang kerumah tempat mama tinggal dulu, nyatanya dia ga pernahkan datang kerumah itu, padahal kita ada didekat sana mah" "Juna... Mama harus bilang apalagi supaya kamu bisa terima papa kamu" "Buat apa juna terima dia mah??" "Biar bagaimanapun dia tetap papa kandung kamu juna" "Juna ga butuh dia mah,, harusnya dia datang saat juna selalu dibilang anak haram, tapi kenyataannya ga kan?? Udahlah mah.. Sekarang aja mama udah nangiskan karna dia.. Juna minta sama mama, lupain dia mah, ga usah mama ketemu lagi sama dia, hidup kita udah bahagia mah tanpa dia, juna ga mau liat mama nangis lagi apapun alasannya, mama mau janjikan demi juna" "Juna..." "Mah, please.. Bentar lagi juna mau all england mah... Juna butuh konsentrasi juna ga mau diganggu masalah ini, please mah jangan hubungi dan temui dia lagi demi juna" pinta juna sambil memeluk erat diriku. Membuat aku tidak bisa menolaknya. Yah.. Aku ga boleh egois masa depan juna baru saja tertata,aku ga boleh merusaknya hanya karna masalah ini. Maafin aku kak sam, benar yang juna bilang selama ini kita berdua bahagia tanpa kakak, apalagi sekarang karir juna juga sedang gemilang, aku ga mau menganggunya dengan memaksa juna untuk menerima kakak sebagai papanya

Maafkan Papa nak

Bisa dikatakan aku adalah pria paling bodoh di dunia ini. Ya.. Karena tanpa aku sadari aku telah menyakiti dan membuang bidadari surgaku hanya demi perempuan penipu yang tidak punya hati nurani. Penyesalanku semakin bertambah, setelah 16 tahun aku menceraikan syira, aku baru tau ternyata aku memiliki anak dari syira, anak kandungku sesungguhnya, anak yang seharusnya dari awal kehadirannya dirahim syira aku jaga dan aku rawat, justru aku biarkan hidup menderita berdua dengan syira. Sampai akhirnya aku mengenalnya saat dia sudah tumbuh menjadi pria tampan, sukses dan menjadi kebanggaan negeri ini. Padahal seharusnya aku orang yang pertama bangga padanya, aku orang yang pertama ada saat dia terjatuh, tapi karena kebodohan aku, anakku justru selalu dianggap sebagai anak haram dan dia harus kehilangan masa kecilnya,, maafin papa nak. Sampai akhirnya hari ini, untuk pertama kalinya syira memberikan aku kesempatan untuk bisa ngobrol berdua dengan anak kandungku. "Juna, papa tau kamu marah dan kecewa sekali sama papa, karena memang kesalahan papa sangat besar, tapi tolong kasih papa kesempatan, apa yang bisa papa lakukan agar kamu mau memaafkan papa"kataku mencoba merayu arjuna "Pergi jangan ganggu aku dan mama lagi" jawab Juna dingin "Tolong nak, papa ga mau kehilangan kamu dan mama untuk kedua kalinya.. Hidup papa ga ada artinya tanpa kehadiran kalian" "Kenapa baru sekarang kamu bilang seperti itu?? Dimana kamu saat aku selalu diejek sebagai anak haram?? Dimana kamu saat aku kelaparan?? Apa kamu tau mama sampai harus menjual ginjalnya hanya untuk biaya sekolah aku??? Kamu dimana saat itu??? " ungkap juna membuat aku sangat kaget, ternyata pengorbanan syira begitu besar "Apa?? Mama kamu sampai jual ginjalnya??? "Iya... Mama lakukan itu demi aku, agar aku bisa makan dan sekolah, tapi kamu dimana?? Kenapa kamu datang saat aku sudah sukses" jawab Juna membuat aku semakin merasa bersalah dengan syira. Yah.. Syira punya riwayat kanker otak, bahkan untuk kecapean sedikit aja dia ga boleh, tapi syira sampai rela menjual ginjalnya, artinya dia nekad mempertaruhkan nyawanya. "Astagfirullah aladzim... Ya Allah... Maafin hamba ya Allah" teriakku terisak sambil berlari mencari syira yang tadi meninggalkan aku berdua dengan Juna. Dan aku melihat syira sedang duduk disudut ruangan. Aku langsung menghampirinya dan bersujud dikakinya "Maafin kakak syi... Kamu udah banyak berkorban untuk kakak dan anak kita.. Bahkan kamu rela mempertaruhkan nyawa kamu demi masa depan anak kita. Tapi kakak malah mencampakkan kalian, maafin kakak syi..." ucapku sambil menangis dihadapan syira "Kak, ada apa?? Kakak ga perlu seperti ini" kata syira sambil membangunkan aku "Kenapa kamu nekad jual ginjal kamu syi, sementara kamu sendiri punya riwayat kanker, Kenapa kamu senekad itu??? Padahal kamu masih ingat nomor kakak, kamu tau kan syi.. Kalau kakak tau kamu hamil apalagi itu anak kakak, kakak ga mungkin mencampakan kamu.. Kenapa kamu malah nekad jual ginjal kamu yang bisa membahayakan nyawa kamu syi" jelasku membuat syira sangat terkejut "Kakak tau darimana??" tanya syira heran "Aku yang kasih tau mah, aku ketemu dokter heri di Rumah sakit waktu aku medical check up, dokter heri cerita semua sama aku, makanya saat itu aku bertekad untuk bisa jadi juara olimpiade agar pengorbanan mama ga sia - sia" jawab Juna yang ternyata sudah ada dibelakang aku. Syira langsung menghampiri dan memeluk Juna "Ga ada yang sia - sia sayang, hidup mama memang hanya untuk kamu, dari kecil kamu sudah jadi kebanggaan mama, bukan hanya saat kamu sudah jadi juara olimpiade" kata syira sambil membelai Juna "Kak.. Kakak ga perlu khawatir, alhamdulillah aku baik baik ajakan sampai saat ini?? Karena kalian berdua udah tau semua, kakak mau bikin aku bahagia??" "Pasti syi.. Apapun akan kakak lakukan untuk membahagiakan kamu dan Juna" jawabku yakin "Juna juga maukan bikin mama bahagia?" "Ya mah, kebahagiaan mama itu tujuan hidup juna" jawab juna "Kalau gitu, juna coba terima papa ya, mama ga pinta juna langsung maafin papa,tapi mama minta kamu buka hati kamu untuk papa, kamu coba kenal papa lebih dekat, juna maukan??" tanya syira pada juna membuat aku semakin terharu ternyata syira begitu menginginkan aku dan juna bisa berbaikan. Dan juna hanya menjawab dengan anggukan kepala "Kakak juga maukan jadi papa yang terbaik buar juna?" "Pasti syi.. Pasti"jawabku yakin. Membuat syira tersenyum. Senyum yang sangat aku rindukan, senyuman manis yang dulu selalu aku nantikan. "Ya udah gimana kalau sekarang kita makan dulu?" ajakku setelah kami bisa menguasai perasaan masing - masing "Ayo, aku juga laper, ayo sayang kita makan dulu" sambut syira antusias "Mama aja deh, aku cape mau istirahat" tolak Juna, sepertinya memang juna belum bisa menerima aku sepenuh hatinya. "Sayang ayolah, besok kan kamu libur latihan, temani mama ya" rayu syira membuat juna akhirnya mau juga ikut dengan kami. Akhirnya aku mengajak mereka makan direstoran dipinggir pantai tempat favorit aku dan syira. Terakhir aku ajak syira kesini saat ultah syira ke 26tahun, saat itu aku memberikan surprise ke syira ditempat ini. "Kamu mau makan apa syi?? Cumi - cumi saus padang? Favorite kamu??" "Kakak masih inget aja" "Masih lah, Juna mau makan apa??" tanyaku sambil mengalihkan perhatian kearah juna yang masih terlihat setengah hati ikut dengan kami "Apa ajalah" jawab Juna singkat Sambil menunggu pesanan datang, kami berbincang - bincang "Juna, dulu tiap mama sedih pasti mama minta diajak kesini, trus mama suka teriak disana katanya si bisa mengurangi beban pikirannya" kataku mencoba mecairkan suasana membuat syira kembali tersenyum "Iya ya kak, kakak inget jugakan waktu aku selesai kemoterapi kita kesini dan kita sama2 botak " kenang syira membuat aku dan syira tertawa mengingat hari itu. Tapi perhatianku selalu tertuju pada Juna, aku tau dia masih canggung berada didekatku "Juna, Maafin papa ya nak,,, harusnya sejak kamu kecil kita bisa kumpul bertiga seperti ini, papa benar - benar menyesal" "Ya udah kita ga mungkin bisa mengulang semua yang terjadi, yang terpenting sekarang Juna udah ketemu papa kan, sayang, mama juga minta maaf ga seharusnya mama ga memisahkan kamu dan papa" "Mah, juna ga pernah nyalahin mama, karena mama selalu menemani Juna, mama semangat hidup Juna, tapi maaf Juna belum bisa terima orang yang tega membuang istri dan anaknya begitu aja" kata juna sambil meninggalkan kami berdua "Kak,maaf aku harus susul juna" kata syira sambil berlari mengejar juna. Ya Allah juna memang sangat berhak marah karena kesalahan aku yang begitu besar.maafin papa nak...

Selasa, 26 Februari 2019

Ketika cinta itu pergi

Sudah sepuluh tahun berlalu sejak resepsi pernikahanku dan kak sam, sebenernya kehidupan pernikahan kami sangat bahagia, sampai akhirnya aku melakukan kesalahan terbesar dalam hidupku. Ya... Tepatnya tiga tahun yang lalu, atau 7 tahun setelah pernikahan kami direstui oleh orang tua kami, aku memaksa kak sam untuk menikah lagi, hanya karena aku tidak bisa memberikannya anak, aku sadar diri, karena pasti jauh didalam hati kak sam dia pasti ingin sekali memiliki anak darah dagingnya sendiri. Hingga akhirnya aku mencarikan wanita untuk menjadi istri kedua kak sam, walau awalnya kak sam menolak keras ide gilaku, tapi karena aku terus memaksa kak sam karena aku sangat ingin memiliki anak, walau itu bukan anak kandungku, tapi aku akan semakin menyayanginya karena anak itu adalah anak kandung kak sam, akhirnya kak sam menyetujui untuk menikahi salma, perempuan yang aku pilihkan untuk menjadi maduku. Dan akhirnya ide gila ku berubah menjadi tombak bermata dua, yang akhirnya menusuk tajam kediriku sendiri. Yah, sejak Bima anak kak sam dan salma lahir sikap kak sam mulai berubah kepadaku. Bukan hanya kasih sayang kak sam yang terbagi tapi semua perhatian kak sam kini semua tercurah hanya untuk bima dan salma, begitupun dengan salma yang awalnya aku kira gadis lugu tapi ternyata malah berusaha mengambil posisiku bahkan menyingkirkanku dari rumah ini. Sampai puncaknya malam ini ketika kak sam masuk kekamarku. Awalnya aku sangat bahagia karena sudah hampir sebulan kak sam tidak tidur bersamaku, makanya saat dia masuk kedalam kamarku aku langsung memeluknya dengan erat, tapi tanpa kuduga kak sam sama sekali tak membalas pelukanku malah langsung melepaskan pelukanku dan duduk disofa. "Ada apa kak?" tanyaku heran karena dari raut wajah kak sam terlihat ada hal serius yg ingin dibicarakan "Syi, kamu tau kan sekarang sudah ada bima, dan bima saat ini kesulitan mengurus akte kelahiran karena status pernikahan aku dan salma" tutur kak sam serius "Ya terus kenapa kak?? Bukankah dr awal bima memang akan menjadi anak kita secara hukum" "Ga bisa syi.. Aku ga bisa menyingkirkan ibu yg telah melahirkan anak aku" "Trus harus bagaimana kak???" "Syi, dari awal aku udah menolak ide kamu untuk menikahi salma, tp kamu terus memaksa sampai akhirnya sekarang aku sangat mencintai salma dan bima " kata kak sam jujur "Aku udah tau kak, sejak salma hamil apalagi setelah bima lahir, aku lihat kakak mulai menyayangi dan mencintai salma, bahkan melupakan aku kak" "Ini keinginan kamu syi, harusnya dulu sebelum kamu memaksa aku untuk menikahi salma kamu udah memikirkan ini, aku bukan boneka yg tidak punya perasaan apalagi pada wanita yg telah melahirkan anakku syi" "Ya kak, aku tau itu, makanya aku ga pernah protes saat kakak selalu memprioritaskan salma dan Mulai melupakan keberadaan aku" "Dan maaf syi, aku harus melakukan ini demi kejelasan status bima..."kata kak sam terhenti sejenak "Melakukan apa kak?" tanyaku penasaran dan jujur ada rasa ketakutan yang amat besar didalam hatiku "Aku harus menceraikan kamu syi" jawab kak sam bagai sambaran petir yang telah menghancurkan hatiku bahkan membuat aku sedikit limbung "Aku harus melakukan ini syi, demi masa depan bima, aku ga ingin bima tumbuh dan dianggap sebagai anak dari istri kedua, aku ga mau bima minder dengan statusnya" "Kakak udah ga sayang dan cinta lg sama aku kak?? Sampai kakak ingin menceraikan aku??"tanyaku terisak dan berurai air mata "Syi ini konsekuensi dari pilihan kamu, karena kamu semua ini terjadi,ga ada cara lain syi" kata kak sam bersikeras memuat aku semakin terpuruk dalam kesedihan dan membuat kami terdiam dan tenggelam dalam pikiran masing - masing "Ini surat gugatan cerainya, bisa kamu tanda tangani" kata kak sam memecahkan keheningan diantara kami sambil menyerahkan amplop kepadaku "Ok kak, kalau itu udah jadi keputusan kakak, tapi boleh aku pinta satu permintaan terakhir aku sebagai istri kakak" "Apa syi??" "Aku pengen malam ini izinkan aku tidur dipelukan kakak, sama seperti dulu saat awal pernikahan kita" "Tapi itu ga akan mengubah keputusan aku syi" "Aku tau kak, mungkin cinta kakak udah benar2 hilang untuk aku, tapi perlu kakak tau cinta dan sayang aku ga pernah sedikitpun berkurang untuk kakak, tapi kakak tenang aja, aku janji besok saat kakak bangun tidur, aku akan tanda tangani surat cerai kita dan pergi dari rumah ini" "Ok kalau begitu, aku ganti baju dulu" kata kak sam sambil keluar kamar aku, meninggalkan aku sendiri yang semakin larut kesedihan aku,. Ya Allah, benar kata kak sam, tanpa aku sadari aku yang telah menyerahkan suamiku pada wanita lain, kak sam ga salah, ini memang keinginanku, jadi sekarang aku harus siap menerima konsekuensinya. Tak lama kak sam kembali masuk kedalam kamar, aku langsung menghapus air mataku. Kak sam langsung duduk diatas tempat tidur "Ayo syi kita tidur sudah malam" kata kak sam seolah tak merasakan kesedihan yang aku rasakan "Iya kak" kataku sambil menghampirinya dan merebahkan kepalaku diatas tangannya, yah kebiasaan ini yang telah hilang setahun terakhir sejak kelahiran bima, padahal dulu aku ga akan bisa tidur kalau tidak didalam pelukan kak sam "Kak, makasih ya kakak dah penuhi permintaan aku, dan makasih selama ini kakak selalu jagain aku, menjadi istri kakak adalah hal terindah dalam hidup aku" "Syi, sebenernya kakak berat melakukan ini, tapi ini semua demi bima syi, kakak ga bisa egois,kamu tau dulu kakak ga bisa hidup tanpa kamu, tapi kini kakak harus hidup demi bima" "Aku tau kak, dari awal saat kita kembali rujuk, aku dah bilang, aku bukan perempuan sempurna untuk kakak, tapi kakak yg meyakinkan aku semua akan baik2 aja, sampai akhirnya aku terlalu percaya diri kalau kakak ga akan pernah berpaling dari aku, makanya aku nekad mencarikan kakak istri agar kita bisa mengurus anak kakak bersama, tapi ternyata kenyataannya tidak seindah yang aku bayangkan, aku yg menyerahkan suamiku sendiri sama wanita lain" "Sayang maafin kakak ya" kata kak sam sambil memeluk erat diriku "Kakak panggil aku sayang?? Aku kangen denger kakak panggil aku sayang" "Maafin kakak sayang, selama ini udah ga adil sama kamu, udah mencampakan kamu" kata kak sam sambil membelai lembut rambutku, namun tiba2 saja perutku terasa sangat mual seperti ingin muntah makanya aku langsung berlari kekamar mandi dan benar saja aku muntah2, "Syi kamu kenapa?? Kamu sakit, aku panggil dokter ya" kata kak sam khawatir "Ga usah kak, aku gpp koq, aku ga mau malam terakhir aku sama kakak terganggu, paling hanya masuk angin aja" "Tapi syi, wajah kamu pucat sekali, dan kenapa kamu kurus sekali syi??" "Aku gpp kak memang akhir2 ini aku ga nafsu makan aja" "Syi, kamu baik2 aja kan?? Kamu ga sakit??" " hati aku jauh lbh sakit kak, tapi ini ga akan bisa mengubah keputusan kakak kan??" kataku sambil menatap tajam mata kak sam,membuat kak sam langsung menundukan pandangannya "Syi...." "Its ok kak, aku ngerti,mungkin aku memang udah ga ada artinya buat kakak, aku hanya berdoa smoga kakak bahagia bersama salma dan bima" kataku sambil berjalan kembali ketempat tidur dan merebahkan diri diranjang. Tak lama kak sam menyusulku keranjang dan menarik aku kedalam pelukannya "Kakak tau kakak salah syi, kakak ga bisa menepati janji kakak saat pernikahan kita, tapi ini semua terjadi diluar keinginan kakak, ada masa depan seorang anak yg harus kakak jaga" kata kak sam sambil membelai rambutku "Iya kak, aku ga pernah menyalahkan kakak, karena kalau kita mau mencari siapa yg salah, aku yg paling bersalah karena telah menyerahkan suamiku sendiri kewanita lain, aku udah sangat bahagia kak bisa menjadi istri kakak selama 10 tahun ini" kataku membuat kak sam semakin erat memelukku, membuat aku sedikit tenang walau masih berusaha untuk ikhlas "Ya udah, udah malam ayo kamu tidur" kata kak sam setelah kami bisa menguasai perasaan masing - masing. "Ga kak, aku ga mau tidur, aku mau menikmati malam terakhir aku sama kakak, besok aku ga akan pernah bisa lagi merasakan tidur dipelukan kakak, aku ga akan bisa lagi menggenggam erat tangan kakak, bahkan mungkin aku ga akan bisa lagi ketemu kakak" "Syi, walau kita udah bercerai, kamu tetap adik kakak sampai kapanpun hal itu ga akan berubah" "Ga kak, malam itu kakak yg minta aku tuk menjadi istri kakak, karena kita tau kita memang bukan adik kakak, jadi kalau kita sudah bukan suami istri, selamanya kita juga bukan adik kakak" "Sayang maafin kakak, kakak juga ga mau keadaannya akan jadi serumit ini" "Aku ga pernah nyalahin kakak, aku yang salah kak,tapi mungkin ini takdir yang terbaik untuk kita kak" "Syi, kamu memang wanita yg paling kuat yang pernah kakak kenal" "Aku ga sekuat yg kakak kira,aku hanya berusaha ikhlas menjalani takdir aku" "Ya udah kamu tidur ya syi, kakak ga mau kamu sakit" kata kak sam sambil terus membelai lembut rambutku membuat aku merasa nyaman dan akhirnya aku tertidur sejenak. Sekitar jam setengah 3 pagi aku terbangun dan langsung solat tahajud untuk mengadukan semua kegelisahan hatiku. Selesai solat aku kembali merebahkan diri disisi kak sam,namun mataku tak bisa kembali terpenjam, akhirnya aku membelai rambut kak sam, mencium keningnya dan tanpa aku sadari air mataku kembali mengalir dengan deras bahkan aku sampai sesegukan dan membangunkan kak sam "Syi, kamu nangis? Maafin aku sayang, andai aku bisa putar waktu aku ga pernah berharap ada salma diantara kita, aku ingin kamu satu - satunya istri aku syi" kata kak sam sambil memeluk erat diriku "Sssstttt.... Ini udah takdir yang harus kita jalani kak, aku nangis bukan menyesali yang terjadi, aku hanya sedih karena besok aku udah ga bisa lagi merasakan pelukan kakak, aku ga bisa lagi melihat kakak setiap hari, walau selama setahun ini kakak dah melatih aku dengan cuek dan menganggap aku ga ada,tapi aku masih bahagia karena aku bisa melihat senyum kakak setiap hari, walau aku tau senyum itu udah bukan lagi untuk aku" "Syi, kita masih bisa ketemu, kapanpun kamu butuh kakak, kamu bisa hubungi kakak" "Ga mungkin kak, aku ga mau menyakiti hati salma dan bima, aku ikhlas, melihat kakak bahagia mempunyai keluarga yang sempurna aja udah bikin aku bahagia kak" kataku membuat kak sam semakin erat memelukku membuat kami semakin tenggelam dalam perasaan masing - masing. Setelah aku bisa menguasai diriku sendiri aku langsung meminta kak sam kembali tidur, karena aku tau kak sam besok harus kerja. Tapi tanpa kuduga, kak sam justru menciumku dan mencumbuku dengan sangat mesra, dan akhirnya kami melakukan hubungan suami istri, yah mungkin ini untuk yang terakhir kalinya, karena besok kami sudah bukan suami istri lagi. Aku dibangunkan oleh suara adzan subuh, aku langsung mandi dan membangunkan kak sam untuk mandi lalu kami solat subuh berjamaah. Selesai solat aku menepati janjiku, aku mengemasi baju2ku dan langsung menandatangani surat cerai yang diberikan kak sam, dan menyerahkannya kepada kak sam "Kak, aku udah tanda tangani surat cerai kita, jadi sekarang kakak bisa mentalak aku" kataku berusaha untuk tegar "Maafin aku syi, mulai hari ini aku talak kamu, kamu bukan lagi istri aku" kata kak sam membuat hati aku terasa sangat sakit namun sepertinya air mata aku sudah habis karena tidak ada air mata yang mengalir justru kak sam yang aku lihat terisak dan meneteskan air mata saat mengucapkan kata talak untukku "Kalau gitu, aku pamit ya kak, semoga kakak bahagia dengan keluarga kakak" pamitku "Syi, aku udah siapin rumah untuk kamu, bi ratmi juga akan ikut kamu untuk merawat kamu, dan tiap bulan aku juga akan mentransfer biaya bulanan untuk kamu" "Ga perlu kak, kakak udah bukan suami aku jadi kakak udah ga berkewajiban untuk menafkahi aku" "Anggap aja ini harta gono gini syi" "Kak, aku ga kan minta harta gono gini, kita menikah saat aku ga punya apa2 dan kakak punya segalanya, jadi aku ga berhak atas harta kakak" "Lalu kamu mau kemana syi??" "Kakak lupa ya, dulu aku juga pernah pergi tanpa membawa apapun, jadi sekarang aku hanya perlu mengulanginya lagi, anggap aja aku lg nostalgia" candaku namun justru membuat kak sam semakin khawatir "Syi, aku mohon kamu terima ya, aku ga mau kamu menderita seperti dulu syi" "Kakak tenang aja ya, insyaAllah aku pasti bahagia koq, oya ini tabungan kakak, aku selalu sisihin uang yg kakak kasih ke aku, karena aku tau kakak ingin sekali mendirikan peternakan digarut kan? Dan alhamdulillah sepertinya udah cukup, jadi kakak bisa mulai bisnis peternakan kakak" kataku sambil meyerahkan buku tabungan ke kak sam "Ga perlu syi ini hak kamu, kamu pakai uang ini untuk kebutuhan kamu ya" "Ga kak, aku punya tabungan sendiri dari jualan online dan hasil nulis dimajalah, insyaAllah cukup untuk biaya hidup aku, dan ini perhiasan aku, aku hanya ambil mas kawin aku, karena itu hak aku" "Kamu bawa semua syi,itu hadiah aku untuk kamu" "Ga usah kak, ya udah aku pamit ya kak" "Kamu mau kemana syi??" "Lebih baik kakak ga usah tau aku dimana, insyaAllah aku bisa jaga diri aku kak, dan aku minta tolong pamit kan aku sama mama dan papa ya kak, aku ga sanggup pamit sama mereka, karena aku ga pernah ingin "say good bye" sama mama dan papa, karena sampai kapanpun mereka tetap orang tua aku" "Dan kakak tetap kakak kamu syi" "Maaf kak, kalau itu ga bisa, karena dulu saat aku ingin tetap jadi adik kakak, tapi kakak minta aku tuk jadi istri kakak, dan sekarang kakak juga yang menceraikan aku, itu artinya kita udah ga ada hubungan apa2 lagi" "Syi, sekali lagi kakak minta maaf sama kamu" "Sama2 kak, maafin aku juga banyak salah sama kakak, ya udah aku pamit ya kak, assalamualaikum" kataku sambil mencium tangan kak sam dan bergegas pergi meninggalkan rumah beserta kenangan terindah yang pernah terjadi disini. Walau aku belum tau harus pergi kemana, yah karena semua ini terjadi begitu mendadak dan tak pernah terpikirkan olehku. Akhirnya aku pergi ke tempat indah sabahatku yang dulu juga pernah menampungku saat pergi meninggalkan kak sam. Dulu aku pergi meninggalkan kak sam karena rasa sayang dan cinta aku yang terlalu besar untuk kak sam, tapi kini aku pergi karena rasa sayang dan cinta kak sam sudah tidak ada lagi untukku. Indah menerima hangat diriku, dan sangat kaget dengan keputusan kak sam menceraikanku. "Ini ga adil untuk kamu syi, setelah begitu banyak pengorbanan yang kamu berikan untuk sam, lalu sekarang sam membuang kamu begitu aja" "Kak sam melakukan ini demi bima dah, agar bima bisa mendapatkan status yang jelas dan ga minder karena terlahir dari istri kedua" "Itu bukan alasan syi, kesepakatan kalian kan bima akan jadi anak kalian berdua" kata indah semakin tak mengerti dengan keputusan kak sam. Namun tiba2 kepala aku sangat pusing mungkin karena terlalu banyak beban pikiran yang aku hadapi hingga aku pingsan. Saat aku sadar, aku sudah ada diklinik indah, dan tak lama indah masuk kedalam kamar. "Aku kenapa ndah??" "Syi, kalian ga bisa bercerai, kamu hamil syi" jawab indah membuat aku sangat terkejut "Ga mungkin ndah, mana mungkin aku bisa hamil,dokter bilang aku ga akan bisa hamil" "Ini mukjizat syi, kamu hamil dan usia kehamilan kamu sudah 7 minggu, jadi kamu dan sam ga bisa bercerai, perceraian kalian ga sah" tutur indah membuat aku kembali menangis. Yah aku menangis bahagia atas anugerah yang Allah berikan dengan kehamilanku ini, tapi aku juga sedih aku hamil justru disaat aku sudah sendirian dan tidak memiliki siapapun. "Syi, aku harus telpon sam untuk jemput kamu sekarang" kata indah sambil bersiap menelpon kak sam tapi aku langsung melarangnya "Jangan ndah, jangan rusak kebahagian kak sam, jangan buat kak sam semakin bimbang ndah" "Tapi syi, kamu hamil, dan anak kamu butuh sosok ayah yg akan menjaganya" "Ga ndah, aku akan jaga dan besarkan anak ini sendiri, kak sam sudah membuat pilihan dan aku ga ada didalam pilihan kak sam" "Tapi syi???" "Ndah kehamilan ini adalah anugerah dari Allah, Allah memberi aku malaikat kecil ini sebagai alasan aku untuk bertahan hidup, aku harus kuat demi dia" "Tapi sam harus tau syi" "Ga perlu Ndah, aku tau kehamilan ini saat kak sam sudah resmi menceraikan aku, jadi ini adalah tanggung jawab aku" "Syi ini kabar yang sudah lama kalian nantikan, aku yakin sam akan sangat bahagia mendengarnya" "Kak sam sekarang sudah punya bima ndah, aku ga mau anakku nanti merasa tersingkirkan dirumahnya sendiri seperti yang aku rasakan selama ini" "Trus apa rencana kamu syi?" "Aku akan pergi kemalang ndah, aku akan mulai hidup baru aku disana bersama malaikat kecil aku" "Syi, kamu perempuan paling kuat dan tegar yg pernah aku kenal, kenapa kamu ga tinggal disini aja syi, kamu bisa kerja diklinik aku seperti dulu" "Makasih ndah, tapi terlalu banyak kenangan disini, aku hanya ingin hidup tenang bersama anak ku" kataku membuat indah langsung memeluk erat diriku. Esok harinya aku berangkat kemalang, disana aku membuka toko kue kecil2an dengan modal yang aku miliki, alhamdulillah kehamilanku ini benar2 tidak rewel,aku tidak mengalami morning sickness yang parah, bahkan aku masih bisa membuat kue - kue untuk dijual, walau terkadang aku juga sangat sedih karena saat toko kue sedang sepi, aku harus makan seadanya,tidak jarang hanya makan roti sisa jualan, jangankan untuk membeli susu hamil untuk kontrol kebidan desapun aku harus berhemat. Mudah2an kamu tumbuh jadi anak sehat dan kuat ya nak walau kamu tumbuh dalam keterbatasan. Hingga akhirnya aku melahirkan seorang bayi tampan yang sehat. Walau lagi2 aku harus bersedih saat tidak ada yang mengadzankan bayiku. Akhirnya aku meminta tolong dokter yang membantuku melahirkan untuk mengadzankan bayiku. Bayi laki - laki yang aku beri nama "Arjuna Putra Samudera" yah biar bagaimanapun dia adalah anak kak sam, jadi aku menyematkan nama kak sam pada nama bayiku. Walau kak sam tidak akan pernah tau kalau ternyata dia memiliki anak laki - laki tampan selain bima. Karena aku memang tidak berniat untuk memberitahu kak sam, sebenernya jauh didalam lubuk hatiku ada kekhawatirkan bagaimana nanti saat arjunaku menanyakan ayahnya? Trus bagaimana anggapan masyarakat tentang juna yang lahir tanpa ayah. 16 tahun kemudian.... Arjunaku kini sudah tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan gagah. Dan dia sangat mencintai olah raga terutama bulu tangkis, aku mengerti kenapa akhirnya dia memilih jalan ini karena dengan dia semangat berolah raga tidak akan ada yang peduli dengan statusnya yang sering sekali dianggap sebagai "anak haram" oleh sebagian orang, karena sejak lahir ayahnya tidak pernah datang menemuinya. Arjunaku benar - benar pria yang tegar, awalnya juna sangat suka dengan pelajaran akademik, tapi karena terlalu banyak persyaratan dan berkas2 seperti akte kelahiran untuk dia bisa mendapatkan beasiswa akhirnya juna banting setir ke olah raga. Karir juna di bulu tangkis sangat gemilang, apalagi sejak dua tahun yang lalu juna terpilih masuk platnas sebagai atlet junior, dan hal itulah yang membuat aku harus pindah kejakarta demi mendampingi putra kesayanganku. Puncak karir juna saat dia sukses meraih mendali emas olimpiade disydney, yah di usia yang masih sangat muda bahkan paling muda, arjuna mampu melesat jauh meninggalkan senior - seniornya dan mampu meraih mendali emas dalam cabang tunggal putra. Eforia besarpun dilakukan untuk menyambut kepulangan arjunaku karena dia satu - satunya atlet yang mampu mempersembahkan medali emas untuk ibu pertiwi. Aku bahagia dan sangat banggga dengan kemenangan arjunaku, tapi jauh didalam hatiku, aku sangat takut saat semua station tv memberitakan tentang keberhasilan arjuna, aku takut kak sam tau tentang keberadaan juna dan mengusik hidup arjunaku yang baru mulai tertata, apalagi saat juna menghadiri acara persembahan juara, saat itu tanpa aku duga sama sekali, juna mengungkapkan jati dirinya, yah dari perkataannya aku bisa menangkap kebencian sekaligus kerinduan yang amat dalam terhadap sosok ayah. Hal ini bermula saat arjuna ditanya tentang sosok yang paling berperan dalam hidupnya. Dan arjunaku menjawab "Mama sosok paling berarti dalam hidup aku, dari sejak aku dikandungan mama berjuang sendirian untuk menghidupi aku, mama bekerja siang dan malam, dan mama selalu tegar menghadapi semua masalah dalam hidup karena mama memang sebatang kara" "Maaf kalau boleh tau bagaimana dengan papa anda?" "Sejak lahir aku memang ga pernah mengenal sosok papa aku, yang aku tau papa menceraikan mama saat mama sedang hamil aku, papa meninggalkan mama hanya demi wanita lain, yang bahkan sudah mama pilihkan untuk memberikan papa anak, karena dulu mama sempat divonis dokter tidak bisa punya anak, tapi setelah mereka mempunyai anak mereka menyingkirkan mama, dan Allah memberikan anugerah dengan menghadirkan aku dirahim mama, karena buat mama aku adalah alasanya untuk bertahan hidup" cerita arjuna membuat aku berlinang air mata, karena ternyata arjunaku begitu memendam rindu dengan kehadiran sosok papa. "Tapi hanya mama alasan aku untuk bisa sukses seperti ini, aku ga butuh papa yang bahkan ga pernah peduli dengan aku dan mama" ungkap Juna dan langsung turun dari panggung dan menghampiri aku yang duduk dikursi penonton dan langsung memeluk erat diriku, dan mengajak aku naik kepanggung. "Aku hanya perlu mama, aku ga perlu yang lain apalagi papa, aku hanya ingin membahagiakan mama, aku ga akan izinin siapapun membuat mama menangis lagi" kata juna sambil menghapuskan air mataku. Akhirnya sampai selesai acara aku mendampingi juna hingga akhirnya juna memperoleh hadiah tiga milyar dari pemerintah. Esok harinya saat aku ingin menjemput juna diplatnas Aku melihat sosok yang tidak asing bagiku. Yah... Kak sam ada disini, ini pasti efek dari acara kemarin. Aku masih terdiam mematung saat kak sam berjalan menghampiriku. "Kamu apa kabar syi?,kamu kemana aja? Selama ini kakak mencari kamu" kata kak sam sambil berniat memelukku tapi aku langsung menghindar sehingga kak sam tidak jadi memelukku "Aku baik - baik aja kak, kakak kesini pasti mau ketemu juna kan??" kataku sambil duduk dikursi disudut ruangan diikuti oleh kak sam "Iya syi, apa benar juna adalah anak kandung aku?" tanya kak sam penasaran. Mungkin memang ini saat yang tepat untuk memberitahu kak sam tentang juna "Iya kak, juna adalah anak kandung kakak" "Lalu kenapa kamu tidak pernah memberitahu kakak" "Sebenarnya saat malam terakhir kita, juna sudah memberitahu kita dengan membuat aku mual dan muntah - muntah tapi kita terlalu sibuk dengan pikiran kita masing - masing, karena besoknya saat aku ketempat indah aku pingsan dan ternyata aku sedang hamil 7 minggu" "Lalu kenapa kamu tidak kembali kerumah?? Perceraian kita tidak sah kalau kamu hamil" "Aku kembali kerumah,tapi aku lihat kakak, salma dan bima sangat bahagia dan aku ga mau merusak kebahagiaan kalian, apalagi malam itu kakak bilang dulu kakak ga bisa hidup tanpa aku, tapi sejak bima lahir kakak harus hidup demi bima, kakak ga pernah berpikir lalu apa alasan aku untuk bertahan hidup, karena saat itu hanya kakak satu - satunya yg aku miliki, tapi ternyata Allah sangat baik sama aku, Allah titipkan keajaiban dirahim aku, dan juna adalah alasan aku untuk bertahan hidup" "Lalu kamu kemana selama ini?? Kakak selalu mencari kamu, kakak sangat khawatir dengan kamu" "Bohong, kakak ga pernah benar - benar mencari aku, aku tinggal dimalang dideket rumahku yang dulu, dan aku ga pernah melihat kakak mencari aku kesana" "Iya syi, kakak memang ga mencari kamu kemalang, tapi kakak mencari kamu diyogya, karena kakak pikir kamu akan kembali keyogya, maafin kakak syi, kakak dah bikin kamu berjuang sendiri membesarkan anak kita"kata kak sam sambil mengenggam erat tanganku. Jujur sebenarnya ada kerinduan yang sangat dalam hatiku pada kak sam, tapi aku sendiri bingung harus bersikap seperti apa pada kak sam. Tiba - tiba arjuna memanggilku "Mama" panggil juna mengangetkanku "Juna sudah selesai nak latihannya" kataku sambil menghampirinya. "Siapa dia mah?" tanya juna menyelidik "Dia papa kandung kamu nak, papa yang selalu kamu tanyakan" jawabku sambil membelai rambut arjunaku "juna ini papa sayang, maafin papa ya nak" kata kak sam sambil ingin memeluk juna, tapi juna langsung menghindar "Mau apa kamu kesini??" tanya juna ketus "Juna kamu ga boleh seperti itu sama papa kamu nak" nasehatku karena terlihat sekali kebencian dimata juna "Mah, juna ga mau punya papa pengecut seperti dia" "Juna, kamu ga boleh bicara seperti itu" "Apa namanya kl bukan pengecut mah??? Dia meninggalkan mama yg udah memberikan dia kebahagian dengan mengorbankan kebahagiaan mama sendiri, tp hanya karena alasan akte dan masa depan anaknya dia malah meninggalkan mama tanpa peduli perasaan mama dan aku, padahal alasan dia itu hanya mengada2, aku sejak kecil selalu di cap sebagai "anak haram" dan masa depan aku ga terganggu, akte aku hanya ada nama mama,tapi aku masih bisa sekolah dan berprestasi,itu hanya alasan dia aja yang memang ingin meninggalkan mama" ungkap juna membuat aku sangat terkejut karena luka dihati juna sangat dalam. "Maafin papa juna, papa ga tau kalau mama kamu sedang hamil kamu" kata kak sam mencoba menenangkan juna "Apapun alasanya kamu munafik, kamu yg minta mama menjadi istri kamu dan kamu jg yang mencampakan mama, setelah semua kebahagiaan yang mama berikan sama kamu" "Juna mama juga salah sayang" "Mah juna udah tau smua mah, juna baca buku diary mama, juna janji mah, juna yang akan jagain mama dan ga ada lagi yang akan membuat mama menangis, apalagi dia" kata juna sambil menunjuk kearah kak sam membuat aku benar - benar sedih, aku sama sekali ga menyangka juna bisa terluka sedalam ini. "Juna, papa minta maaf, kamu memang berhak membenci papa, tapi tolong berikan papa kesempatan merawat kamu" "Buat apa??? Dulu disaat semua orang menganggap aku anak haram kamu dimana??? Disaat aku membutuhkan biaya untuk makan kamu dimana??? Hanya mama yg merawat aku, sekarang aku ga butuh kamu, dan aku ga akan biarkan kamu bikin mama nangis lagi" kata juna sambil mengajak aku pergi. Ya Allah aku ga pernah menyangka keegoisanku dengan memisahkan juna dan papanya membuat putraku memendam luka yang sangat dalam. Apa yang harus aku lakukan disatu sisi aku tau kak sam tidak mungkin mentelantarkan kami kalau dia tau aku pergi saat aku hamil, tapi entah karena kekecewaanku atas keputusan kak sam yang menceraikan aku membuat tidak ingin mengenalkan juna sama papanya, aku ga ingin juna merasakan apa yang aku rasakan, merasa terbuang dan tersingkirkan dikeluarganya sendiri. Tapi ternyata aku salah, dengan aku menjauhkan juna dan papanya malah membuat juna merasa tersingkirkan dan tidak diharapkan. Juna langsung mengajak aku pulang kerumah, selama perjalanan kami hanya terdiam dan terbenam dalam pikiran masing - masing, sampai nya dirumah aku membiarkan arjuna istirahat dulu karena nanti malam aku ingin berbicara empat mata dengan arjuna. Selesai solat isya aku masuk kedalam kamar juna, dan aku melihat juna langsung menghapus air matanya. "Kamu kenapa sayang? Kamu rindu dengan papa kan? Lalu kenapa kamu tolak papa" "Mah papa udah ninggalin kita mah, papa udah menyakiti mama" "Juna, maafin mama sebenarnya mama yang salah, mama yang tidak pernah memberitahukan kehadiran kamu sama papa kamu, mama yakin kalau papa tau mama hamil kamu papa akan menjaga dan merawat kita dengan baik" "Tapi kenapa papa tega menceraikan mama?" "Perceraian itu juga bukan kesalahan papa kamu, mama juga salah, mama yang memaksa papa kamu menikah dengan salma tanpa mama pikirkan papa akan jatuh cinta pada salma. Jadi papa menceraikan mama adalah konsekuensi perbuatan mama sendiri" "Tapi ini ga adil untuk mama, mama mengizinkan papa menikah agar papa bisa punya anak, dengan mengorbankan perasaan mama, tapi kenapa papa malah menceraikan mama" "Juna, perceraian mama dan papa itu takdir yang harus mama terima dengan ikhlas, mama tau sayang kamu sangat merindukan papa, jadi mama minta sama kamu buka hati kamu untuk papa"kataku sambil membelai lembut kepala juna yang bersandar dipangkuanku "Apa mama masih mencintai papa??" tanya juna membuat aku sangat kaget dengan pertanyaannya "Mama dan papa tumbuh bersama sejak kecil, karena mama dan papa dibesarkan sebagai adik dan kakak, dan papa adalah sosok kakak yang selalu melindungi mama, disaat semua orang meninggalkan mama, hanya papa yang menemani mama, bahkan papa sampai nekad melawan nenek dan kakek kamu untuk menikahi mama" "Jadi mama masih sayang dan cinta sama papa" "Juna, mama memang kecewa dengan papa, tapi mama ga bisa membenci papa, juna coba kamu lebih mengenal papa kamu, papa kamu orang yang sangat baik, mama tau selama ini kamu rindukan dengan sosok papa, dan sekarang dia ada mencari kamu nak, jadi kenapa kamu menolak papa kamu?" "Papa cari aku karena aku dah sukses kan mah, karena aku juara olimpiade smua orang bangga sama aku, kalau aku ga seperti ini apa papa mau nerima aku mah??" "Sayang, papa kamu baru mencari kamu sekarang karena dia baru tau kalau kamu ada nak, mama yang salah, mama yang tidak memberitahu kan papa kamu, papa kamu tidak seperti yg kamu pikirkan, dia pria yang sangat bertanggung jawab" "Kenapa si mama masih membela papa, padahal papa udah mengecewakan mama" "Juna,biar bagaimanapun mama ga akan pernah bisa benci papa kamu, karena papa kamu pernah menjadi orang paling spesial dihati mama, sebelum kamu lahir" "Juna ngerti sekarang mah, mama masih sangat mencintai papa kan?? " kata juna membuat aku terdiam dan kembali larut dalam pikiran aku sendiri, benarkah aku masih mencintai kak sam??? Kalau mau jujur aku tidak pernah bisa membenci kak sam bahkan saat dia menceraikan aku, tapi apakah aku masih mencintainya??? Aku sendiri bingung dengan perasaan ini "Suatu saat kamu akan ngerti sayang, ya udah sekarang kamu tidur ya, besok kamu harus latihan kan? " kataku sambil mencium kening juna dan keluar dari kamarnya karena aku semakin larut dengan pertanyaan juna, apakah benar aku masih mencint ai kak sam??? Akh sudahlah ada hal yang jauh lebih penting dibanding itu, aku harus bisa membuat juna merasakan kasih sayang papanya, aku harus membuat juna merasa nyaman dengan kak sam. Akhirnya setelah aku bisa menguasai pikiranku sendiri, aku langsung menelpon kak sam "Hallo assalamualaikum??" sapaku "Walaikumsalam, syira kamu masih simpan nomor aku" kata kak sam langsung mengenali suaraku "Iya kak, kak besok bisa kita ketemu?? Ada yang harus aku bicarakan tentang juna" kataku "Iya sayang, besok kakak jemput kamu dimana?" "Maaf kak aku dah ga nyaman dengan panggilan itu, kita ketemu dicafe aja ya kak, nanti aku kabarin tepatnya dimana" kataku sambil mengakhiri telpon dari kak sam. Entah kenapa saat kak sam panggil aku sayang, aku masih merasakan kenyamanan seperti dulu, tapi juga muncul kekecewaan yang mendalam, karena ternyata cinta kak sam tidak seabadi yang aku bayangkan. Esok harinya aku langsung menemui kak sam yang ternyata sudah menunggu dicafe tidak jauh dari rumahku. "Maaf ya kak aku telat" "Gpp syi, kakak rela kalau harus nunggu kamu" "Kak, salma tau kakak ketemu aku?" tanyaku membuat air muka kak sam berubah dan membuatnya terdiam "Kenapa kak??"tanyaku heran "kakak sudah bercerai dengan salma" jawab kak sam membuat aku kaget "Cerai kak?? Kenapa?? Lalu bima dimana??" "Ceritanya panjang syi,ternyata salma tidak selugu yang kita kira, salma mengkhianati kakak, dan yang lebih menyakitkan ternyata bima bukan anak kandung kakak"cerita kak sam membuat aku sangat kaget "Bukan anak kandung kakak?? Koq bisa kak" "Kamu ingat malam saat kamu paksa aku untuk tidur dengan salma, ternyata aku ga benar - benar berhubungan badan dengan salma, karena ternyata salma memberikan aku obat tidur sehingga malam itu aku hanya tertidur, dan yang lebih menyakitkan salma tau kalau saat itu dia sedang hamil dengan pacarnya" "Koq bisa??? Tapi kakak yakin bima benar - benar bukan anak kakak" "Iya syi, kakak langsung test DNA dan hasilnya bima memang bukan anak kandung aku, dan ternyata kakak baru tau salma mengunakan pelet agar kakak jauh dan benci sama kamu, makanya kakak bisa menceraikan kamu"jelas kak sam membuat aku terdiam " ya mungkin ini hukuman untuk kakak karena telah mencampakan kamu" "Udahlah kak kita ga usah bahas masa lalu ya, lagi pula aku menemui kakak karena juna" "Juna pasti sangat marah dan kecewa kan syi sama kakak" "Masa kecil juna memang sangat berat kak, sejak dalam kandungan dia sudah hidup dalam keterbatasan, bahkan saat lahir hanya dokter yg mengadzankan dia, apalagi saat kecil dia ga pernah punya teman karena selalu dicap sebagai anak haram, puncaknya saat Juna berprestasi disekolah dan dia terpilih sebagai duta sekolah untuk olimpiade fisika tapi tiba2 semua itu hancur saat smua orang menanyakan kejelasan status juna dan akhirnya juna gagal ikut olimpiade fisika, dia sempet mogok sekolah karena malu dan beralih kebulu tangkis, tekad juna cuma satu dia ingin menunjukan kesemua orang tanpa ayah dia bisa sukses dan alhamdulillah sekarang juna bisa meraih mimpinya, jadi kalau kakak minta juna langsung menerima kakak dengan hangat itu ga mungkin kak" " kenapa kamu tega memisahkan kakak dan juna syi, sementara kamu tau Juna adalah anak yg selama ini kita nanti kan syi" " ga kak, saat itu kakak udah punya bima anak kesayangan kakak sampai kakak tega menyingkirkan aku, dan aku ga mau juna merasakan hal yang sama disingkirkan oleh keluarganya sendiri" " tapi kamu tetap ga berhak memisahkan ayah dan anak sampai akhirnya skrg juna sangat membenci kakak" "Aku tau kak aku , tapi kakak ga pernah ada diposisi aku,saat kakak menikahi salma kakak melihat aku tersenyum tapi aku cuma manusia biasa kak, hati aku hancur melihat suami yg sangat aku cintai menikahi perempuan lain, dan saat aku memaksa kakak untuk tidur dengan salma aku menangis semalaman tapi aku berusaha tegar karena aku yakin akan ada pelangi setelah hujan, tapi ternyata pelangi itu bukan milik aku, karena aku justru melihat, semakin hari suamiku semakin jatuh cinta dengan istri mudanya dan cintanya sama aku semakin pudar,bahkan kakak mulai menganggap aku ga ada dirumah itu, puncaknya malam itu, kakak datang dan bilang ingin menceraikan aku hanya karena status bima, padahal dari awal kita dah sepakat bima akan jadi anak kita berdua, tapi nyatanya kakak malah menceraikan aku dan memilih salma,, ok, malam itu aku memang berusaha tegar dan tetap tersenyum, karena bagi aku kakak bukan hanya suami aku tapi juga kakak yang selalu melindungi aku, makanya aku hanya minta satu malam tidur dipelukan kakak, walau kakak dengan kejamnya bilang "hal itu ga akan merubah keputusan kakak untuk menceraikan aku" kakak ga tau bagaimana hancurnya hidup aku mendengar perkataan kakak itu, walau malam itu aku bisa tetap tersenyum bahkan masih mau melayani kakak, tapi sebenernya aku sudah ga punya roh saat itu, aku udah ga punya tujuan hidup. Kalau ga ada juna dirahim aku mungkin aku udah nekad mengakhiri hidup aku kak, karena hidup aku saat itu udah sangat tragis dan menyakitkan, aku sebatang kara, ga punya keluarga, satu2 nya orang yang peduli sama aku telah membuang aku seperti sampah, apa alasan itu ga cukup buat aku membenci kakak???? Walau kenyataannya aku ga pernah bisa membenci kakak?? Kakak tau, berapa banyak uang yang aku bawa hari itu? Hanya 1 juta,iya kakak memang menawarkan banyak uang bahkan biaya hidup untuk aku, tapi untuk apa, kalau hari itu aja aku ga yakin, apa besok aku masih bisa bertahan hidup, sampai akhirnya aku tau, ada Juna didalam rahim aku, anak yang selama ini aku rindukan, dan ternyata dia adalah alasan aku untuk hidup. Akhirnya setelah menjual mas kawin yang aku bawa aku memutuskan untuk pergi kemalang dan aku sengaja ngontrak rumah dekat dengan rumah aku dulu, karena masih ada sedikit harapan kakak akan mencari aku kesana, tapi ternyata kakak ga pernah datang mencari aku, disana aku membuka toko kue, tiap hari aku bangun jam 3 pagi untuk membuat kue, dan alhamdulillah juna sejak dalam kandungan ga pernah rewel sama sekali, bahkan saat kue - kue aku ga laku, dan aku sama sekali ga punya uang untuk membeli makanan maka sharian itu kita hanya makan roti yang tidak habis, juna ga pernah rewel dia malah yang selalu menghibur aku dengan bilang "kue buatan mama paling enak, juna suka sekali makan kue mama" walau ga jarang aku liat juna masih terlihat lapar apalagi saat teman - temannya bisa jajan dan dia ga, juna ga pernah mengeluh, dia jadikan setiap kesulitan yang dia hadapi sebagai cambuk untuk dia bisa sukses, sampai akhirnya sekarang dia mampu meraih mimpinya" ceritaku mengungkapkan semua luka yang ada dihatiku membuat kak sam sampai menitikan air mata "Kakak tau syi, dosa kakak sama kamu dan juna sangat banyak, kamu memang pantas membenci kakak syi" kata kak sam terisak "Kak, udah aku bilang aku ga pernah bisa membenci kakak, buktinya nama juna "Arjuna Putra Samudera" karena kakak memang papanya arjuna sampai kapanpun" "Syi, maafin kakak syi walau kesalahan kakak udah terlalu besar sama kamu dan juna, sekarang apa yang bisa kakak lakukan untuk menebus semua kesalahan kakak syi?"" "Jadi papa yang terbaik untuk arjuna kak" " tapi juna sangat membenci kakak" " Juna ga pernah membenci kakak, dia justru sangat merindukan sosok kakak, memang ga mudah kak untuk mengambil hati juna, tapi aku yakin kalau kakak mau berusaha pasti bisa, cerita antara aku dan kakak memang udah hancur kak, tapi jalan hidup juna masih panjang dia sangat membutuhkan kakak" kataku membuat kak sam langsung menggenggam tanganku "Syi, apa kamu mau nerima kakak lagi??" tanya kak sam membuat aku kaget "Maaf kak, aku ga bisa, tapi kita masih tetap bs berhubungan baik,kakak adalah kakak aq sampai kapanpun" "Kamu mau menganggap kakak sebagai kakak kamu lagi syi??" "Dulu aku memang sangat marah sama kakak, tapi demi juna, kita harus kompak kak, demi masa depan anak kita" "Syi, makasih ya, selama ini kamu dah berjuang sendiri membesarkan anak kita, sampai juna tumbuh menjadi anak yang sukses seperti ini, kamu memang perempuan hebat syi, sama seperti mama" kata kak sam mengingatkan aku tentang mama "Oya, mama dan papa apa kabar kak?" "Mama udah meninggal syi, saat tau aku menceraikan kamu dan kamu pergi tanpa kabar mama sangat kecewa dan marah sama aku, setiap hari mama nangis dan mencari kamu, sampai penyakitnya kambuh dan setahun sejak kamu pergi, mama meninggal syi" cerita kak sam membuat aku langsung berurai air mata "Trus papa gmn kak?" "Setahun setelah kepergian mama, papa juga nyusul mama syi.." jawab kak sam membuat aku semakin sedih dan merasa bersalah karena pergi tanpa pamit sama kedua orang tua yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang. "Kakak bisa antar aku kemakam mama dan papa" pintaku setelah bisa menguasai perasaanku sendiri. Akhirnya kak sam mengantarku tempat pemakaman mama dan papa. Sesampainya disana aku langsung besimpuh disamping makam mama dan papa "Mah, pah, maafin syira pergi tanpa pamit sama mama dan papa, maafin syira yang selama ini selalu menjadi beban pikiran mama dan papa, sampai mama dan papa pergipun syira ga tau, maafin syira mah pah" ucapku berurai air mata "Kamu ga salah syi, ini semua kesalahan aku, kalau aja aku ga berbuat kesalahan fatal pasti sekarang kita udah hidup bahagia" kata kak sam mencoba menenangkanku. Setelah aku selesai berdoa dan merasa sedikit tenang, aku dan kak sam pergi keplatnas untuk menjemput Juna yang pasti sudah selesai latihan. Dan benar saja ketika aku dan kak sam sampai Juna ternyata sudah selesai latihan dan sedang istirahat dikamarnya. "Mama, mama kenapa?? Kenapa mata mama sembab, pasti kamukan yang sudah bikin mama nangis??? Pergi kamu dari sini" kata juna ketika melihat mataku sembab "Juna, mama nangis bukan karena papa, tapi mama habis ziarah kemakam oma dan opa kamu" kataku mencoba menenangkan Juna yang terlihat sangat emosional "Mama ngapain si masih ketemu dia mah?? Junakan udah bilang jangan ketemu dia lagi" "Juna suka ga suka dia tetap papa kandung kamu, mama ga pernah ajarin kamu untuk jadi anak pendendam,tiap orang punya kesalahan dan masa lalu dan yang terpenting papa kamu udah menyadari kesalahannya, dan dia pengen menebus semua kesalahannya" "Ga perlu mah..." "Juna, tolong demi mama, kalau kamu ga mau maafin papa kamu, artinya kamu jg sedang menghukum mama, karena mama yang telah memisahkan kalian, karena mama yang ga pernah memberitahukan kehadiran kamu sama papa kamu" "Tapi mah..." "Sayang... Dari kecil kamu selalu jadi kebanggaan mama, kamu adalah penyelamat hidup mama, kamu ga mau kan buat mama ngerasa bersalah terus seumur hidup mama, kalau kamu ga bisa maafin papa kamu" "Mah, juna ga butuh dia mah, juna cuma butuh mama" "Sayang.. Tolong kamu coba mengenal papa kamu ya..." "Juna papa mohon tolong kasih papa kesempatan untuk bisa menyayangi kamu, papa tau kesalahan papa sangat besar, tapi tolong kasih papa kesempatan" kata kak sam mencoba merayu juna "Ya udah kalian ngobrol aja dulu berdua, biar bisa lebih saling mengenal, mama tinggal dulu ya" "Mah, ga perlu..." "Sayang, please demi mama ya..." pintaku membuat juna akhirnya mau juga aku tinggal berdua dengan kak sam. Aku berharap mereka bisa ngobrol dari hati kehati dan juna bisa menerima dan memaafkan kak sam. ********